Next Level Study
Keep Enjoy With US 😊

Students

Pelajar Indonesia Salah Satu Terendah di Dunia Skor Matematika-Membaca

NEXT-LEVEL-STUDY.COM-

Kualitas pendidikan di Indonesia secara umum masih rendah, padahal pendidikan merupakan salah satu cara penting dalam mendukung impian besar Indonesia untuk menjadi negara maju.

Pendidikan sangat penting karena diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan mendorong ekspansi perekonomian nasional.

Pada Minggu, 2 April 2024, saat debat Pilpres 2024, isu kualitas pendidikan akan diangkat. Pembahasan kelima akan mengangkat topik Bantuan Sosial Pemerintahan, Kebudayaan, Persekolahan, Inovasi Data, Kesejahteraan, Bisnis, SDM dan Pertimbangan.

Pembahasan kelima merupakan pembahasan terakhir sebelum masa misi memasuki masa damai pada 10 Februari.

Nilai PISA Turun Tajam, Sifat Pengajaran Bahasa Indonesia Sebenarnya Rendah

Mulai sekitar tahun 2000, Association for Financial Co-activity and Improvement (OECD) telah melakukan survei yang andal terhadap kondisi pendidikan suatu negara melalui Program for Global Understudy Appraisal (PISA) untuk menilai prestasi siswa yang berusia 15 tahun dengan cepat.

 

Baru-baru ini, pada 5 Desember 2023, OECD merinci dampak skor PISA Indonesia periode 2022 yang dampaknya turun signifikan. Sejujurnya, nilai pendidikan Indonesia adalah yang paling rendah di antara nilai PISA pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di Tanah Air masih buruk kualitasnya.

Seperti yang terlihat pada kenyataan di atas, penilaian OECD melalui PISA bergantung pada tiga sudut pandang, yaitu Matematika, Membaca dan Sains. Jika hal ini belum jelas, studi PISA 2022 seharusnya dilakukan pada tahun 2021, namun ditunda karena pandemi virus Corona.

Pada PISA 2022, penilaian berpusat pada kemampuan siswa dalam matematika dengan penekanan yang lebih menonjol pada pemikiran numerik. Survei PISA 2022 disebut-sebut menjadi studi komprehensif pertama yang mengumpulkan data mengenai dampak global pandemi Covid-19 terhadap prestasi siswa.

Indonesia juga gagal pulih dari dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan nilai PISA turun tajam. Pandemi menyebabkan kegiatan belajar dan mengajar menjadi terhambat, sehingga kemampuan siswa dalam menafsirkan materi menjadi berkurang.

Meski skornya menurun, Indonesia tetap mempertahankan peningkatan peringkat PISA globalnya menjadi peringkat 66 dari 81 negara pada tahun 2022 atau peringkat ke-15 terbawah di dunia. Prestasi ini meningkat dari posisi PISA 2018 yang berada di peringkat 72 dari 79 negara peserta.

Penelitian Global Education Monitoring (GEM) UNESCO 2020 menunjukkan bahwa alokasi anggaran digunakan untuk memberantas Covid-19, yang mengakibatkan penurunan kualitas pendidikan di seluruh dunia.

Sifat pendidikan di Indonesia pada dasarnya belum unggul meskipun anggaran pengajarannya terus meningkat. Badan publik menetapkan rencana keuangan pelatihan sebesar Rp665 triliun atau 20 persen dalam APBN 2024.

Pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20% dari total APBN sesuai amanat UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Kebijakan tersebut sudah dimulai sejak 2009.

Sejak tahun itu, otoritas publik telah memenuhi persyaratan rencana keuangan sekolah sebesar 20% dari APBN. Selain itu, anggaran pendidikan meningkat sebesar 206,8% antara tahun 2010 dan 2024, dari Rp 216,72 triliun menjadi Rp 665 triliun.

Partisipasi sumber daya manusia di pasar tenaga kerja masih rendah akibat rendahnya kualitas pendidikan.

Lemahnya kualitas tenaga kerja ini disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan. Tenaga kerja di negara ini masih didominasi oleh orang-orang yang berpendidikan rendah, namun ketika tingkat pengangguran nasional turun, maka tingkat pengangguran lulusan universitas pun meningkat.

Daya saing SDM Indonesia menduduki peringkat ke-40 dari 63 negara berdasarkan World Competitiveness Yearbook (WCY) tahun 2020. Indonesia turun delapan peringkat dibandingkan tahun lalu.

Indeks Modal Manusia (HCI) juga dihitung oleh Bank Dunia untuk menilai sejauh mana pendidikan dan kesehatan mempengaruhi produktivitas di masa depan. Pada tahun 2020, HCI Indonesia sebesar 0,54 dan menempati peringkat 96 dari 175 negara.

Hingga Agustus 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan 52,41 persen angkatan kerja terdiri dari masyarakat dengan pendidikan dasar.

Sebaliknya, pada periode yang sama, terdapat 7,86 juta pengangguran terbuka, turun 560.000 dibandingkan tahun sebelumnya. Terjadi pula penurunan kurang lebih 130.000 orang dibandingkan kondisi Februari 2023.

Berkurangnya angka pengangguran ini merupakan berita yang menggembirakan karena menunjukkan adanya pemulihan moneter setelah pandemi. Namun sayangnya, hal ini tidak sejalan dengan masuknya tenaga kerja dari sektor pendidikan tinggi.

Pendukung utama penurunan pengangguran masih disumbangkan oleh seksi pendidikan dasar (SD/SMP atau sejenisnya) dan pendidikan tambahan (SMA/SMK) yang keduanya bersifat kontrak. Di sisi lain, angka pengangguran lulusan perguruan tinggi atau D3 ke atas justru meningkat dari 4,76 persen menjadi 5,10 persen.

Pasca terdampak pandemi Covid-19, perekonomian semakin pulih sehingga semakin sulit bagi lulusan baru untuk mendapatkan pekerjaan. Jika kita melihat penduduk muda berusia 15 – 24 tahun, data BPS menunjukkan angka pengangguran sangat tinggi, yakni mencapai 19,40%. 19 dari 100 angkatan kerja muda adalah pengangguran, jika kita bandingkan dengan mereka.

Kemungkinan seseorang menghasilkan lebih banyak uang biasanya berkorelasi dengan tingkat pendidikannya. Jadi seharusnya, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin besar kemungkinannya untuk mendapatkan pekerjaan baru dengan kenaikan gaji yang lebih tinggi. Namun sayang, yang terjadi saat ini adalah kebalikannya.

Tenaga kerja yang berpendidikan rendah lebih rentan terhadap perolehan gaji yang tidak mencukupi, hal ini dapat menimbulkan kemelaratan yang menyulitkan individu untuk mencapai kesejahteraan.

Sumber berita: https://www.cnbcindonesia.com/research/20240131161319-128-510569/skor-matematika-membaca-pelajar-ri-salah-satu-terendah-di-dunia

Pelajar Indonesia Salah Satu Terendah di Dunia Skor Matematika-Membaca Read More »

Model Pendidikan Masa Depan Negara Bisa Tanpa Kelas

Sumber gambar: https://corp.kaltura.com/blog/digital-classroom/

NEXT-LEVEL-STUDY.COM-Kemajuan teknologi yang luar biasa menyiratkan bahwa dunia pendidikan terus berubah dari waktu ke waktu. Ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, tren pembelajaran hybrid mulai meningkat. Wali kelas ditinggalkan oleh siswa. Inovasi dan penerapan menggantikan ruang belajar di dunia nyata.

Harapan terhadap pelatihan tanpa masuk kelas hampir terwujud, padahal banyak lubang, pertanyaan dan kemalangan belajar yang muncul karena pergerakan gaya belajar. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, tidak menutup kemungkinan di masa depan masyarakat tidak akan lagi fokus pada tempat-tempat biasa.

Siswa mungkin hanya perlu mempelajari beberapa mata pelajaran yang paling sesuai dengan minatnya dan akan menjadi profesinya di masa depan karena jadwal belajar jauh lebih fleksibel. Fenomena tersebut menggambarkan sejumlah ciri pendidikan tanpa ruang kelas yang futuristik.

Tanpa Tembok, Tanpa Aturan Di dunia yang semakin terhubung, batasan-batasan tradisional mulai menghilang. Ini adalah pernyataan terobosan bahwa pendidikan dapat dilakukan kapan saja dan di lokasi mana pun, dimana negara di masa depan tidak akan memiliki ruang kelas. Tanpa batasan tembok wali kelas, siswa pada umumnya tidak dibatasi oleh keputusan yang membatasi kapasitas mereka yang sebenarnya. Ini adalah ujian untuk membebaskan otak dari belenggu kenyataan.

Kolaboratif dan Global

Negara-negara yang tidak memiliki wali kelas membuka pintu bagi upaya terkoordinasi di seluruh dunia tanpa batasan geografis. Siswa dapat berpartisipasi dalam percakapan dan usaha patungan dengan teman-teman mereka di berbagai wilayah di planet ini. Pendidikan tidak selalu terbatas pada perspektif lokal, namun menjadikan masyarakat dunia mampu berpikir internasional. Ini adalah ajakan untuk melepaskan diri dari adat istiadat dan membangun zaman yang tidak hanya berkemampuan lokal, namun juga siap bersaing di kancah dunia.

Guru yang Berubah Menjadi Kurator Pengetahuan

Peran guru akan berubah drastis. Mereka kini menjadi kurator ilmu sekaligus guru. Dengan akses terhadap inovasi penentu tren, instruktur dapat mengarahkan siswa melalui serangkaian peluang pertumbuhan yang disesuaikan. Pendidik menjadi fasilitator ilmiah, membantu siswa menemukan dan menyelidiki kelebihan mereka sendiri. Hal ini merupakan peralihan dari pendekatan yang bersifat universal dan menuju pembelajaran yang lebih individual.

Pembelajaran Berbasis Keterampilan

Pembelajaran di masa depan, tanpa wali kelas, juga akan menampilkan pentingnya perolehan berbasis keterampilan. Siswa diuji berdasarkan pengetahuan akademis mereka, tetapi juga pada kemampuan mereka untuk berpikir secara mendasar, berkomunikasi secara nyata, dan bekerja sama. Perkembangan dan imajinasi dihargai, namun dihargai sebagai pusat kemampuan di dunia yang selalu berdampak.

Perpaduan Inovasi Peningkatan Realitas (AR) dan Augmented Reality (VR).

Pengajaran gratis di ruang belajar juga menggabungkan perpaduan inovasi AR dan VR sebagai bagian penting dari pembelajaran sehari-hari. Siswa membaca lebih dari sekedar tentang sejarah; mereka mengalami sejarah melalui pemeragaan VR. Sains tidak hanya diperoleh dari buku, namun diselidiki melalui pertemuan cerdas dengan memanfaatkan AR. Ini lebih dari sekedar kemajuan teknologi; ini juga menandai pergeseran dalam pemahaman dan penyimpanan informasi kita.

Tentu saja, kejadian ini tidak lagi mengherankan siapa pun, karena metaverse hampir mengejutkan umat manusia di seluruh dunia dua tahun lalu. Bahkan saat ini, ada beberapa alasan yang dinamis di metaverse.

Analisis Pandangan Dunia Tradisional

Dalam gagasan sebuah negara tanpa ruang belajar, kita harus menyelidiki dan mengecam standar adat. Apakah tes yang disetujui pemerintah benar-benar mencerminkan wawasan seseorang? Apakah gelar sarjana merupakan bagian utama dari kemajuan? Ini adalah masalah memisahkan dinding pemikiran yang dikembangkan selama bertahun-tahun dan mencari pendekatan yang lebih baik untuk mengukur dan mengevaluasi pencapaian.

Akses Pendidikan untuk Semua

Menghilangkan batasan ruang belajar juga berarti memberikan instruksi kepada orang-orang yang baru-baru ini diremehkan. Di negara masa depan tanpa wali kelas, sumber daya pendidikan akan terbuka untuk semua orang, tanpa memedulikan yayasan atau wilayah geografis. Ini adalah tahap awal untuk melawan ketimpangan pendidikan yang selama ini menjadi momok bagi beberapa tatanan sosial. Mungkin pada saat itu, semua lulusan sekolah menengah bisa menjadi lulusan karena mendaftar ke sekolah itu semudah mendaftar ke sekolah menengah.

Membangun Masyarakat yang Berpikir Kritis

Pendidikan di masa depan tidak hanya sekedar memperoleh pengetahuan; sebaliknya, ini juga tentang mengembangkan pemikiran kritis. Siswa didorong untuk menjawab, bertanya, dan mencari balasan. Mereka mendapatkan data dari para pendidik, namun tetap memikirkan cara menyalurkan dan menilai data dengan susah payah. Di sini penalaran yang menentukan dihargai sebagai keahlian yang penting.

Tantangan dan Resistensi

Namun, seperti halnya setiap gagasan dan prediksi mengenai kemajuan pendidikan, gagasan tentang negara tanpa ruang kelas pasti akan mendapat tentangan. Perubahan pada umumnya menimbulkan kegelisahan, dan banyak yang mungkin menuntut kecenderungan lama. Pendidik, pelajar, dan bahkan wali mungkin menentang perubahan ini, karena menganggapnya membahayakan kesehatan yang ada.

Masa Depan yang Tidak Dapat Dipahami

Menuju masa depan yang modern dan instruktif adalah sebuah ujian sehingga kita siap menghadapi perubahan yang cepat dan eksentrik. Sebuah negara tanpa wali kelas mungkin hanya sekedar harapan saat ini, namun ingat, ketika Uber mengambil alih taksi tradisional, wilayah lokal di dunia pasti harus mengikuti perkembangan kemajuan. Gagasan tentang sekolah kasar adalah salah satu jenis yang mewakili hal-hal yang akan datang dari pelatihan. Sudahkah kita mengatur untuk menghadapinya?

 

Sumber Berita: https://news.detik.com/kolom/d-7166372/negara-tanpa-ruang-kelas-model-pendidikan-masa-depan.

Model Pendidikan Masa Depan Negara Bisa Tanpa Kelas Read More »

Sekolah di Finlandia Membentuk Karakter Siswa dengan Pengalaman

Sumber berita: https://timesofmalta.com/article/interview-the-secrets-to-finlands-educational-success.662229

NEXT-LEVEL-STUDY.COM-Pendidikan di Finlandia selama beberapa waktu dianggap sebagai yang terbaik di dunia. Salah satu kemajuan yang dilakukan adalah meninggalkan kerangka pembelajaran repetisi dan beralih ke pembelajaran berbasis perjumpaan.

Sejak lama, pemerintah dan pendidik di Finlandia sangat serius dalam menciptakan pendidikan, mengingat konsistensi dalam bidang-bidang seperti kemahiran dan numerasi. Oleh karena itu, terdapat kemajuan pesat dalam membaca, aritmatika, dan sains, khususnya dalam skor Program for International Understudy Appraisal (PISA).

Guru sekolah Finlandia dan guru di University of Melbourne di Australia, Pasi Sahlberg, menyatakan bahwa meskipun skor PISA tidak tertandingi, para pendidik tidak fokus untuk mengejarnya dalam kerangka pembelajaran.

“Kami berencana anak-anak muda memikirkan cara belajar, bukan cara mengerjakan tes. Kami tidak terlalu tertarik pada PISA. Itu bukan tujuan kami,” ujarnya seperti dikutip Majalah Smithsonian.

Merakit Kepribadian Anak Muda dengan Pembelajaran Berbasis Pengalaman

Sistem sekolah Finlandia dibagi menjadi dua tingkat atau lembaga. Pertama-tama, ada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki kewenangan secara umum dan bertanggung jawab atas semua pendidikan yang didukung administrasi.

Lalu ada badan-badan publik yang bertanggung jawab atas pengajaran dan perawatan remaja, sekolah pra-penting, sekolah dasar, sekolah umum dan profesional serta pelatihan dan persiapan orang dewasa.

“Organisasi ini bertanggung jawab atas kemajuan pendidikan yang mengakar dan pendidikan pemuda di Finlandia, serta internasionalisasi melalui perdagangan pelajar, pelajar, pendidik dan analis,” kata Olli-Pekka Heinonen, pengawas Organisasi Pelatihan Umum Finlandia , dikutip dari situs Middle for Public Effect.

Selain itu, ia memahami bahwa peningkatan instruktif menekankan pembelajaran bukan melalui retensi pengulangan, melainkan melalui pengalaman.

“Ini terkait dengan penguasaan kemampuan dasar melalui permainan dan pengembangan kepribadian mereka dalam pelatihan pemain muda,” kata Heinonen.

“Pada titik itulah mereka memikirkan cara mengelola perubahan, menyampaikan, dan bekerja sama. Inti dari rencana pendidikan sekolah esensial publik yang baru adalah cara untuk membantu setiap anak muda berkreasi dan berkembang sebagai individu dan warga negara. sesuatu yang harus diselesaikan. Ternyata semakin signifikan,” imbuhnya.

Guru yang Berpartisipasi Aktif: Memahami Kurikulum dan Karakter Anak

Heinonen menyatakan bahwa para guru sangat terlibat dalam pengembangan pendidikan ini dan menyadari kemajuan dan metode pembelajaran anak.

Kontribusi para pendidik mencerminkan status mereka yang tinggi di masyarakat Finlandia, dan juga cara sistem sekolah di negara tersebut memberikan kekuatan untuk dieksplorasi dan membuktikan apa yang berhasil.

Selain itu, pendidikan di Finlandia juga tidak memiliki diktat yang terkonsentrasi di sini. Semua hal dianggap sama, pendidik dan sekolah memiliki banyak ahli dalam menentukan gaya dan strategi pertunjukan mereka. Hal ini juga mendukung perubahan rencana pendidikan di Finlandia.

Heinonen menjelaskan, “Pertanyaannya adalah bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai, dan ini bergantung pada masing-masing sekolah dan guru. Kurikulum hanya menetapkan tujuan inti yang harus dipenuhi.”

Memanfaatkan Riset Belajar Mengajar Terkini Guru menggunakan riset belajar mengajar terkini

Untuk menerapkan kurikulum yang mencerminkan karakter siswanya.Di Finlandia, para pendidik memiliki gelar Pascasarjana di tingkat perguruan tinggi, sehingga mereka memiliki kemampuan instruktif untuk menggunakan bukti berbasis penelitian.

“Kami percaya ini adalah strategi paling efektif untuk perubahan yang sistemik dan bertahan lama. Kami memiliki organisasi dan sekolah yang dapat melakukan penyesuaian terhadap perubahan,” kata Heinonen.

“Kami ingin terhubung dengan banyak hal menarik yang terjadi di seluruh dunia karena ini adalah cara terbaik untuk mempelajari hal-hal baru. Meski begitu, kami fokus pada kemampuan dan kapasitas masa depan (anak-anak),” tambahnya.

Pembelajaran Luar Biasa

Belajar di Luar Kelas Pembelajaran di luar kelas hanyalah salah satu dari banyak contoh menarik kemajuan pendidikan Finlandia.

Heinonen menguraikan, “Dengan memperkenalkan lapisan yang kami sebut ‘pembelajaran berbasis fenomena,'” “sampai batas tertentu, kami mendobrak batasan setiap mata pelajaran.”

Menurutnya, pembelajaran ini bisa menjadi alternatif bagi generasi muda untuk mempelajari berbagai substansi.

Misalnya saja dengan mengatur penampilan suatu usaha atau organisasi, mengatur sandiwara, atau memperkirakan kualitas air di danau terdekat. Kemudian mereka akan menggunakan informasi tersebut dan meneruskannya ke pihak terkait atau spesialis tertentu.

“Ini adalah pendekatan kerja yang menggarisbawahi pentingnya seluruh wilayah sekolah. Ini lebih komprehensif daripada hanya diselesaikan di satu kelas dengan satu pendidik, dan merupakan bagian utama dari rencana pendidikan dibandingkan ditempatkan di satu ruangan. ,” memahami Heinonen lebih jauh.

Kemajuan seperti ini diyakini akan membantu sekolah dan guru beradaptasi terhadap tantangan seperti meningkatnya jumlah anak Finlandia.

“Kami jamin semua anak mempunyai kemungkinan untuk mencapai kapasitasnya yang sebenarnya,” tandasnya.

 

Sumber berita: https://www.detik.com/edu/edutainment/d-7166837/bukan-hafalan-pendidikan-di-finlandia-bangun-karakter-siswa-dengan-pengalaman.

Sekolah di Finlandia Membentuk Karakter Siswa dengan Pengalaman Read More »

Permasalahan Pendidikan Karakter di Sekolah di Era Digital: Perspektif yang Berubah

Sumber gambar: https://joinhandshake.com/blog/students/navigating-life-after-college-tips-from-a-25-year-old/

NEXT-LEVEL-STUDY.COM-Di banyak negara, termasuk Indonesia, pendidikan karakter telah menjadi pusat perhatian dalam proses pendidikan. Namun upaya pembentukan karakter siswa menghadapi kendala baru di era digital. Pelatihan karakter saat ini tidak hanya bergantung pada iklim sekolah dan keluarga saja, namun juga dipengaruhi oleh dampak komputerisasi yang semakin merambah ke dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan menyelidiki kesulitan pelatihan karakter dalam periode komputerisasi di sekolah berdasarkan tiga referensi buku harian terkait.

Dampak Hiburan Virtual terhadap Pelatihan Karakter

Salah satu kesulitan mendasar dalam pelatihan karakter di era komputerisasi adalah dampak hiburan berbasis web. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smith dan Wilson (2019), pemanfaatan hiburan online yang tidak wajar dapat mengganggu perkembangan individu generasi muda. Hiburan virtual memberikan akses mudah ke konten yang mungkin tidak sesuai dengan kebajikan yang ditunjukkan di sekolah. Misalnya, melalui panggung hiburan berbasis web, siswa dapat dihadapkan pada perilaku yang menipu seperti pelecehan internet, penyebaran data palsu, dan substansi yang tidak pantas.

Selain itu, individualisme dan egosentrisme siswa dapat diperkuat oleh media sosial yang dapat menghambat pengembangan karakter kuat berdasarkan nilai-nilai seperti empati, kerjasama, dan kejujuran. Selanjutnya, sekolah perlu mengoordinasikan pelatihan tentang pemanfaatan hiburan virtual yang dapat diandalkan dalam rencana pendidikan mereka, serta melibatkan wali dalam memeriksa latihan berbasis web anak-anak mereka.

Kurangnya Pemahaman terhadap Moral yang Terkomputerisasi

Akhlak yang terkomputerisasi merupakan bagian penting dari kepribadian persekolahan di zaman maju. Penelitian Jones (2020) menunjukkan bahwa pembentukan karakter daring yang bertanggung jawab sangat terhambat oleh kurangnya pemahaman pendidik dan siswa terhadap etika digital. Siswa sering kali tidak mengetahui akibat dari aktivitas berbasis web mereka, seperti menyebarkan data yang menyesatkan, meretas catatan orang lain, atau berpartisipasi dalam kecerdasan digital.

Pendekatan penanggulangan yang komprehensif diperlukan di sekolah untuk berupaya memahami moral yang terkomputerisasi. Hal ini mencakup memasukkan pelajaran etika digital ke dalam kurikulum, memberikan pelatihan khusus kepada pendidik tentang cara mengajarkan etika digital, dan menetapkan kebijakan sekolah yang jelas tentang bagaimana teknologi digunakan dalam lingkungan pembelajaran.

Perubahan Pandangan Dunia dalam Pendidikan dan Pembelajaran

Satu lagi ujian dalam pelatihan karakter di masa komputerisasi adalah perubahan cara pandang dalam mendidik dan belajar. Sesuai penelitian yang dipimpin oleh Brown (2021), penggunaan inovasi terkomputerisasi dalam siklus pendidikan berdampak pada cara siswa berkolaborasi dengan topik dan individu siswa. Hal ini memicu kebutuhan akan cara yang lebih serbaguna untuk menangani gagasan pelatihan, di mana guru harus mempertimbangkan kecenderungan belajar siswa yang berbeda-beda dan menetapkan kondisi pembelajaran yang komprehensif.

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan ke dalam konteks digital menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek, kolaboratif, dan reflektif. Hal ini memungkinkan siswa untuk menumbuhkan kemampuan sosial, inisiatif dan kasih sayang melalui upaya bersama berbasis internet, serta refleksi terhadap peluang pertumbuhan mereka.

Dalam menghadapi kesulitan pelatihan karakter di era komputerisasi, upaya bersama antara sekolah, wali murid, dan wilayah setempat yang lebih luas sangatlah penting. Dengan memahami dampak hiburan online, memperluas pemahaman tentang moralitas maju, dan merangkul pembelajaran serbaguna, sekolah dapat membantu siswa dengan bidang kekuatan untuk menciptakan karakter yang dapat diandalkan di zaman komputerisasi yang terus berkembang.

Melalui latihan koordinasi terbaik dari ujian-ujian ini, sekolah dapat menjadi pemecah masalah yang layak dalam membentuk karakter siswa untuk menghadapi kesulitan moral dan moral yang muncul di era komputerisasi saat ini.

Permasalahan Pendidikan Karakter di Sekolah di Era Digital: Perspektif yang Berubah Read More »

Sistem Pendidikan Inklusif di Indonesia

sumber gambar: https://neuronup.us/cognitive-stimulation-news/testimonials/guidelines-to-implement-inclusive-education-and-how-to-use-neuronup-for-this-purpose/

NEXT-LEVEL-STUDY.COM-Siapa yang tak kenal dengan Ki Hadjar Dewantara? Sebenarnya Ki Hadjar Dewantara terkenal dengan semboyannya “Tut Wuri Handayani” yang biasa kita lihat sebagai logo Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Eksplorasi dan Inovasi di Indonesia. Beliaulah Bapak Pendidikan Indonesia yang dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1889, yang tanggal tersebut diberikan oleh Pendeta Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1959, Prof.Dr.Muhammad Yamin, diucapkan Hari Sekolah Umum. Hal ini merupakan apresiasi bagi Ki Hadjar karena beliau merupakan seorang guru, ulama, sekaligus tokoh Pembangunan Masyarakat Indonesia yang mempunyai andil besar dalam dunia persekolahan di Indonesia.

Diantaranya kerangka Ki Hadjar Dewantara

Ada banyak ide-ide instruktif yang disuarakan oleh Ki Hadjar, salah satunya yang mempunyai dampak besar adalah mengenai pendidikan komprehensif di Indonesia pada tahun 1908. Pendidikan komprehensif menurut Ki Hadjar, dimana setiap individu tidak terlalu memikirkan pondasi, kesejahteraan ekonomi atau kapasitas mempunyai pengaruh besar terhadap pendidikan. hak yang sama untuk mendapatkan pelatihan yang berkualitas atau bisa dikatakan seluruh masyarakat Indonesia berkesempatan mendapatkan pendidikan yang sama dengan masyarakat terdepan pada masa pionir di Indonesia. Hak atas pendidikan bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus dan kelompok kurang terwakili, menjadi prioritas lain bagi Ki Hadjar.

Ki Hadjar Dewantara memperjuangkan permasalahan kesetaraan izin bersekolah di Indonesia karena ia mengetahui bahwa pendidikan di Indonesia sebenarnya berpusat di wilayah metropolitan dan tidak meluas ke pulau-pulau lain seperti Pulau Jawa. Pembangunan besar-besaran sekolah-sekolah di daerah terpencil dan pengiriman tenaga pendidik ke daerah-daerah yang membutuhkan dimulai. Sebagaimana dikemukakan Ki Hadjar, pendidikan merupakan instrumen keberagaman politik dan cara mengupayakan bantuan pemerintah terhadap perorangan. Selanjutnya Ki Hadjar mendirikan dan mendirikan Tamansiswa.

Tamansiswa adalah organisasi pendidikan berbasis di Yogyakarta yang didirikan pada tanggal 3 Juli 1922. Tamansiswa didirikan sebagai tanggapan atas ketidakadilan dan kritik pendidikan kolonial. Sistem persekolahan provinsi yang dijalankan di Indonesia hanya mementingkan kepentingan pionir dan mengabaikan kepentingan pihak Indonesia. Hal ini membuat budaya Indonesia terbatas pada pelatihan yang berkualitas, sehingga Tamansiswa hadir untuk menyambut masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang sah seperti para spesialis terdepan (Rahmawati, 2023).

Ada fakta menarik mengenai sistem pendidikan Tamansiswa. Pastinya teman-teman sudah familiar dengan pendidikan menggunakan sistem Among. Kerangka Among menempatkan siswa sebagai pusat atau fokus dari pengalaman pendidikan. Kerangka kerja Among berfokus pada strategi “mengagumi, mempertajam, dan mempertahankan”. Siswa di Tamansiswa dibimbing oleh guru untuk mempelajari keterampilan, pendidikan karakter, dan nilai-nilai kehidupan selain akademik.

Diantaranya pengajaran lebih menekankan siswa sebagai subjek yang dinamis dan mentor sebagai instruktur yang membimbing mereka selama pengalaman pendidikan sehingga pelatih dan siswa memiliki kepercayaan, saling menghargai dan melihat satu sama lain. Selain itu, pendidikan inklusif juga diharapkan dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan lulusan yang mandiri, kreatif, dan berkualitas (Rahmawati, 2023).

Pendidikan Inklusi Hari ini

Secara keseluruhan, bukankah gagasan sekolah inklusi yang sedang terjadi dan berkembang di Indonesia saat ini harus diutarakan? “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan,” menurut Pasal 31 UUD 1945, secara tidak sadar tercermin dalam sistem pendidikan inklusif di Indonesia. Artinya para pencetus negara Indonesia juga sudah mempertimbangkan pertimbangan dalam bidang pendidikan. Selain itu, dalam Peraturan No. Undang-Undang Pendidikan tahun 2003 menetapkan bahwa sistem pendidikan harus demokratis, adil, dan tidak diskriminatif.

Mengapa penting untuk menerapkan pendidikan inklusif? Pelatihan inklusif ini memiliki beberapa keuntungan. Pertama dan terpenting, pendidikan inklusif diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi anak berkebutuhan khusus untuk belajar tanpa berfokus pada perbedaan. Hal ini disebabkan karena tidak ada manusia yang sempurna dan setiap manusia mempunyai keunikan dan keterampilan yang memerlukan dukungan. Kedua, menerapkan gagasan pendidikan inklusif dapat menjadikan siswa lebih toleran, yang akan berdampak pada pertumbuhan mereka. Terakhir, berpotensi meningkatkan sikap dan rasa percaya diri siswa (Admin, 2023). Dari penjelasan tersebut, maka pelatihan komprehensif yang dilaksanakan tidak hanya bermanfaat bagi siswa yang memiliki kebutuhan khusus, namun juga bagi teman-teman siswa lainnya.

Kendala sekaligus tantangannya adalah masih sedikitnya pendidik di Indonesia yang sadar akan pendidikan inklusif. Padahal, personel sekolah sebagaimana dimaksud di atas dalam kaitannya dengan pelatihan dengan menggunakan kerangka Among oleh Ki Hadjar adalah pihak-pihak yang mendukung, mengajar dan membimbing siswa dalam pengalaman pendidikan. Hal ini menyebabkan siswa yang memiliki persyaratan luar biasa berubah menjadi minoritas dan sulit untuk mendapatkan izin masuk ke pelatihan komprehensif yang berkualitas.

Dari informasi terukur tahun 2017, terdapat sekitar 18% dari total 1,6 juta anak berkebutuhan khusus yang mendapatkan pelatihan komprehensif di Indonesia. Selain itu, berdasarkan informasi Direktorat Diklat dan Kurikulum Adat Tahun 2021, terdapat 3.502 sekolah yang memiliki ide diklat komprehensif dengan jumlah siswa sebanyak 127.541 siswa yang tersebar di 34 wilayah di Indonesia dengan jumlah tenaga pendidik atau pajangan yang ditetapkan. staf (Administrator, 2023).

Sekolah yang memberikan pelatihan komprehensif harus didukung oleh personel sekolah khusus yang membimbing siswa dalam pengalaman pendidikan. Penyempurnaan rencana pendidikan, pelatihan dan pengelolaan sekolah komprehensif harus dilakukan oleh tenaga sekolah yang luar biasa sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No. Ada delapan aspek yang harus diperhatikan oleh sekolah inklusif sesuai dengan Pasal 70 Tahun 2009 Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif. Siswa, kurikulum, tenaga pengajar, kegiatan pembelajaran, sertifikasi dan penilaian, pengelolaan, penghargaan dan sanksi, serta pemberdayaan masyarakat merupakan contoh dari komponen-komponen tersebut. Personil sekolah yang diperlukan mempunyai tujuan utama mengajar, mengajar, mengarahkan, mengoordinasikan, mempersiapkan, mensurvei dan menilai siswa dalam pembelajaran pelatihan komprehensif.

Pendidikan imklusif di Indonesia harus diwujudkan dengan alasan bahwa semua orang atau masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh keistimewaan serupa di bidang pendidikan tanpa memperhatikan landasan untuk menghasilkan pengajaran yang berkualitas. Untuk mewujudkan sistem pendidikan inklusif terpadu yang layak dan cocok diterapkan di Indonesia, berbagai komponen pemerintah, pakar, dan masyarakat perlu melakukan penelitian tambahan terhadap kurikulum pendidikan inklusif.

Sumber berita: https://www.kompasiana.com/shintia14232/65b7ac0dde948f7e886f6632/sistem-among-untuk-pendidikan-inklusi-di-indonesia?page=all#section1

 

Sistem Pendidikan Inklusif di Indonesia Read More »

Mengapa Masyarakat Indonesia Tidak Tertarik Melanjutkan Pendidikan Magister dan Doktor

Sumber gambar: https://www.goodhousekeeping.com/life/a26898122/graduation-instagram-captions/

NEXT-LEVEL-STUDY.COM-Netizen pun tengah menyimak pemberitaan rendahnya jumlah lulusan Magister dan Doktor di Indonesia. Pada tanggal 15 Januari 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pernyataan pada Konvensi ke-29 dan Pertemuan Tahunan Forum Rektor Indonesia ke-25 yang menandai dimulainya pembahasan ini. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan keprihatinannya terhadap rendahnya proporsi masyarakat Indonesia yang menyandang gelar master atau doktor.

Pada saat yang sama, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa lulusan Magister dan Doktoral di antara penduduk produktif Indonesia masih sangat sedikit, yaitu hanya 0,45% yang mewakili total penduduk berusia 15 hingga 64 tahun. Indonesia tentu terlihat tertinggal jauh dari negara tetangganya, Malaysia. dan Vietnam yang memiliki rasio lulusan magister dan doktor masing-masing sebesar 2,43 persen.

Presiden Jokowi juga menegaskan, upaya peningkatan Aset Pendidikan dan Peningkatan SDM melalui LPDP, langkah ini masih belum mampu meningkatkan jumlah alumni Ahli dan Doktor di Indonesia.

Meski jumlah penerima hibah LPDP bertambah tujuh kali lipat, namun menurut Jokowi langkah tersebut masih terlalu sedikit untuk memenuhi kebutuhan nyata pendidikan lanjutan. Informasi dari Badan Pengukur Fokus (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia memiliki populasi usia produktif sekitar 187,2 juta orang pada tahun 2020. Lulusan lanjutan di Indonesia kurang dari satu juta orang, dengan rasio S2 dan S3 hanya 0,45 persen.

Sementara itu, negara-negara tetangga telah berhasil menghasilkan alumni tinggi dalam jumlah yang jauh lebih besar. Pentingnya peningkatan proporsi alumni Ahli dan Doktor tidak semata-mata dikaitkan dengan kejayaan skolastik, namun di sisi lain juga erat kaitannya dengan kepuasan pribadi masyarakat.

Kualitas hidup berpengaruh terhadap pencapaian pendidikan, dan pencapaian pendidikan berpengaruh terhadap keinginan seseorang untuk melanjutkan pendidikan.

Melihat Jumlah Penduduk Indonesia Berdasarkan Tingkat Pendidikannya

Informasi Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) per Juni 2022 menyebutkan, baru 6,41% penduduk Indonesia yang mengenyam pendidikan lanjutan.

Gambaran mengenai kesulitan yang terkait dengan akses dan kualitas pendidikan tinggi di negara ini dapat dilihat dari pengelompokan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan.

S3: 61.271 jiwa

S2: 855.757 jiwa

S1: 12.081.571 jiwa

D3: 3.517.178 jiwa

D1 dan D2: 1.126.080 jiwa

SLTA: 57.533.189 jiwa

SLTP: 40.035.862 jiwa

Tamat SD: 64.446.545 jiwa

Belum Tamat SD: 30.685.363

jiwa Tidak/Belum sekolah: 65.018.451 jiwa

Data ini menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas hidup dan daya saing bangsa, perlu lebih fokus pada perluasan akses pendidikan tinggi kepada seluruh lapisan masyarakat dan peningkatan mutu pendidikan.

Faktor Penyebab Rendahnya Minat Terbuka Mengikuti Pendidikan Pascasarjana

Rendahnya minat penduduk Indonesia untuk melanjutkan pendidikan pasca sarjana dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel.

Pertama, di Indonesia masih sedikit sekali posisi terbuka yang memerlukan sertifikasi pascasarjana selain di bidang ujian. Seharusnya, hal ini menjadi kendala utama.

Kedua, selain dari bidang penelitian, pasar kerja di Indonesia tidak sepenuhnya menghargai lulusan pascasarjana dalam hal kompensasi. Hal ini mengakibatkan rendahnya dorongan masyarakat untuk mengejar tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Ketiga, investasi waktu, tenaga dan uang yang diharapkan untuk menyelesaikan pendidikan tingkat ahli dan doktoral merupakan elemen penting lainnya.

Hubungan Kualitas Hidup dengan Tingkat Pendidikan dan Sebaliknya

Pertanyaan apakah ada hubungan antara kualitas hidup dengan tingkat pendidikan dan sebaliknya menambah kompleksitas hubungan antara kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan tingkat pendidikan. Kualitas hidup seseorang secara keseluruhan dapat ditingkatkan dengan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

Lulusan pendidikan tinggi biasanya menikmati peningkatan pendapatan, kesempatan yang lebih baik untuk kemajuan karir, dan akses yang lebih baik terhadap pekerjaan berkualitas tinggi. Di sisi lain, kepuasan pribadi individu dapat mempengaruhi minat dan penerimaan terhadap pendidikan lanjutan.

Keadaan keuangan yang baik dapat menciptakan iklim yang mendukung pendidikan lanjutan, memberikan aset dan pintu terbuka yang mendasar bagi masyarakat untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Faktor-faktor seperti tidak adanya kesempatan kerja yang memerlukan ijazah pascasarjana di luar bidang ujian, tidak adanya perbedaan gaji antara alumni sarjana dan doktoral, serta spekulasi waktu, tenaga, dan uang yang diharapkan untuk menyelesaikan pendidikan tingkat tinggi merupakan faktor penghambat. harus bertahan. Menghadapi situasi ini, lingkungan kerja di Indonesia harus mengalami perubahan paradigma. Upaya untuk memberikan apresiasi yang lebih baik dan dorongan finansial bagi alumni pascasarjana harus diperkuat. Langkah-langkah penting untuk menciptakan pekerjaan yang layak dengan tingkat pelatihan yang lebih signifikan dan memberikan hadiah yang memadai harus dipahami. Dalam konteks pendidikan, fokus utamanya adalah pada perluasan akses dan sifat pendidikan lanjutan. Minat terhadap aset hibah dan pengembangan landasan pendidikan merupakan cara untuk mencapai fokus perbaikan yang dapat didukung dalam menggarap kepuasan pribadi dan keseriusan negara. mempromosikan siklus positif di mana peningkatan kualitas hidup mengarah pada peningkatan minat dan akses terhadap pendidikan tinggi.

Sumber berita: https://katanetizen.kompas.com/read/2024/01/29/192530685/alasan-rendahnya-minat-warga-indonesia-melanjutkan-pendidikan-s2-s3?page=all#

Mengapa Masyarakat Indonesia Tidak Tertarik Melanjutkan Pendidikan Magister dan Doktor Read More »

sumber gambar : https://www.ecoleglobale.com/blog/importance-of-value-education/

NEXT-LEVEL-STUDY.COM-Sepanjang sejarah, pendidikan telah menjadi pusat pertumbuhan masyarakat, namun pentingnya pendidikan semakin berkurang di era modern. Keberhasilan individu dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diberikan di dunia yang terus berkembang. Artikel ini akan menjelaskan mengapa pelatihan memainkan peran penting dalam menciptakan masa depan yang tak tertandingi di zaman sekarang.

  1. Persiapan untuk Tantangan Global

Pada masa globalisasi, kesulitan-kesulitan yang dihadapi saat ini tidak hanya terjadi secara langsung, namun juga bersifat global. Pendidikan memberikan landasan untuk memahami seluk-beluk isu-isu global, menciptakan pemikiran yang tegas, dan merencanakan usia untuk membantu mengatasi isu-isu ini.

  1. Peningkatan Kemampuan Penalaran Inventif dan Kreatif

Kecepatan kemajuan mekanika menuntut manusia mempunyai kemampuan penalaran yang inventif dan kreatif. Melalui pengajaran, seseorang dapat meningkatkan keterampilan ini, membuka jalan untuk membuat pengaturan baru dan menghadapi perubahan dengan tegas.

  1. Pemahaman Inovasi dan Digitalisasi

Pendidikan pada saat ini tidak lepas dari pemanfaatan inovasi. Agar lebih kompetitif di pasar kerja dan berpartisipasi aktif dalam perkembangan teknologi, siswa harus memahami peran teknologi dan digitalisasi dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Membentuk Warga Dunia yang Penuh Perhatian

Pendidikan bukan sekedar mendominasi topik, namun juga membingkai karakter dan nilai-nilai metro. Warga dunia yang peduli, bertanggung jawab, dan siap berkontribusi terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan berkelanjutan dapat dihasilkan melalui pendidikan yang unggul.

  1. Mengurangi Ketimpangan Sosial

Sekolah memainkan peranan penting dalam mengurangi ketimpangan sosial. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi maksimalnya, kesenjangan berkurang, dan masyarakat inklusif tercipta ketika semua orang memiliki akses yang sama terhadap pendidikan.

Pelatihan tidak sekedar menggerakkan informasi, namun juga membentuk manusia menjadi pionir masa depan yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Saat ini, minat bersekolah merupakan upaya untuk membangun masyarakat yang dominan, kreatif, dan sangat kejam. Mari kita bersama-sama memahami pentingnya pendidikan sebagai bekal prestasi di masa depan.

Sumber berita: https://www.kompasiana.com/delitanjung8056/65b79e7512d50f3f84052fc2/pentingnya-pendidikan-di-era-zaman-sekarang?page=all#section1

Read More »

Mari Mengenal Pendidikan Nonformal untuk Membuka Peluang Belajar di Luar Sekolah

sumber gambar: https://ourfutureagenda.org/2023/04/how-non-formal-education-is-changing-the-world/

NEXT-LEVEL-STUDY.COM-Pendidikan merupakan salah satu titik pendukung penting dalam perubahan keadaan suatu negara. Untuk waktu yang lama, pelatihan formal dipandang sebagai jenis pengajaran utama yang dirasakan dan dikelola oleh kerangka formal seperti sekolah dan universitas. Namun seiring dengan berkembangnya budaya masa kini, pendidikan non-formal semakin mendapat pengakuan dan perhatian.

Pelatihan non-formal memberikan kesempatan belajar kepada orang-orang di luar iklim sekolah yang memungkinkan mereka untuk terus memperoleh dan menciptakan kemampuan sepanjang hidup. Artikel ini akan memahami apa itu pelatihan non-formal dan signifikansinya dalam memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat.

Instruksi non-formal

Pengajaran nonformal mengacu pada pengalaman yang berkembang yang terjadi di luar iklim yang sesuai, misalnya sekolah atau sekolah sehingga pelatihan ini dapat disesuaikan dan tidak dibatasi oleh program pendidikan konvensional yang ditetapkan oleh spesialis instruktif. Pendidikan non-formal mencakup berbagai proyek dan latihan yang dimaksudkan untuk memberikan akses belajar kepada orang-orang dari kelompok usia, yayasan, dan minat yang berbeda. Program sekolah non-formal dalam banyak kasus dikoordinasikan oleh asosiasi atau yayasan non-legislatif, jaringan, asosiasi non-administratif, atau bidang rahasia. Bisa mencakup bidang-bidang seperti latihan kemampuan, pelatihan kerja, program pendidikan, pelatihan khusus, kursus bahasa, dan itu hanyalah puncak gunung es. Poin mendasar dari pengajaran non-formal adalah untuk melibatkan orang-orang dengan kemampuan dan informasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta meningkatkan kepuasan pribadi mereka. Pentingnya Pelatihan Nonformal

Pelatihan non-formal memainkan peran penting dalam mengumpulkan kebutuhan pendidikan masyarakat yang tidak dapat dipenuhi melalui sistem sekolah yang tepat. Berikut adalah beberapa motivasi di balik mengapa pengajaran non-formal itu penting:

  1. Akses untuk Semua

Pendidikan nonformal memberikan kesempatan untuk belajar kepada orang-orang yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal, misalnya mereka yang sudah melewati usia muda, orang dewasa yang perlu mengasah kemampuannya, atau mereka yang tinggal di daerah terpencil. wilayah. Hal ini menjamin bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan mengembangkan diri.

  1. Signifikansi terhadap kenyataan saat ini

Program pelatihan nonformal seringkali dimaksudkan untuk memberikan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja atau kehidupan sehari-hari. Mereka berpusat pada penciptaan kemampuan pragmatis yang dapat diterapkan secara langsung, dalam kenyataan, seperti kemampuan khusus, kemampuan perintis, atau kemampuan interaktif.

  1. Menaklukkan Lubang Latihan

Sekolah non-formal dapat membantu mengurangi kesenjangan pendidikan yang ada di ranah publik. Dengan memberikan izin untuk mencari cara untuk meminimalkan atau menghambat masyarakat, sekolah non-formal membuat pintu terbuka lebih menarik dan lebih adil dalam hal pendidikan.

  1. Pembelajaran yang mengakar

Pelatihan non-formal mendukung gagasan pembelajaran yang mengakar, di sini setiap individu dapat terus belajar dan membina dirinya sepanjang hidupnya. Hal ini penting dalam menghadapi perubahan cepat dalam dunia kerja dan mengembangkan kebutuhan pendidikan.

  1. Bekerja pada kepuasan pribadi

Melalui pelatihan non-formal, masyarakat dapat memperoleh kemampuan baru, informasi yang lebih luas, dan peluang untuk mengembangkan kapasitas dirinya yang sebenarnya. Hal ini dapat menambah kepuasan pribadi dalam bekerja secara umum. Dengan memiliki kemampuan yang relevan, orang dapat meningkatkan posisi terbuka, mendapatkan gaji yang lebih baik, dan menjadi lebih mandiri secara finansial. Terlebih lagi, sekolah non-formal juga dapat meningkatkan kewaspadaan, kesejahteraan, dan keterampilan hidup sehari-hari, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan kepuasan pribadi secara umum.

  1. Berikan pilihan lain yang instruktif dan mudah disesuaikan

Sekolah non-formal menawarkan pilihan yang dapat disesuaikan bagi masyarakat yang memiliki hambatan dalam mengikuti pelatihan konvensional. Misalnya, bagi mereka yang bekerja sepanjang hari, mempunyai kewajiban keluarga, atau mempunyai keterbatasan fisik atau kesehatan, pelatihan non-formal memberikan kesempatan untuk belajar sesuai dengan jadwal dan kebutuhan mereka. Hal ini memungkinkan orang untuk melanjutkan pendidikan dan pengembangan diri mereka tanpa melepaskan berbagai kewajiban yang mereka miliki.

Demikianlah penjelasan mengenai pelatihan non formal yang patut anda ketahui. Dengan membekali masyarakat dengan pintu terbuka pembelajaran yang berharga di luar iklim yang sesuai, pelatihan non-formal mengatasi lubang-lubang instruktif dan meningkatkan kepuasan pribadi individu. Dengan cara ini, negara, asosiasi non-legislatif dan masyarakat secara keseluruhan harus terus membantu dan mendorong pelatihan non-formal untuk menjadikan masyarakat lebih terdidik dan kejam.

 

Sumber berita : https://buku.kompas.com/read/4813/mengenal-pendidikan-nonformal-untuk-membuka-peluang-belajar-di-luar-sekolah

Mari Mengenal Pendidikan Nonformal untuk Membuka Peluang Belajar di Luar Sekolah Read More »

Sudah Ada Sejak 1982, Begini Sejarahnya Student Loan di Indonesia

sumber gambar:https://www.bankrate.com/loans/student-loans/education-tax-credits-deductions/

NEXT-LEVEL-STUDY.com- Perihal pinjaman pendidikan atau kredit sekolah kembali mencuat setelah Institut Inovasi Bandung (ITB) menegaskan upaya bersama dengan fintech muka online di bidang pendidikan untuk membayar biaya pendidikan siswa secara bertahap. Bagaimana pinjaman pelajar dimulai di Indonesia?

Pada pertengahan tahun 1982, muncullah pinjaman mahasiswa yang diberi nama Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI). Kredit pelatihan ini disponsori oleh Pemerintah Indonesia, sebagaimana terungkap dalam Educational Loans in Advanced education: 2. Asia oleh Maureen Woodhall dari acara sekolah Global Institution of Instructive Preparation (IIEP), UNESCO, Paris, 1991.

Pada saat itu, Program Kredit Mahasiswa Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia sebagai bank nasional negara sebagai sponsor kredit likuiditas kepada Bank Negara Indonesia (BNI) pada tahun 1946. Pada saat itu, BNI ikut berperan dalam memberikan kredit pendidikan kepada mahasiswa.

Awal Mula Pinjaman Pendidikan di Indonesia

Sebelum tahun 1980an, pemerintah Indonesia atau bank-bank di negara ini tidak memiliki program kredit sekolah atau kredit bank untuk sekolah. Jika ada keinginan untuk belajar, maka pilihan terlebih dahulu adalah melalui jalur biasa, misalnya diperoleh dari keluarga, anggota keluarga, sahabat atau sumber kredit lainnya.

Pinjaman pelajar KMI muncul pada tahun 1982 untuk mendorong pelajar agar lebih cepat lulus dari perguruan tinggi, khususnya PTN yang sebenarnya dibiayai oleh pemerintah. Pada saat itu, siswa dapat lulus dalam waktu 8-9 tahun atau lebih, sedangkan waktu ‘umumnya’ hanya 4-5 tahun.

Sebelum menyelesaikan teori atau usaha terakhirnya, tentunya siswa pada saat itu cenderung mencari pekerjaan terlebih dahulu. Mereka memanfaatkan strategi biaya pendidikan dasar PTN bagi siswa pada masa proposal atau tugas terakhir.

Daripada mengurus proposal, siswa membayar biaya pendidikan, pekerjaan, dan pekerjaan yang cukup rendah, sambil tetap bertahan dengan siswa.

Untuk mengatasi keanehan ini, pemerintah menawarkan pinjaman mahasiswa yang disponsori. Aset tersebut diambil dari keuntungan yang mengejutkan karena tingginya harga minyak pada saat itu.

Sumber daya ini digunakan untuk membantu kebutuhan siswa agar mereka dapat berhenti bekerja terlebih dahulu, didorong untuk fokus menyelesaikan setiap tugas terakhir dan persyaratan kelulusan lainnya, dan pada akhirnya dapat lulus dalam waktu sesingkat mungkin.

Pinjaman Mahasiswa Sarjana

Pilihan pinjaman pelajar KMI dibatasi hanya untuk pelajar yang telah memasuki tahap akhir sekolah. Status sebagai siswa pada tahap tugas terakhir pada saat itu sering kali merupakan syarat untuk mendapatkan bantuan pendidikan, dengan pengecualian hibah obligasi administrasi.

Pada saat itu, sekolah pelatihan KMI juga membuka SKS bagi siswa yang telah menyelesaikan 90-110 SKS. Setelah tahun 1985, KMI dibuka bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan 110-120 SKS dari total 140 atau 160 SKS, atau mahasiswa yang telah memasuki tahun studi keempat atau kelima.

Persyaratan KMI lainnya adalah surat pernyataan mengenai dana mahasiswa yang disahkan oleh otoritas setempat setempat, surat wasiat kesehatan dari dokter, dan surat usulan dari rektor, kebiasaan buruk rektor usaha mahasiswa, atau pejabat ketenagakerjaan.

Saat itu, biaya pendidikan di PTN berkisar Rp375 ribu – Rp562 ribu setiap tahunnya. Jumlahnya di bawah 20% dari total pengeluaran siswa selama studi, yang juga termasuk biaya hidup dan biaya.

Besaran kredit pelatihan KMI paling ekstrim adalah Rp 750 ribu setiap tahun untuk S1, Rp 1,5 juta untuk S2, dan Rp 2,5 juta untuk S3. Preminya 6% setiap tahun.

Ketika Anda lulus, pengakuan Anda harus disimpan oleh bank sebagai asuransi. Namun strategi ini kurang efektif karena untuk mencari pekerjaan, lulusan pendidikan tinggi tidak perlu memiliki bukti asli, cukup salinannya saja.

Pengesahan pinjaman mahasiswa KMI juga harus disetujui oleh orang tua/penjaga mahasiswa dan rektor. Uang muka ini dilindungi oleh perlindungan pemerintah Askrindo apabila siswa yang bersangkutan meninggal dunia atau menjadi cacat selamanya.

Kredit tersebut harus diganti dalam waktu paling ekstrim 10 tahun. Bagaimanapun, siswa seharusnya sudah mengurus kemajuan dalam 5-7 tahun.

Angsuran porsi KMI dibayarkan oleh lulusan sekolah ke cabang BNI atau bank lain. Jika alumni menjadi pegawai negeri, pemerintah dapat langsung memotong sebagian uang dari gajinya setiap hari.

Biaya pembayaran terjadwal rutin KMI terbesar tidak boleh melebihi 30% dari total gaji kotor. Namun tarif porsinya biasanya lebih rendah dari tarif tersebut, tepatnya sekitar Rp 10 ribu – Rp 20 ribu, yaitu sekitar 15% dari total gaji CPNS pada tahun pokok kerja.

Selain itu, tingkat gagal bayar KMI secara umum akan tinggi. Salah satunya karena peminjam setelah lulus bisa pindah kemana saja di Indonesia. Sertifikatnya juga tidak disimpan di bank, melainkan hanya salinannya saja.

Pengakhiran KMI

Berakhirnya KMI juga dipengaruhi oleh berbagai keadaan, misalnya pengaturan ulang keuangan dan penurunan harga minyak pada tahun 1980-an.

Demikian pula, sistem kredit semester yang dimulai pada pertengahan tahun 1980-an jelas membantu perguruan tinggi dalam memberdayakan siswa untuk lulus dengan cepat hanya dalam waktu 5-6 tahun. Di sisi lain, kerangka ini juga membuat KMI kurang dapat diterapkan untuk beberapa siswa.

Kecepatan mahasiswa lulus tanpa diberi energi oleh KMI juga dipengaruhi oleh gig market saat itu. Sebelumnya, jumlah lulusan sekolah menengah sedikit dan otoritas publik semakin berkembang, sehingga otoritas publik menjadi pencari utama bagi lulusan pendidikan lanjutan.

Peningkatan jumlah penduduk dan strategi Inpres SD dikenang akan menghasilkan lebih banyak generasi muda yang memasuki sekolah dan pendidikan lanjutan. Pada pertengahan tahun 1990-an, kebutuhan akan pekerja sektor swasta semakin meningkat. Bagaimanapun, yang dicari adalah lulusan yang menguasai suatu bidang.

Dengan kelebihan pasokan lulusan pendidikan lanjutan, tingkat pengangguran lulusan sekolah menengah semakin meningkat. Atas situasi ini, KMI dinilai belum mengantisipasi dengan baik laju pengangguran lulusan pendidikan lanjutan.

Kredit perguruan tinggi bisnis

Untuk menarik mahasiswa pascasarjana, perguruan tinggi bisnis bekerja sama dengan bank untuk memberikan kredit. Pada tahun 1984, misalnya, Bank Duta yang rahasia bekerja sama dengan perguruan tinggi bisnis IPMI untuk memberikan kredit bisnis kepada mahasiswa di sana.

Kemungkinan terjadinya Expert Understudy Loan (PSL) di atas bermula dari perkembangan moneter Indonesia karena komoditas yang memberdayakan kebutuhan tenaga kerja tingkat direktur pusat dan atas. Wilayah rahasia juga menampung perguruan tinggi bisnis pascasarjana, namun biayanya umumnya mahal karena pekerjaan staf asing dan afiliasi dengan perusahaan asing.

Sebagai gambaran, biaya pendidikan sarjana di PTN pada saat itu berkisar Rp. 280 ribu-Rp. 275 ribu, pada mengemudi PTS sekitar dua kali lipatnya. Sementara itu, di Pakar Pengurus Perguruan Tinggi Indonesia (MMUI) yang dibuka pada tahun 1998, biaya pendidikan mencapai Rp 9,5 juta – Rp 19 juta.

Pada saat MMUI pertama kali dibuka, hanya satu bank yang memberikan pinjaman kepada mahasiswa. Namun, pembebasan perbankan pada tahun 1988 meningkatkan jumlah bank rahasia baru, yang dengan demikian memberikan lebih banyak pilihan bagi siswa. Pada tahun 1991, mahasiswa MMUI dapat mengajukan pinjaman pendidikan ke tiga bank.

Kredit bisnis PSL memberikan uang muka sebesar 70-100% dari biaya pendidikan. Pinjaman pelajar ini membebankan pendapatan agak di bawah tingkat pasar pada saat itu, yaitu sekitar 18-23,5 persen setiap tahun pada tahun 1991.

Lulusan perguruan tinggi bisnis diberikan istirahat selama 15 tahun dua tahun sebelum diharapkan untuk membayar. Jangka waktu kredit keseluruhannya sekitar 3-5 tahun.

Jaminan pinjaman pelajar ini mencakup konfirmasi, otentikasi kepemilikan tanah, dan kendaraan. Kadang-kadang peminjam dibebaskan dari asuransi karena lulusan perguruan tinggi bisnis pada saat itu dipandang sangat dikejar oleh para manajer sehingga mereka tidak akan gagal bayar.

Meski begitu, PSL juga mensyaratkan alasan siswa untuk menyetujui berbagai pengaturan. Misalnya menyetujui untuk memegang ijazah alumni atau memberikannya kepada bank sebagai jaminan. Prasyarat lainnya adalah mahasiswa yang bersangkutan harus membuka catatan di bank pemberi pinjaman, atau mengirimkan slip kompensasi.

Praktek PSL konon tidak menemui banjir gagal bayar seperti KMI. Selain konsistensi lulusan dalam membayar kredit, penjelasan tersebut diyakini sebagai akibat langsung dari hal ini

sanksi, mengingat deklarasi untuk media.

Pinjaman Understudy di Bank dan Fintech

Pada tahun 2018, Presiden Joko Widodo merekomendasikan agar bank-bank di Indonesia memberikan semacam pinjaman pendidikan untuk pelajar. Pada April 2018, bank yang memberikan kredit pelatihan antara lain Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Tabungan Negara.

Usulan pinjaman mahasiswa ini sempat dipertanyakan oleh Pendeta Eksplorasi dan Pendidikan Lanjutan (Menristekdikti) saat itu, M Nasir. Hal ini karena alumni Indonesia diperkirakan akan gagal memenuhi kewajibannya, seperti yang terjadi pada pinjaman mahasiswa Amerika, yang berisiko mengganggu perekonomian Indonesia, dikutip dari situs SMERU Exploration Foundation.

Pada tahun 2019, startup yang dimotori Dinas Eksplorasi dan Inovasi/BRIN, DANAdidik, memberikan kredit berupa uang untuk biaya pendidikan, persiapan, dan konfirmasi, seperti dikutip dari situs Kemdikbud. Dikutip dari laman Johnson and Johnson Effect Adventures, fintech kredit pada Walk 2022 ini telah mensubsidi seluruh pelatihan sekitar 750 siswa dengan membebankan biaya dan biaya pinjaman.

DANAdidik saat ini sedang menyelesaikan penyebaran aset seperti yang terlihat di situs aslinya. Berdasarkan informasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), fintech ini juga umumnya tidak terdaftar di OJK.

 

sumber berita: https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-7164554/student-loan-di-indonesia-sudah-ada-sejak-1982-begini-sejarahnya

Sudah Ada Sejak 1982, Begini Sejarahnya Student Loan di Indonesia Read More »

Finlandia Punya Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia, ini Rahasainya

sumber gambar https://venturevillage.world/role-of-teachers-in-the-education-system-in-finland/

next-level-study.comSistem sekolah di Finlandia dikenal sebagai yang terbaik di dunia. Selain gratis, sistem sekolah menyampaikan rencana pendidikan yang menyoroti pengembangan generasi muda sebagai siswa yang mengakar.

Di Finlandia, pemerintah sangat serius dalam menciptakan pendidikan selama beberapa tahun terakhir. Sejujurnya, pengajaran telah menjadi salah satu landasan bantuan pemerintah kepada masyarakat Finlandia.

Dalam 10 tahun terakhir, negara ini telah mencapai kemajuan pesat dalam kemampuan membaca, berhitung, dan logika. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh fakta bahwa para pendidiknya diyakini mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengubah kehidupan generasi muda.

Jadi apa saja wawasan istimewa yang membuat sistem pendidikan di Finlandia begitu hebat?

Dasar yang Kuat di Bidang Kemahiran

Meskipun tidak berkonsentrasi pada sains, geologi, dan matematika, anak-anak berusia 9 dan 10 tahun di Finlandia menyebarkan tumpukan buku. Mereka perlahan-lahan akan membaca dengan teliti secara konsisten, dan melahap semua buku yang ada.

Siklus ini bukanlah momen. Hal ini karena perubahan sistem pendidikan Finlandia dimulai beberapa waktu lalu sebagai pendorong utama rencana pemulihan keuangan negara tersebut.

Siklus ini mulai muncul pada tahun 2000, ketika hasil utama dari Program for Global Understudy Appraisal (PISA), menunjukkan bahwa usia muda Finlandia adalah pembaca muda terbaik di dunia, seperti yang digambarkan dalam Majalah Smithsonian.

Pendidik Benar-Benar Mengenal Setiap Siswa

Pendidik di Finlandia dipilih dari 10% alumni negara tersebut untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang pelatihan. Hal ini diharapkan dapat bekerja pada sifat instruktur.

Hasil yang paling mudah adalah para pendidik yang tersebar di berbagai daerah dapat mengenal setiap siswanya. Dengan asumsi bahwa satu teknik gagal, instruktur akan berbicara dengan rekannya untuk mencoba strategi lain.

Para pendidik di negara Nordik ini pun turut ambil bagian dalam kesulitan tersebut. Hampir 30% anak-anak Finlandia mendapatkan bantuan luar biasa selama sembilan tahun pertama mereka bersekolah.

Selain itu, para pendidik dari semua negara juga menambahkan rencana pendidikan publik yang memberikan aturan-aturan instruktif, bukan metodologi instruktif.

Tidak Ada Kerangka Pemosisian

Sistem persekolahan Finlandia tidak mempunyai tes atau tes yang diperlukan, dengan pengecualian satu tes menjelang akhir tahun terakhir sekolah menengah bagi siswa.

Selain itu, juga tidak ada posisi. Hal ini memungkinkan sifat siswa di Finlandia berkembang dengan baik. Sebab, tidak ada korelasi atau persaingan antar siswa, sekolah atau kabupaten.

Anak-anak Finlandia memiliki peluang besar untuk mendapatkan pelatihan dengan kualitas yang sama, terlepas dari apakah mereka tinggal di negara terbuka atau di kota perguruan tinggi.

“Keseimbangan adalah kata utama dalam pelatihan Finlandia” kata Olli Luukkainen, pemimpin asosiasi pendidik Finlandia.

93% orang Finlandia melanjutkan dari sekolah menengah skolastik atau profesional dan 66 persen melanjutkan ke pendidikan lanjutan.

“Kami mempersiapkan anak-anak untuk mengetahui cara belajar, bukan cara mengerjakan tes. Kami tidak terlalu tertarik pada PISA. Itu bukan tujuan kami,” kata Pasi Sahlberg, mantan pendidik matematika dan ilmu fisika di Finlandia.

Sistem Sekolah Finlandia Saat Ini

Sesuai laman The Fulbright Finlandia, pelatihan di Finlandia dengan tegas menjunjung tinggi keseragaman sosial dan sering memikirkan pembelajaran yang mengakar.

Mata pelajaran utama lainnya untuk pelatihan pra-esensial dan sekolah dasar diambil pada tahun 2016, yang berpusat pada pembelajaran, bukan bimbingan.

Sistem sekolah Finlandia terdiri dari:

  1. Sekolah remaja dan pengasuhan diberikan kepada anak-anak sebelum pengajaran wajib dimulai
  2. Pelatihan pra-penting diberikan kepada anak-anak pada tahun sebelum dimulainya sekolah wajib
  3. Sembilan tahun pelatihan esensial (sekolah lengkap) yang bersifat wajib
  4. Sekolah pilihan atas, khususnya pengajaran tambahan atas yang luas atau pelatihan dan persiapan profesional
  5. Pendidikan lanjutan diberikan oleh perguruan tinggi dan perguruan tinggi ilmu terapan. Selain itu, pengajaran orang dewasa dapat diakses di semua tingkatan.

sumber berita: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7161181/ini-rahasia-finlandia-punya-sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia-tidak-ada-ranking

Finlandia Punya Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia, ini Rahasainya Read More »