sumber gambar : https://www.ecoleglobale.com/blog/importance-of-value-education/
NEXT-LEVEL-STUDY.COM-Sepanjang sejarah, pendidikan telah menjadi pusat pertumbuhan masyarakat, namun pentingnya pendidikan semakin berkurang di era modern. Keberhasilan individu dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diberikan di dunia yang terus berkembang. Artikel ini akan menjelaskan mengapa pelatihan memainkan peran penting dalam menciptakan masa depan yang tak tertandingi di zaman sekarang.
Persiapan untuk Tantangan Global
Pada masa globalisasi, kesulitan-kesulitan yang dihadapi saat ini tidak hanya terjadi secara langsung, namun juga bersifat global. Pendidikan memberikan landasan untuk memahami seluk-beluk isu-isu global, menciptakan pemikiran yang tegas, dan merencanakan usia untuk membantu mengatasi isu-isu ini.
Peningkatan Kemampuan Penalaran Inventif dan Kreatif
Kecepatan kemajuan mekanika menuntut manusia mempunyai kemampuan penalaran yang inventif dan kreatif. Melalui pengajaran, seseorang dapat meningkatkan keterampilan ini, membuka jalan untuk membuat pengaturan baru dan menghadapi perubahan dengan tegas.
Pemahaman Inovasi dan Digitalisasi
Pendidikan pada saat ini tidak lepas dari pemanfaatan inovasi. Agar lebih kompetitif di pasar kerja dan berpartisipasi aktif dalam perkembangan teknologi, siswa harus memahami peran teknologi dan digitalisasi dalam kehidupan sehari-hari.
Membentuk Warga Dunia yang Penuh Perhatian
Pendidikan bukan sekedar mendominasi topik, namun juga membingkai karakter dan nilai-nilai metro. Warga dunia yang peduli, bertanggung jawab, dan siap berkontribusi terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan berkelanjutan dapat dihasilkan melalui pendidikan yang unggul.
Mengurangi Ketimpangan Sosial
Sekolah memainkan peranan penting dalam mengurangi ketimpangan sosial. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi maksimalnya, kesenjangan berkurang, dan masyarakat inklusif tercipta ketika semua orang memiliki akses yang sama terhadap pendidikan.
Pelatihan tidak sekedar menggerakkan informasi, namun juga membentuk manusia menjadi pionir masa depan yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Saat ini, minat bersekolah merupakan upaya untuk membangun masyarakat yang dominan, kreatif, dan sangat kejam. Mari kita bersama-sama memahami pentingnya pendidikan sebagai bekal prestasi di masa depan.
Sumber berita: https://www.kompasiana.com/delitanjung8056/65b79e7512d50f3f84052fc2/pentingnya-pendidikan-di-era-zaman-sekarang?page=all#section1
sumber gambar: https://ourfutureagenda.org/2023/04/how-non-formal-education-is-changing-the-world/
NEXT-LEVEL-STUDY.COM-Pendidikan merupakan salah satu titik pendukung penting dalam perubahan keadaan suatu negara. Untuk waktu yang lama, pelatihan formal dipandang sebagai jenis pengajaran utama yang dirasakan dan dikelola oleh kerangka formal seperti sekolah dan universitas. Namun seiring dengan berkembangnya budaya masa kini, pendidikan non-formal semakin mendapat pengakuan dan perhatian.
Pelatihan non-formal memberikan kesempatan belajar kepada orang-orang di luar iklim sekolah yang memungkinkan mereka untuk terus memperoleh dan menciptakan kemampuan sepanjang hidup. Artikel ini akan memahami apa itu pelatihan non-formal dan signifikansinya dalam memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat.
Instruksi non-formal
Pengajaran nonformal mengacu pada pengalaman yang berkembang yang terjadi di luar iklim yang sesuai, misalnya sekolah atau sekolah sehingga pelatihan ini dapat disesuaikan dan tidak dibatasi oleh program pendidikan konvensional yang ditetapkan oleh spesialis instruktif. Pendidikan non-formal mencakup berbagai proyek dan latihan yang dimaksudkan untuk memberikan akses belajar kepada orang-orang dari kelompok usia, yayasan, dan minat yang berbeda. Program sekolah non-formal dalam banyak kasus dikoordinasikan oleh asosiasi atau yayasan non-legislatif, jaringan, asosiasi non-administratif, atau bidang rahasia. Bisa mencakup bidang-bidang seperti latihan kemampuan, pelatihan kerja, program pendidikan, pelatihan khusus, kursus bahasa, dan itu hanyalah puncak gunung es. Poin mendasar dari pengajaran non-formal adalah untuk melibatkan orang-orang dengan kemampuan dan informasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta meningkatkan kepuasan pribadi mereka. Pentingnya Pelatihan Nonformal
Pelatihan non-formal memainkan peran penting dalam mengumpulkan kebutuhan pendidikan masyarakat yang tidak dapat dipenuhi melalui sistem sekolah yang tepat. Berikut adalah beberapa motivasi di balik mengapa pengajaran non-formal itu penting:
Akses untuk Semua
Pendidikan nonformal memberikan kesempatan untuk belajar kepada orang-orang yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal, misalnya mereka yang sudah melewati usia muda, orang dewasa yang perlu mengasah kemampuannya, atau mereka yang tinggal di daerah terpencil. wilayah. Hal ini menjamin bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan mengembangkan diri.
Signifikansi terhadap kenyataan saat ini
Program pelatihan nonformal seringkali dimaksudkan untuk memberikan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja atau kehidupan sehari-hari. Mereka berpusat pada penciptaan kemampuan pragmatis yang dapat diterapkan secara langsung, dalam kenyataan, seperti kemampuan khusus, kemampuan perintis, atau kemampuan interaktif.
Menaklukkan Lubang Latihan
Sekolah non-formal dapat membantu mengurangi kesenjangan pendidikan yang ada di ranah publik. Dengan memberikan izin untuk mencari cara untuk meminimalkan atau menghambat masyarakat, sekolah non-formal membuat pintu terbuka lebih menarik dan lebih adil dalam hal pendidikan.
Pembelajaran yang mengakar
Pelatihan non-formal mendukung gagasan pembelajaran yang mengakar, di sini setiap individu dapat terus belajar dan membina dirinya sepanjang hidupnya. Hal ini penting dalam menghadapi perubahan cepat dalam dunia kerja dan mengembangkan kebutuhan pendidikan.
Bekerja pada kepuasan pribadi
Melalui pelatihan non-formal, masyarakat dapat memperoleh kemampuan baru, informasi yang lebih luas, dan peluang untuk mengembangkan kapasitas dirinya yang sebenarnya. Hal ini dapat menambah kepuasan pribadi dalam bekerja secara umum. Dengan memiliki kemampuan yang relevan, orang dapat meningkatkan posisi terbuka, mendapatkan gaji yang lebih baik, dan menjadi lebih mandiri secara finansial. Terlebih lagi, sekolah non-formal juga dapat meningkatkan kewaspadaan, kesejahteraan, dan keterampilan hidup sehari-hari, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan kepuasan pribadi secara umum.
Berikan pilihan lain yang instruktif dan mudah disesuaikan
Sekolah non-formal menawarkan pilihan yang dapat disesuaikan bagi masyarakat yang memiliki hambatan dalam mengikuti pelatihan konvensional. Misalnya, bagi mereka yang bekerja sepanjang hari, mempunyai kewajiban keluarga, atau mempunyai keterbatasan fisik atau kesehatan, pelatihan non-formal memberikan kesempatan untuk belajar sesuai dengan jadwal dan kebutuhan mereka. Hal ini memungkinkan orang untuk melanjutkan pendidikan dan pengembangan diri mereka tanpa melepaskan berbagai kewajiban yang mereka miliki.
Demikianlah penjelasan mengenai pelatihan non formal yang patut anda ketahui. Dengan membekali masyarakat dengan pintu terbuka pembelajaran yang berharga di luar iklim yang sesuai, pelatihan non-formal mengatasi lubang-lubang instruktif dan meningkatkan kepuasan pribadi individu. Dengan cara ini, negara, asosiasi non-legislatif dan masyarakat secara keseluruhan harus terus membantu dan mendorong pelatihan non-formal untuk menjadikan masyarakat lebih terdidik dan kejam.
Sumber berita : https://buku.kompas.com/read/4813/mengenal-pendidikan-nonformal-untuk-membuka-peluang-belajar-di-luar-sekolah
sumber gambar:https://www.bankrate.com/loans/student-loans/education-tax-credits-deductions/
NEXT-LEVEL-STUDY.com- Perihal pinjaman pendidikan atau kredit sekolah kembali mencuat setelah Institut Inovasi Bandung (ITB) menegaskan upaya bersama dengan fintech muka online di bidang pendidikan untuk membayar biaya pendidikan siswa secara bertahap. Bagaimana pinjaman pelajar dimulai di Indonesia?
Pada pertengahan tahun 1982, muncullah pinjaman mahasiswa yang diberi nama Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI). Kredit pelatihan ini disponsori oleh Pemerintah Indonesia, sebagaimana terungkap dalam Educational Loans in Advanced education: 2. Asia oleh Maureen Woodhall dari acara sekolah Global Institution of Instructive Preparation (IIEP), UNESCO, Paris, 1991.
Pada saat itu, Program Kredit Mahasiswa Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia sebagai bank nasional negara sebagai sponsor kredit likuiditas kepada Bank Negara Indonesia (BNI) pada tahun 1946. Pada saat itu, BNI ikut berperan dalam memberikan kredit pendidikan kepada mahasiswa.
Awal Mula Pinjaman Pendidikan di Indonesia
Sebelum tahun 1980an, pemerintah Indonesia atau bank-bank di negara ini tidak memiliki program kredit sekolah atau kredit bank untuk sekolah. Jika ada keinginan untuk belajar, maka pilihan terlebih dahulu adalah melalui jalur biasa, misalnya diperoleh dari keluarga, anggota keluarga, sahabat atau sumber kredit lainnya.
Pinjaman pelajar KMI muncul pada tahun 1982 untuk mendorong pelajar agar lebih cepat lulus dari perguruan tinggi, khususnya PTN yang sebenarnya dibiayai oleh pemerintah. Pada saat itu, siswa dapat lulus dalam waktu 8-9 tahun atau lebih, sedangkan waktu ‘umumnya’ hanya 4-5 tahun.
Sebelum menyelesaikan teori atau usaha terakhirnya, tentunya siswa pada saat itu cenderung mencari pekerjaan terlebih dahulu. Mereka memanfaatkan strategi biaya pendidikan dasar PTN bagi siswa pada masa proposal atau tugas terakhir.
Daripada mengurus proposal, siswa membayar biaya pendidikan, pekerjaan, dan pekerjaan yang cukup rendah, sambil tetap bertahan dengan siswa.
Untuk mengatasi keanehan ini, pemerintah menawarkan pinjaman mahasiswa yang disponsori. Aset tersebut diambil dari keuntungan yang mengejutkan karena tingginya harga minyak pada saat itu.
Sumber daya ini digunakan untuk membantu kebutuhan siswa agar mereka dapat berhenti bekerja terlebih dahulu, didorong untuk fokus menyelesaikan setiap tugas terakhir dan persyaratan kelulusan lainnya, dan pada akhirnya dapat lulus dalam waktu sesingkat mungkin.
Pinjaman Mahasiswa Sarjana
Pilihan pinjaman pelajar KMI dibatasi hanya untuk pelajar yang telah memasuki tahap akhir sekolah. Status sebagai siswa pada tahap tugas terakhir pada saat itu sering kali merupakan syarat untuk mendapatkan bantuan pendidikan, dengan pengecualian hibah obligasi administrasi.
Pada saat itu, sekolah pelatihan KMI juga membuka SKS bagi siswa yang telah menyelesaikan 90-110 SKS. Setelah tahun 1985, KMI dibuka bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan 110-120 SKS dari total 140 atau 160 SKS, atau mahasiswa yang telah memasuki tahun studi keempat atau kelima.
Persyaratan KMI lainnya adalah surat pernyataan mengenai dana mahasiswa yang disahkan oleh otoritas setempat setempat, surat wasiat kesehatan dari dokter, dan surat usulan dari rektor, kebiasaan buruk rektor usaha mahasiswa, atau pejabat ketenagakerjaan.
Saat itu, biaya pendidikan di PTN berkisar Rp375 ribu – Rp562 ribu setiap tahunnya. Jumlahnya di bawah 20% dari total pengeluaran siswa selama studi, yang juga termasuk biaya hidup dan biaya.
Besaran kredit pelatihan KMI paling ekstrim adalah Rp 750 ribu setiap tahun untuk S1, Rp 1,5 juta untuk S2, dan Rp 2,5 juta untuk S3. Preminya 6% setiap tahun.
Ketika Anda lulus, pengakuan Anda harus disimpan oleh bank sebagai asuransi. Namun strategi ini kurang efektif karena untuk mencari pekerjaan, lulusan pendidikan tinggi tidak perlu memiliki bukti asli, cukup salinannya saja.
Pengesahan pinjaman mahasiswa KMI juga harus disetujui oleh orang tua/penjaga mahasiswa dan rektor. Uang muka ini dilindungi oleh perlindungan pemerintah Askrindo apabila siswa yang bersangkutan meninggal dunia atau menjadi cacat selamanya.
Kredit tersebut harus diganti dalam waktu paling ekstrim 10 tahun. Bagaimanapun, siswa seharusnya sudah mengurus kemajuan dalam 5-7 tahun.
Angsuran porsi KMI dibayarkan oleh lulusan sekolah ke cabang BNI atau bank lain. Jika alumni menjadi pegawai negeri, pemerintah dapat langsung memotong sebagian uang dari gajinya setiap hari.
Biaya pembayaran terjadwal rutin KMI terbesar tidak boleh melebihi 30% dari total gaji kotor. Namun tarif porsinya biasanya lebih rendah dari tarif tersebut, tepatnya sekitar Rp 10 ribu – Rp 20 ribu, yaitu sekitar 15% dari total gaji CPNS pada tahun pokok kerja.
Selain itu, tingkat gagal bayar KMI secara umum akan tinggi. Salah satunya karena peminjam setelah lulus bisa pindah kemana saja di Indonesia. Sertifikatnya juga tidak disimpan di bank, melainkan hanya salinannya saja.
Pengakhiran KMI
Berakhirnya KMI juga dipengaruhi oleh berbagai keadaan, misalnya pengaturan ulang keuangan dan penurunan harga minyak pada tahun 1980-an.
Demikian pula, sistem kredit semester yang dimulai pada pertengahan tahun 1980-an jelas membantu perguruan tinggi dalam memberdayakan siswa untuk lulus dengan cepat hanya dalam waktu 5-6 tahun. Di sisi lain, kerangka ini juga membuat KMI kurang dapat diterapkan untuk beberapa siswa.
Kecepatan mahasiswa lulus tanpa diberi energi oleh KMI juga dipengaruhi oleh gig market saat itu. Sebelumnya, jumlah lulusan sekolah menengah sedikit dan otoritas publik semakin berkembang, sehingga otoritas publik menjadi pencari utama bagi lulusan pendidikan lanjutan.
Peningkatan jumlah penduduk dan strategi Inpres SD dikenang akan menghasilkan lebih banyak generasi muda yang memasuki sekolah dan pendidikan lanjutan. Pada pertengahan tahun 1990-an, kebutuhan akan pekerja sektor swasta semakin meningkat. Bagaimanapun, yang dicari adalah lulusan yang menguasai suatu bidang.
Dengan kelebihan pasokan lulusan pendidikan lanjutan, tingkat pengangguran lulusan sekolah menengah semakin meningkat. Atas situasi ini, KMI dinilai belum mengantisipasi dengan baik laju pengangguran lulusan pendidikan lanjutan.
Kredit perguruan tinggi bisnis
Untuk menarik mahasiswa pascasarjana, perguruan tinggi bisnis bekerja sama dengan bank untuk memberikan kredit. Pada tahun 1984, misalnya, Bank Duta yang rahasia bekerja sama dengan perguruan tinggi bisnis IPMI untuk memberikan kredit bisnis kepada mahasiswa di sana.
Kemungkinan terjadinya Expert Understudy Loan (PSL) di atas bermula dari perkembangan moneter Indonesia karena komoditas yang memberdayakan kebutuhan tenaga kerja tingkat direktur pusat dan atas. Wilayah rahasia juga menampung perguruan tinggi bisnis pascasarjana, namun biayanya umumnya mahal karena pekerjaan staf asing dan afiliasi dengan perusahaan asing.
Sebagai gambaran, biaya pendidikan sarjana di PTN pada saat itu berkisar Rp. 280 ribu-Rp. 275 ribu, pada mengemudi PTS sekitar dua kali lipatnya. Sementara itu, di Pakar Pengurus Perguruan Tinggi Indonesia (MMUI) yang dibuka pada tahun 1998, biaya pendidikan mencapai Rp 9,5 juta – Rp 19 juta.
Pada saat MMUI pertama kali dibuka, hanya satu bank yang memberikan pinjaman kepada mahasiswa. Namun, pembebasan perbankan pada tahun 1988 meningkatkan jumlah bank rahasia baru, yang dengan demikian memberikan lebih banyak pilihan bagi siswa. Pada tahun 1991, mahasiswa MMUI dapat mengajukan pinjaman pendidikan ke tiga bank.
Kredit bisnis PSL memberikan uang muka sebesar 70-100% dari biaya pendidikan. Pinjaman pelajar ini membebankan pendapatan agak di bawah tingkat pasar pada saat itu, yaitu sekitar 18-23,5 persen setiap tahun pada tahun 1991.
Lulusan perguruan tinggi bisnis diberikan istirahat selama 15 tahun dua tahun sebelum diharapkan untuk membayar. Jangka waktu kredit keseluruhannya sekitar 3-5 tahun.
Jaminan pinjaman pelajar ini mencakup konfirmasi, otentikasi kepemilikan tanah, dan kendaraan. Kadang-kadang peminjam dibebaskan dari asuransi karena lulusan perguruan tinggi bisnis pada saat itu dipandang sangat dikejar oleh para manajer sehingga mereka tidak akan gagal bayar.
Meski begitu, PSL juga mensyaratkan alasan siswa untuk menyetujui berbagai pengaturan. Misalnya menyetujui untuk memegang ijazah alumni atau memberikannya kepada bank sebagai jaminan. Prasyarat lainnya adalah mahasiswa yang bersangkutan harus membuka catatan di bank pemberi pinjaman, atau mengirimkan slip kompensasi.
Praktek PSL konon tidak menemui banjir gagal bayar seperti KMI. Selain konsistensi lulusan dalam membayar kredit, penjelasan tersebut diyakini sebagai akibat langsung dari hal ini
sanksi, mengingat deklarasi untuk media.
Pinjaman Understudy di Bank dan Fintech
Pada tahun 2018, Presiden Joko Widodo merekomendasikan agar bank-bank di Indonesia memberikan semacam pinjaman pendidikan untuk pelajar. Pada April 2018, bank yang memberikan kredit pelatihan antara lain Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Tabungan Negara.
Usulan pinjaman mahasiswa ini sempat dipertanyakan oleh Pendeta Eksplorasi dan Pendidikan Lanjutan (Menristekdikti) saat itu, M Nasir. Hal ini karena alumni Indonesia diperkirakan akan gagal memenuhi kewajibannya, seperti yang terjadi pada pinjaman mahasiswa Amerika, yang berisiko mengganggu perekonomian Indonesia, dikutip dari situs SMERU Exploration Foundation.
Pada tahun 2019, startup yang dimotori Dinas Eksplorasi dan Inovasi/BRIN, DANAdidik, memberikan kredit berupa uang untuk biaya pendidikan, persiapan, dan konfirmasi, seperti dikutip dari situs Kemdikbud. Dikutip dari laman Johnson and Johnson Effect Adventures, fintech kredit pada Walk 2022 ini telah mensubsidi seluruh pelatihan sekitar 750 siswa dengan membebankan biaya dan biaya pinjaman.
DANAdidik saat ini sedang menyelesaikan penyebaran aset seperti yang terlihat di situs aslinya. Berdasarkan informasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), fintech ini juga umumnya tidak terdaftar di OJK.
sumber berita: https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-7164554/student-loan-di-indonesia-sudah-ada-sejak-1982-begini-sejarahnya
sumber gambar https://venturevillage.world/role-of-teachers-in-the-education-system-in-finland/
next-level-study.com –Sistem sekolah di Finlandia dikenal sebagai yang terbaik di dunia. Selain gratis, sistem sekolah menyampaikan rencana pendidikan yang menyoroti pengembangan generasi muda sebagai siswa yang mengakar.
Di Finlandia, pemerintah sangat serius dalam menciptakan pendidikan selama beberapa tahun terakhir. Sejujurnya, pengajaran telah menjadi salah satu landasan bantuan pemerintah kepada masyarakat Finlandia.
Dalam 10 tahun terakhir, negara ini telah mencapai kemajuan pesat dalam kemampuan membaca, berhitung, dan logika. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh fakta bahwa para pendidiknya diyakini mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengubah kehidupan generasi muda.
Jadi apa saja wawasan istimewa yang membuat sistem pendidikan di Finlandia begitu hebat?
Dasar yang Kuat di Bidang Kemahiran
Meskipun tidak berkonsentrasi pada sains, geologi, dan matematika, anak-anak berusia 9 dan 10 tahun di Finlandia menyebarkan tumpukan buku. Mereka perlahan-lahan akan membaca dengan teliti secara konsisten, dan melahap semua buku yang ada.
Siklus ini bukanlah momen. Hal ini karena perubahan sistem pendidikan Finlandia dimulai beberapa waktu lalu sebagai pendorong utama rencana pemulihan keuangan negara tersebut.
Siklus ini mulai muncul pada tahun 2000, ketika hasil utama dari Program for Global Understudy Appraisal (PISA), menunjukkan bahwa usia muda Finlandia adalah pembaca muda terbaik di dunia, seperti yang digambarkan dalam Majalah Smithsonian.
Pendidik Benar-Benar Mengenal Setiap Siswa
Pendidik di Finlandia dipilih dari 10% alumni negara tersebut untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang pelatihan. Hal ini diharapkan dapat bekerja pada sifat instruktur.
Hasil yang paling mudah adalah para pendidik yang tersebar di berbagai daerah dapat mengenal setiap siswanya. Dengan asumsi bahwa satu teknik gagal, instruktur akan berbicara dengan rekannya untuk mencoba strategi lain.
Para pendidik di negara Nordik ini pun turut ambil bagian dalam kesulitan tersebut. Hampir 30% anak-anak Finlandia mendapatkan bantuan luar biasa selama sembilan tahun pertama mereka bersekolah.
Selain itu, para pendidik dari semua negara juga menambahkan rencana pendidikan publik yang memberikan aturan-aturan instruktif, bukan metodologi instruktif.
Tidak Ada Kerangka Pemosisian
Sistem persekolahan Finlandia tidak mempunyai tes atau tes yang diperlukan, dengan pengecualian satu tes menjelang akhir tahun terakhir sekolah menengah bagi siswa.
Selain itu, juga tidak ada posisi. Hal ini memungkinkan sifat siswa di Finlandia berkembang dengan baik. Sebab, tidak ada korelasi atau persaingan antar siswa, sekolah atau kabupaten.
Anak-anak Finlandia memiliki peluang besar untuk mendapatkan pelatihan dengan kualitas yang sama, terlepas dari apakah mereka tinggal di negara terbuka atau di kota perguruan tinggi.
“Keseimbangan adalah kata utama dalam pelatihan Finlandia” kata Olli Luukkainen, pemimpin asosiasi pendidik Finlandia.
93% orang Finlandia melanjutkan dari sekolah menengah skolastik atau profesional dan 66 persen melanjutkan ke pendidikan lanjutan.
“Kami mempersiapkan anak-anak untuk mengetahui cara belajar, bukan cara mengerjakan tes. Kami tidak terlalu tertarik pada PISA. Itu bukan tujuan kami,” kata Pasi Sahlberg, mantan pendidik matematika dan ilmu fisika di Finlandia.
Sistem Sekolah Finlandia Saat Ini
Sesuai laman The Fulbright Finlandia, pelatihan di Finlandia dengan tegas menjunjung tinggi keseragaman sosial dan sering memikirkan pembelajaran yang mengakar.
Mata pelajaran utama lainnya untuk pelatihan pra-esensial dan sekolah dasar diambil pada tahun 2016, yang berpusat pada pembelajaran, bukan bimbingan.
Sistem sekolah Finlandia terdiri dari:
Sekolah remaja dan pengasuhan diberikan kepada anak-anak sebelum pengajaran wajib dimulai
Pelatihan pra-penting diberikan kepada anak-anak pada tahun sebelum dimulainya sekolah wajib
Sembilan tahun pelatihan esensial (sekolah lengkap) yang bersifat wajib
Sekolah pilihan atas, khususnya pengajaran tambahan atas yang luas atau pelatihan dan persiapan profesional
Pendidikan lanjutan diberikan oleh perguruan tinggi dan perguruan tinggi ilmu terapan. Selain itu, pengajaran orang dewasa dapat diakses di semua tingkatan.
sumber berita: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7161181/ini-rahasia-finlandia-punya-sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia-tidak-ada-ranking
Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phil., Ph.D Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Ada tiga esensi, pertama, membuat peningkatan kualitas pendidikan sebagai tujuan, karena selama ini kualitas belum menjadi tujuan
NEXT-LEVEL-STUDY.COM- Menurut Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo menyebutkan tiga esensi yang paling penting dalam menyukseskan transformasi pendidikan di Indonesia.
Di jakarta pada hari rabu 17 Januari 2024 Anindito mengtakan “Ada tiga esensi, pertama, membuat peningkatan kualitas pendidikan sebagai tujuan, karena selama ini kualitas belum menjadi tujuan. Kita perlu menetapkan hal tersebut menjadi tujuan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) dan rencana strategis Kemendikbudristek, ukurannya dari asesmen nasional
Dalam acara bincang bersama tentang pendidikan bersama Universitas Sampoerna, Anindito menjelaskan bahwa pemerintah daerah (pemda) selama ini bisa mendapatkan standar pelayanan minimum (SPM) tinggi semata-mata hanya karena telah membuat sekolah dengan fasilitas yang bagus secara fisik.
“Baru dalam dua tahun terakhir kita mengubah penilaian pemda, pemda mesti meningkatkan kemampuan membaca siswa, dan bagaimana agar siswa dapat mengaplikasikan kemampuan matematika dalam kehidupan sehari-hari,” ujar dia.
Menurutnya, hal tersebut masih belum terlihat dampaknya, karena pemda belum sepenuhnya mengimplementasikan peraturan tersebut.
Esensi yang kedua, yakni menyediakan peta jalan, yang selama ini telah diatur dalam kebijakan Kurikulum Merdeka.
“Permasalahan Kurikulum 13 (K-13) adalah materi akademik sangat banyak, semua format dan prosedur dari pusat, sehingga sekolah tidak memiliki wewenang untuk menyesuaikan dengan kemampuan yang ada di satuan pendidikan daerah, untuk itu kita buat Kurikulum Merdeka yang mengevaluasi kurikulum sebelumnya,” ucap Anindito.
Kemudian, esensi yang ketiga yakni meningkatkan kemampuan tenaga pendidik.
“Pendidikan harus ditingkatkan kemampuannya, melalui pelatihan guru misalnya, kalau selama ini guru merasa Kurikulum Merdeka terlalu berat karena banyak yang harus dipelajari, itu malah bagus karena artinya guru mau belajar. Jadilah guru yang berkualitas dan punya minat mengajar yang tinggi,” tuturnya.
Selama ini, Kemendikbudristek telah meningkatkan kapasitas dan kemampuan guru melalui berbagai program, salah satunya melalui program pendidikan profesi guru (PPG) prajabatan.
PPG Prajabatan adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV nonkependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai standar pendidikan nasional.
Menurut Anindito, dengan tiga esensi yang terus dilakukan secara konsisten tersebut, maka dapat mewujudkan cita-cita transformasi pendidikan yang lebih maju di Indonesia.
Sumber berita wesite Antara news terbitan Rabu, 17 Januari 2024 21:43 WIB.
Next Level Study.com – Untuk membina anak yang sehat, cerdas, dan sukses Orangtua selalu mencari cara. Segala upaya mereka lakukan agar anak-anak mereka berkembang. David Ting sebagai pakar pendidikan anak mengatakan, untuk membantu siswa cerdas dan meningkatkan studi, maka lima panca indera dan enam gelombang otak memiliki peran.
“5 artinya panca indera karena kita belajar dengan menggunakan indera kita. Angka 6 mewakili enam gelombang otak dan angka 5 berarti lima area peningkatan,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu (14/1/2024). Formula yang diperoleh dalam 20 tahun penelitian ini dijabarkan di dalam sembilan perangkat latihan, tambahnya.
“Tujuannya adalah mencapai otak dinamis yang artinya mampu mengendalikan otak dan menggunakan otak sesuai niat kita,” ujarnya yang merupakan Pendiri Genius Mind Academy (GMA) ini.
Otak dinamis memiliki rasa percaya diri, pemahaman, emosi, perhatian, konsentrasi, dan reseptor yang tinggi. Memilik otak dinamis saja tidak cukup karena sikap menentukan kualitas. Oleh karena itu, tambahnya. Dia menciptakan serangkaian kursus pengembangan karakter khusus untuk membantu setiap anak menjadi dewasa dengan lebih cepat.
Tren baru dalam pendidikan akan datang dan setiap orang akan mengutamakan melatih otak agar belajar menyenangkan dan mudah.
“Kita perlu mengasah kapak sebelum menebang pohon, sama halnya kita perlu melatih otak sebelum berangkat ke sekolah,” katanya.
Pernahkah kamu mengalami situasi diatas? Mengantuk adalah salah satu dampak dari bermain game online secara berlebihan (kecanduan), terlebih diusia pelajar. Jika kamu melakukan itu terus-menerus, kira-kira apa ya yang akan terjadi? Yuk cari tahu! Better late than sorry ya kan guys?
1. Kecanduan
Kecanduan bermain game online dapat mengganggu keseimbangan hidup kita, bahkan nih bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Contohnya ketika di sekolah. Saat pembelajaran sedang berlangsung, teman kita bisa mengikuti pelajaran dengan baik, fokus, dan segar. Sedangkan kita nih yang kecanduan sampai begadang biasa nya apa yang terjadi? Pasti ngantuk, lemes, bahkan sampai pusing karna kita kurang tidur. Padahal tidur itu penting untuk pemulihan dan regenerasi tubuh agar tidak mudah sakit.
2. Produktivitas Terganggu
Manusia punya aktivitas yang berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan dan kebutuhannya masing-masing. Nah kita sebagai pelajar, seharusnya belajar dengan tekun sesuai proses yang maksimal. Bila kita tidak mengatur waktu secara seimbang (ada waktu belajar, main, dan santai) bisa berakibat pada masa depan kita. Jadi main game pun harus ada waktu nya ya kawan! Jangan sampai bermain game yang tadinya untuk hiburan semata malah jadi salah satu penyebab kita stress dikemudian hari karna banyak kewajiban dan tugas kita yang belum bahkan tidak selesai!
3. Potensi Terjadinya Kriminalitas
Waduh, lihat kata kriminalitas sudah cukup serem ya! Kriminalitas yaitu segala tindakan yang melanggar hukum dan tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap tatan sosial di masyarakat. Emang bermain game bisa terjadi kriminalitas? Eits, jangan salah. Ternyata ada gamers yang menjadi korban cyber bullying. Bahkan melakukan cheat atau hack untuk memenangkan pertandingan. *bikin game engga seru ya:(
itu adalah sedikit dari dampak bermain game online secara berlebihan. akhir kata, inget ada sebuah prinsip bahwa “segala sesuatu hal yang berlebih-lebihan itu tidak baik” Jangan sampai kita menyesal loh! Yuk kita perbaiki diri untuk tujuan hidup kita masing-masing:)!
melani Putri Nugraha Program Studi Pendidikan Matematika,Universitas Indraprasta PGRI putrimelani828@gmail.com
Abstrak. permasalahan pembelajaran matematika sangatlah sulit di hillangkan karena banyak yang berpendapat bahwa Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah dengan presentase jam pelajaran yang paling banyak dibanding dengan mata pelajaran yang lainya. Ironisnya, matematika termasuk pelajaran yang tidak disukai banyak siswa. Bagi mereka pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang “kurang diminati” dan “kalau bisa dihindari”. Ketakutan-ketakutan dari siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri, melainkan kurangnya kemampuan guru dalam menciptakan situasi yang dapat membawa siswa tertarik pada matematika. Banyak peserta didik di semua tingkat pendidikan di negara-negara berkembang memiliki masalah dalam pembelajaran matematika (Mundla, 2012). Masalah yang timbul disebabkan oleh masalah dari dalam dan dari luar diri peserta didik. Masalah akademik dan pribadi peserta didik dalam lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dan diselesaikan dalam sejumlah cara yang berhubungan dengan psikolog pendidikan, konselor sekolah, dan penelitian pendidikan. Biasanya, masalah peserta didik cenderung banyak, beragam dan kompleks dan membutuhkan interdisipliner pendekatan untuk memahami mereka secara memadai.
Kata kunci (permasalahan, pembelajaran, matematika, SMP)
Pendahuluan
Banyaknya permasalahan pada pendidikan matematika di Indonesia merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika di sekolah. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan yaitu belajar dan mengajar. Kedua kegiatan tesebut berpadu menjadi suatu kegiatan yang membuat terjadinya interaksi antara peserta didik dengan guru dan sesama peserta didik disaat berlangsungnya proses belajar di sekolah (Sahudin, 2014).
Problematika pembelajaran matematika dapat disebabkan oleh faktor dari peserta didik maupun guru. Salah satu faktor guru yang menimbulkan problematika dalam pembelajaran matematika adalah kurangnya penguasaan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam setiap kelas yang berbeda.
Kajian literatur
Problematika atau masalah adalah sesuatu yang dibutuhkan penyelesaian karena terdapat ketidaksesuaian antara teori yang ada dengan kenyataan yang terjadi.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Matematika sebelumnya disebut ilmu hisab adalah ilmu yang mempelajari besaran, struktur, ruang, dan perubahan.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia yang ditempuh setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9.
Metode
Kepustakaan atau pengambilan data. Metode ini sebagai sumber dan bahan dalam penulisan yang berhubungan dengan permasalahan yang dikemukakan.
Hasil dan Pembahasan
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan yaitu belajar dan mengajar. Kedua kegiatan tesebut berpadu menjadi suatu kegiatan yang membuat terjadinya interaksi antara peserta didik dengan guru dan sesama peserta didik disaat
berlangsungnya proses belajar di sekolah. Proses pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam dunia pendidikan yang patut diperhatikan, direncanakan dan dipersiapkan, karena pembelajaran merupakan penentu utama dalam keberhasilan pendidikan.
Proses belajar mengajar matematika berhubungan dengan banyak konsep. Konsep matematika memiliki hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya. Peserta didik menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, karena sifatnya yang abstrak. Pada pembelajaran matematika penguasaan konsep menjadi salah satu permasalahan yang sering muncul di sekolah menengah pertama.
Penggunaan metode yang kurang tepat dalam menyampaikan materi dapat membuat proses belajar mengajar cenderung tidak efektif. Banyak peserta didik di semua tingkat pendidikan di negara-negara berkembang memiliki masalah dalam pembelajaran matematika. Masalah yang timbul disebabkan oleh masalah dari dalam dan dari luar diri peserta didik.
Masalah berkaitan dengan Metode Pembelajaran Matematika, antara lain :
Kurang Dikaitkan dengan Pengalaman Sehari-hari
Dalam membangun pengetahuan, pengalaman sehari-hari sangat penting dipakai sebagai jembatan. Konsep (pengetahuan) akan mudah dipahami manakala guru mampu mengaitkan, mengasosiasikan, dan menganalogikan dengan pengalaman sehari-hari siswa. Ketika memulai pembelajaran, topik baru, dan bahkan pada latihan soal, pengaitan penjelasan dengan pengalaman sehari-hari siswa akan memberikan banyak manfaat bagi tujuan pembelajaran itu sendiri. Setidaknya ada dua manfaat dari upaya pengaitan pembelajaran Matematika dengan pengalaman siswa.
Pertama, berdasarkan pengalaman, siswa dapat mengkontruksi pengetahuan yang diperolehnya secara lebih baik. Informasi akan menjadi pengetahuan baru, bila sesuai dengan sistem mental yang ada (pengalaman) atau sistem yang ada disesuaikan dengan informasi yang ada.
Kedua, pembelajaran Matematika yang dikaitkan dengan pengalaman hidup akan memberi kesempatan siswa untuk melakukan refleksi sehingga mampu menyentuh ranah afektif seorang siswa. Siswa akan lebih menghargai Matematika sebagai “alat” penting dan bermanfaat dalam kehidupannya.
Keterangan Guru Terlalu Jelas
Sering terjadi guru menerangkan suatu konsep terlalu jelas. Mungkin dalam hal ini guru menganggap siswanya memerlukan semua keterangan itu atau bahkan guru ingin menguasai kelas. Ketika siswa memerlukan bantuan guru dalam pemecahan masalah pun sering guru tidak berperan sebagai “penuntun”, melainkan menyelesaikan sendiri masalah tersebut secara tuntas. Keterangan yang terlalu jelas bagi siswa akan mengurangi kepuasan siswa. Kepuasan menyelesaikan sendiri persoalan yang dihadapnya menjadi hilang. Nampaknya, pemberian “clue”, “hint”, atau pertanyaan menuntun pada saat siswa menemui kesulitan dalam memecahkan masalah merupakan langkah yang bijaksana.
Jarang Ada Guru yang Menerapkan Pembelajaran dengan Kerja Kelompok
Dalam praktik pembelajaran di kelas, kerja kelompok –seperti misalnya cooperative learning – jarang sekali diterapkan, bahkan sebagian besar sekolah justru tidak pernah menerapkan. Selain adanya kekurangberanian guru menerapkan metode pembelajaran kelompok, beberapa guru yang telah mencoba melaksanakannya menuai berbagai kekecewaan. Salah satu contoh, misalnya, hanya satu atau dua siswa saja yang mengerjakan, sementara yang lain tidak melakukan apa-apa. Belajar kelompok dapat mengisi kelemahan belajar secara individual dan dapat mengakomodasikan gaya belajar yang berbeda-beda. Interaksi dengan teman sebaya, terutama yang lebih mampu, akan membantu 9 siswa bersangkutan untuk memecahkan masalah belajarnya.
Menekankan Drill dan Kurang Mengembangkan Daya Nalar Guru lebih intens dalam menggunakan drill dengan pertimbangan bahwa soal menggunakan bentuk soal yang sesuai dengan drill, yaitu soal bentuk pilihan ganda. Dalam pemecahan masalah, siswa tidak dibiasakan atau dikondisikan untuk berlatih menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang logis dan sistematis. Umumnya guru tidak cukup sabar untuk mencermati langkah-langkah jawaban siswa. Dengan demikian banyak siswa yang lebih memilih jalan pintas tanpa mengetahui proses mendapatkan jawaban.
Meminta Siswa Menghafal Rumus
Menghafal rumus ataupun definisi masih sering ditekankan guru pada siswanya. Walaupun pemahaman belum dimiliki dengan baik, hafalan diberikan guru sebagai jalan pintas. Jalan pintas melalui hafalan dilakukan dengan pertimbangan bahwa pemahaman akan dibenahi melalui latihan soal pada tahap berikutnya. Dengan hafalan, sangat mungkin pemahaman yang diperoleh tidak mantap. Pemahaman yang tidak mantap akan mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan pada masalah sehari-hari. Dengan demikian, hafalan seharusnya diberikan setelah siswa memperoleh pemahaman. Di samping itu, hafalan seyogyanya dibatasi hanya pada istilah-istilah, notasi, definisi, prosedur, dan algoritma. Agar hafalan dapat bertahan lama dalam memori dan mudah “dipanggil” kembali, guru dapat menggunakan berbagai metode menghafal yang sesuai.
Masalah Berkaitan dengan Pengelolaan Kelas
• Keberanian bertanya kurang (pasif)
• Pengaturan Tempat Duduk dan Ruangan yang Formal
Kesimpulan dan saran
Salah satu faktor guru yang menimbulkan permasalahan dalam pembelajaran matematika adalah kurangnya penguasaan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam setiap kelas yang berbeda. Dalam permasalahan matematika sekolah terdapat macam-macam diantaranya: Problematika matematika sekolah yang didasarkan pada kurikulum, Problematika matematika sekolah yang didasarkan pada konten, Problematika matematika sekolah yang didasarkan pada pendagogi, dan Problematika matematika sekolah yang didasarkan pada penilaian.
Solusi dalam problematika yaitu di dalam proses pemecahan masalah. Salah satu diantaranya adalah ia tidak mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya tetapi berkeinginan untuk menyelesaikannya, maka dapat dikatakan orang tersebut berhadapan dengan suatu masalah.
Daftar rujukan
a. Untuk sumber dari internet http://eprints.ums.ac.id/11687/2/BAB_I.pdf