next-level-study.com – Emosi adalah reaksi alami yang muncul sebagai respons terhadap situasi tertentu, baik itu marah, sedih, bahagia, atau takut. Namun, saat emosi negatif seperti marah atau kecewa muncul, otak kita cenderung mengambil keputusan berdasarkan perasaan sesaat, bukan pertimbangan logis.
Misalnya, seseorang yang sedang marah mungkin berkata kasar kepada temannya dan akhirnya menyesal setelah suasana hatinya membaik. Inilah alasan mengapa kita harus memahami emosi sebelum bertindak.
Siapa nih, sahabat next level study, yang pernah mengambil keputusan saat emosi memuncak? Kadang, saat sedang marah, sedih, atau frustrasi, kita merasa harus segera mengambil tindakan atau mengatakan sesuatu. Namun, keputusan yang diambil dalam keadaan ini sering kali berujung pada penyesalan. Kenapa? Karena saat emosi menguasai diri, kita tidak berpikir dengan jernih.
1. Kenapa Kita Tidak Boleh Membuat Keputusan saat Emosi?
Banyak orang berpikir bahwa keputusan yang diambil saat dalam keadaan ini memuncak adalah ungkapan kejujuran. Padahal, tidak selalu begitu. Berikut alasannya:
- Mengaburkan Logika
Saat marah atau sedih, otak kita sulit berpikir jernih sehingga kita cenderung bertindak impulsif tanpa memikirkan akibatnya. - Bisa Menyebabkan Penyesalan
Keputusan yang diambil dalam keadaan ini sering kali tidak rasional, dan setelah tenang, kita mungkin menyesalinya. - Membahayakan Hubungan dengan Orang Lain
Perkataan atau tindakan yang diambil saat ada dalam kondisi ini bisa melukai perasaan orang lain dan merusak hubungan yang sudah terjalin.
2. Dampak Negatif Menekan Orang Lain saat Emosi
Saat seseorang dikuasai emosi, mereka cenderung menekan orang lain untuk mengikuti keinginannya. Padahal, tindakan ini bisa berdampak buruk seperti:
- Menyebabkan Stres dan Serangan Panik
Orang yang ditekan dalam situasi ini bisa mengalami stres berat, bahkan hingga sesak napas atau serangan panik. - Memicu Konflik yang Lebih Besar
Saat kita menekan orang lain saat ada di kondisi ini, mereka bisa merespons dengan perlawanan atau menghindari kita sama sekali. - Merusak Kepercayaan dan Hubungan
Jika sering dilakukan, orang-orang di sekitar kita akan kehilangan kepercayaan karena merasa tidak nyaman dan selalu tertekan.
3. Cara Mengontrolnya Sebelum Mengambil Keputusan
Agar tidak terjebak dalam keputusan impulsif , coba lakukan beberapa langkah berikut:
- Ambil Napas Dalam-dalam
Teknik pernapasan dalam membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi reaksi impulsif. - Jeda Sejenak Sebelum Merespons
Jika merasa marah atau sedih, ambil waktu beberapa menit atau jam untuk menenangkan diri sebelum berbicara atau bertindak. - Alihkan Diri ke Aktivitas Positif
Berjalan-jalan, mendengarkan musik, atau menulis di jurnal bisa membantu mengelolanya dengan lebih baik. - Bicara dengan Orang Terpercaya
Konsultasi dengan teman atau keluarga dapat memberi perspektif baru sebelum mengambil keputusan besar. - Fokus pada Mindfulness
Melatih kesadaran penuh (mindfulness) membantu kita lebih terkendali dalam menghadapi situasi emosional.
Mengambil keputusan saat dikuasai emosi adalah tindakan yang berisiko tinggi. Kita cenderung tidak berpikir secara jernih, mudah menyesal, dan bahkan bisa menyakiti orang lain. Sebelum mengambil keputusan penting, pastikan untuk menenangkan diri terlebih dahulu.
Sahabat next level study, yuk biasakan berpikir sebelum bertindak! Bagikan artikel ini ke teman-temanmu agar mereka juga lebih bijak dalam mengelola emosi.