Pendidikan

Tiga esensi penting dalam transformasi pendidikan

Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phil., Ph.D Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan

 

Ada tiga esensi, pertama, membuat peningkatan kualitas pendidikan sebagai tujuan, karena selama ini kualitas belum menjadi tujuan

 

NEXT-LEVEL-STUDY.COM- Menurut Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo menyebutkan tiga esensi yang paling penting dalam menyukseskan transformasi pendidikan di Indonesia.

 

Di jakarta pada hari rabu 17 Januari 2024  Anindito mengtakan “Ada tiga esensi, pertama, membuat peningkatan kualitas pendidikan sebagai tujuan, karena selama ini kualitas belum menjadi tujuan. Kita perlu menetapkan hal tersebut menjadi tujuan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) dan rencana strategis Kemendikbudristek, ukurannya dari asesmen nasional

 

Dalam acara bincang bersama tentang pendidikan bersama Universitas Sampoerna, Anindito menjelaskan bahwa pemerintah daerah (pemda) selama ini bisa mendapatkan standar pelayanan minimum (SPM) tinggi semata-mata hanya karena telah membuat sekolah dengan fasilitas yang bagus secara fisik.

 

“Baru dalam dua tahun terakhir kita mengubah penilaian pemda, pemda mesti meningkatkan kemampuan membaca siswa, dan bagaimana agar siswa dapat mengaplikasikan kemampuan matematika dalam kehidupan sehari-hari,” ujar dia.

 

Menurutnya, hal tersebut masih belum terlihat dampaknya, karena pemda belum sepenuhnya mengimplementasikan peraturan tersebut.

 

Esensi yang kedua, yakni menyediakan peta jalan, yang selama ini telah diatur dalam kebijakan Kurikulum Merdeka.

 

“Permasalahan Kurikulum 13 (K-13) adalah materi akademik sangat banyak, semua format dan prosedur dari pusat, sehingga sekolah tidak memiliki wewenang untuk menyesuaikan dengan kemampuan yang ada di satuan pendidikan daerah, untuk itu kita buat Kurikulum Merdeka yang mengevaluasi kurikulum sebelumnya,” ucap Anindito.

 

Kemudian, esensi yang ketiga yakni meningkatkan kemampuan tenaga pendidik.

 

“Pendidikan harus ditingkatkan kemampuannya, melalui pelatihan guru misalnya, kalau selama ini guru merasa Kurikulum Merdeka terlalu berat karena banyak yang harus dipelajari, itu malah bagus karena artinya guru mau belajar. Jadilah guru yang berkualitas dan punya minat mengajar yang tinggi,” tuturnya.

 

Selama ini, Kemendikbudristek telah meningkatkan kapasitas dan kemampuan guru melalui berbagai program, salah satunya melalui program pendidikan profesi guru (PPG) prajabatan.

 

PPG Prajabatan adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV nonkependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai standar pendidikan nasional.

 

Menurut Anindito, dengan tiga esensi yang terus dilakukan secara konsisten tersebut, maka dapat mewujudkan cita-cita transformasi pendidikan yang lebih maju di Indonesia.

 

Sumber berita wesite Antara news terbitan Rabu, 17 Januari 2024 21:43 WIB.

Tiga esensi penting dalam transformasi pendidikan Read More »

Meningkatkan Kecerdasan Anak sejak Usia Dini Menjadi Tren Baru Pendidikan

Foto by https://www.patrickblessinger.com

 

 

Next Level Study.com –  Untuk membina anak yang sehat, cerdas, dan sukses Orangtua selalu mencari cara. Segala upaya mereka lakukan agar anak-anak mereka berkembang. David Ting sebagai pakar pendidikan anak mengatakan, untuk membantu siswa cerdas dan meningkatkan studi, maka lima panca indera dan enam gelombang otak memiliki peran.

“5 artinya panca indera karena kita belajar dengan menggunakan indera kita. Angka 6 mewakili enam gelombang otak dan angka 5 berarti lima area peningkatan,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu (14/1/2024). Formula yang diperoleh dalam 20 tahun penelitian ini dijabarkan di dalam sembilan perangkat latihan, tambahnya.

“Tujuannya adalah mencapai otak dinamis yang artinya mampu mengendalikan otak dan menggunakan otak sesuai niat kita,” ujarnya yang merupakan Pendiri Genius Mind Academy (GMA) ini.

 

Otak dinamis memiliki rasa percaya diri, pemahaman, emosi, perhatian, konsentrasi, dan reseptor yang tinggi. Memilik otak dinamis saja tidak cukup karena sikap menentukan kualitas. Oleh karena itu, tambahnya. Dia menciptakan serangkaian kursus pengembangan karakter khusus untuk membantu setiap anak menjadi dewasa dengan lebih cepat.

 

Tren baru dalam pendidikan akan datang dan setiap orang akan mengutamakan melatih otak agar belajar menyenangkan dan mudah.

“Kita perlu mengasah kapak sebelum menebang pohon, sama halnya kita perlu melatih otak sebelum berangkat ke sekolah,” katanya.

 

Meningkatkan Kecerdasan Anak sejak Usia Dini Menjadi Tren Baru Pendidikan Read More »

Dampak Bermain Game Online di Usia Pelajar

Duh ngantuk banget nih, semalem begadang”

“Ngapain?”

“Push Rank hehehe ”

Pernahkah kamu mengalami situasi diatas? Mengantuk adalah salah satu dampak dari bermain game online secara berlebihan (kecanduan), terlebih diusia pelajar. Jika kamu melakukan itu terus-menerus, kira-kira apa ya yang akan terjadi? Yuk cari tahu! Better late than sorry ya kan guys?

1. Kecanduan

Kecanduan bermain game online dapat mengganggu keseimbangan hidup kita, bahkan nih bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Contohnya ketika di sekolah. Saat pembelajaran sedang berlangsung, teman kita bisa mengikuti pelajaran dengan baik, fokus, dan segar. Sedangkan kita nih yang kecanduan sampai begadang biasa nya apa yang terjadi? Pasti ngantuk, lemes, bahkan sampai pusing karna kita kurang tidur. Padahal tidur itu penting untuk pemulihan dan regenerasi tubuh agar tidak mudah sakit.

 

2. Produktivitas Terganggu

Manusia punya aktivitas yang berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan dan kebutuhannya masing-masing. Nah kita sebagai pelajar, seharusnya belajar dengan tekun sesuai proses yang maksimal. Bila kita tidak mengatur waktu secara seimbang (ada waktu belajar, main, dan santai) bisa berakibat pada masa depan kita. Jadi main game pun harus ada waktu nya ya kawan! Jangan sampai bermain game yang tadinya untuk hiburan semata malah jadi salah satu penyebab kita stress dikemudian hari karna banyak kewajiban dan tugas kita yang belum bahkan tidak selesai!

 

3. Potensi Terjadinya Kriminalitas

Waduh, lihat kata kriminalitas sudah cukup serem ya! Kriminalitas yaitu segala tindakan yang melanggar hukum dan tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap tatan sosial di masyarakat. Emang bermain game bisa terjadi kriminalitas? Eits, jangan salah. Ternyata ada gamers yang menjadi korban cyber bullying. Bahkan melakukan cheat atau hack untuk memenangkan pertandingan. *bikin game engga seru ya:(

itu adalah sedikit dari dampak bermain game online secara berlebihan. akhir kata, inget ada sebuah prinsip bahwa “segala sesuatu hal yang berlebih-lebihan itu tidak baik” Jangan sampai kita menyesal loh! Yuk kita perbaiki diri untuk tujuan hidup kita masing-masing:)!

Dampak Bermain Game Online di Usia Pelajar Read More »

permaskahan matematika

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA1

 

permasalahan pembelajaran matematika
permasalahan pembelajaran matematika

melani Putri Nugraha
Program Studi Pendidikan Matematika,Universitas Indraprasta PGRI
[email protected]

Abstrak. permasalahan pembelajaran matematika sangatlah sulit di hillangkan karena banyak yang berpendapat bahwa Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah dengan presentase jam pelajaran yang paling banyak dibanding dengan mata pelajaran yang lainya. Ironisnya, matematika termasuk pelajaran yang tidak disukai banyak siswa. Bagi mereka pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang “kurang diminati” dan “kalau bisa dihindari”. Ketakutan-ketakutan dari siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri, melainkan kurangnya kemampuan guru dalam menciptakan situasi yang dapat membawa siswa tertarik pada matematika. Banyak peserta didik di semua tingkat pendidikan di negara-negara berkembang memiliki masalah dalam pembelajaran matematika (Mundla, 2012). Masalah yang timbul disebabkan oleh masalah dari dalam dan dari luar diri peserta didik. Masalah akademik dan pribadi peserta didik dalam lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dan diselesaikan dalam sejumlah cara yang berhubungan dengan psikolog pendidikan, konselor sekolah, dan penelitian pendidikan. Biasanya, masalah peserta didik cenderung banyak, beragam dan kompleks dan membutuhkan interdisipliner pendekatan untuk memahami mereka secara memadai.

Kata kunci (permasalahan, pembelajaran, matematika, SMP)

Pendahuluan
Banyaknya permasalahan pada pendidikan matematika di Indonesia merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika di sekolah. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan yaitu belajar dan mengajar. Kedua kegiatan tesebut berpadu menjadi suatu kegiatan yang membuat terjadinya interaksi antara peserta didik dengan guru dan sesama peserta didik disaat berlangsungnya proses belajar di sekolah (Sahudin, 2014).
Problematika pembelajaran matematika dapat disebabkan oleh faktor dari peserta didik maupun guru. Salah satu faktor guru yang menimbulkan problematika dalam pembelajaran matematika adalah kurangnya penguasaan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam setiap kelas yang berbeda.

Kajian literatur
Problematika atau masalah adalah sesuatu yang dibutuhkan penyelesaian karena terdapat ketidaksesuaian antara teori yang ada dengan kenyataan yang terjadi.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Matematika sebelumnya disebut ilmu hisab adalah ilmu yang mempelajari besaran, struktur, ruang, dan perubahan.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia yang ditempuh setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9.
Metode

Kepustakaan atau pengambilan data. Metode ini sebagai sumber dan bahan dalam penulisan yang berhubungan dengan permasalahan yang dikemukakan.

Hasil dan Pembahasan
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan yaitu belajar dan mengajar. Kedua kegiatan tesebut berpadu menjadi suatu kegiatan yang membuat terjadinya interaksi antara peserta didik dengan guru dan sesama peserta didik disaat

   berlangsungnya proses belajar di sekolah. Proses pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam dunia pendidikan yang patut diperhatikan, direncanakan dan dipersiapkan, karena pembelajaran merupakan penentu utama dalam keberhasilan pendidikan.
Proses belajar mengajar matematika berhubungan dengan banyak konsep. Konsep matematika memiliki hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya. Peserta didik menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, karena sifatnya yang abstrak. Pada pembelajaran matematika penguasaan konsep menjadi salah satu permasalahan yang sering muncul di sekolah menengah pertama.
Penggunaan metode yang kurang tepat dalam menyampaikan materi dapat membuat proses belajar mengajar cenderung tidak efektif. Banyak peserta didik di semua tingkat pendidikan di negara-negara berkembang memiliki masalah dalam pembelajaran matematika. Masalah yang timbul disebabkan oleh masalah dari dalam dan dari luar diri peserta didik.

Masalah berkaitan dengan Metode Pembelajaran Matematika, antara lain :

 Kurang Dikaitkan dengan Pengalaman Sehari-hari
Dalam membangun pengetahuan, pengalaman sehari-hari sangat penting dipakai sebagai jembatan. Konsep (pengetahuan) akan mudah dipahami manakala guru mampu mengaitkan, mengasosiasikan, dan menganalogikan dengan pengalaman sehari-hari siswa. Ketika memulai pembelajaran, topik baru, dan bahkan pada latihan soal, pengaitan penjelasan dengan pengalaman sehari-hari siswa akan memberikan banyak manfaat bagi tujuan pembelajaran itu sendiri. Setidaknya ada dua manfaat dari upaya pengaitan pembelajaran Matematika dengan pengalaman siswa.

Pertama, berdasarkan pengalaman, siswa dapat mengkontruksi pengetahuan yang diperolehnya secara lebih baik. Informasi akan menjadi pengetahuan baru, bila sesuai dengan sistem mental yang ada (pengalaman) atau sistem yang ada disesuaikan dengan informasi yang ada.

Kedua, pembelajaran Matematika yang dikaitkan dengan pengalaman hidup akan memberi kesempatan siswa untuk melakukan refleksi sehingga mampu menyentuh ranah afektif seorang siswa. Siswa akan lebih menghargai Matematika sebagai “alat” penting dan bermanfaat dalam kehidupannya.

 Keterangan Guru Terlalu Jelas
Sering terjadi guru menerangkan suatu konsep terlalu jelas. Mungkin dalam hal ini guru menganggap siswanya memerlukan semua keterangan itu atau bahkan guru ingin menguasai kelas. Ketika siswa memerlukan bantuan guru dalam pemecahan masalah pun sering guru tidak berperan sebagai “penuntun”, melainkan menyelesaikan sendiri masalah tersebut secara tuntas. Keterangan yang terlalu jelas bagi siswa akan mengurangi kepuasan siswa. Kepuasan menyelesaikan sendiri persoalan yang dihadapnya menjadi hilang. Nampaknya, pemberian “clue”, “hint”, atau pertanyaan menuntun pada saat siswa menemui kesulitan dalam memecahkan masalah merupakan langkah yang bijaksana.

 Jarang Ada Guru yang Menerapkan Pembelajaran dengan Kerja Kelompok
Dalam praktik pembelajaran di kelas, kerja kelompok –seperti misalnya cooperative learning – jarang sekali diterapkan, bahkan sebagian besar sekolah justru tidak pernah menerapkan. Selain adanya kekurangberanian guru menerapkan metode pembelajaran kelompok, beberapa guru yang telah mencoba melaksanakannya menuai berbagai kekecewaan. Salah satu contoh, misalnya, hanya satu atau dua siswa saja yang mengerjakan, sementara yang lain tidak melakukan apa-apa. Belajar kelompok dapat mengisi kelemahan belajar secara individual dan dapat mengakomodasikan gaya belajar yang berbeda-beda. Interaksi dengan teman sebaya, terutama yang lebih mampu, akan membantu 9 siswa bersangkutan untuk memecahkan masalah belajarnya.

 Menekankan Drill dan Kurang Mengembangkan Daya Nalar Guru lebih intens dalam menggunakan drill dengan pertimbangan bahwa soal menggunakan bentuk soal yang sesuai dengan drill, yaitu soal bentuk pilihan ganda. Dalam pemecahan masalah, siswa tidak dibiasakan atau dikondisikan untuk berlatih menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang logis dan sistematis. Umumnya guru tidak cukup sabar untuk mencermati langkah-langkah jawaban siswa. Dengan demikian banyak siswa yang lebih memilih jalan pintas tanpa mengetahui proses mendapatkan jawaban.

 Meminta Siswa Menghafal Rumus
Menghafal rumus ataupun definisi masih sering ditekankan guru pada siswanya. Walaupun pemahaman belum dimiliki dengan baik, hafalan diberikan guru sebagai jalan pintas. Jalan pintas melalui hafalan dilakukan dengan pertimbangan bahwa pemahaman akan dibenahi melalui latihan soal pada tahap berikutnya. Dengan hafalan, sangat mungkin pemahaman yang diperoleh tidak mantap. Pemahaman yang tidak mantap akan mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan pada masalah sehari-hari. Dengan demikian, hafalan seharusnya diberikan setelah siswa memperoleh pemahaman. Di samping itu, hafalan seyogyanya dibatasi hanya pada istilah-istilah, notasi, definisi, prosedur, dan algoritma. Agar hafalan dapat bertahan lama dalam memori dan mudah “dipanggil” kembali, guru dapat menggunakan berbagai metode menghafal yang sesuai.

 Masalah Berkaitan dengan Pengelolaan Kelas
• Keberanian bertanya kurang (pasif)
• Pengaturan Tempat Duduk dan Ruangan yang Formal

Kesimpulan dan saran
Salah satu faktor guru yang menimbulkan permasalahan dalam pembelajaran matematika adalah kurangnya penguasaan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam setiap kelas yang berbeda. Dalam permasalahan matematika sekolah terdapat macam-macam diantaranya: Problematika matematika sekolah yang didasarkan pada kurikulum, Problematika matematika sekolah yang didasarkan pada konten, Problematika matematika sekolah yang didasarkan pada pendagogi, dan Problematika matematika sekolah yang didasarkan pada penilaian.
Solusi dalam problematika yaitu di dalam proses pemecahan masalah. Salah satu diantaranya adalah ia tidak mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya tetapi berkeinginan untuk menyelesaikannya, maka dapat dikatakan orang tersebut berhadapan dengan suatu masalah.

Daftar rujukan
a. Untuk sumber dari internet
     http://eprints.ums.ac.id/11687/2/BAB_I.pdf

 http://repository.widyamandala.ac.id/480/1/pak%20dwi%20priyo.pdf

 http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/prismatika/article/view/510

 https://sitichotijah269.wordpress.com/tugas-kuliah/tugas-internet-desing/artikel-pendidikan-matematika-di-smp/

 https://onlinelearning.uhamka.ac.id/pluginfile.php/526652/mod_resource/content/1/Makalah%20problematika%20matematika%20sekolah_7G_kel%206….pdf
– https://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras/article/view/688

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA1 Read More »

Scroll to Top