TRY OUT OSN BIOLOGI- 2025 #2

Report a question

You cannot submit an empty report. Please add some details.
/200

Apakah kamu sudah siap . Jika memang sudah siap dan bersedia sekarang silakan dimulai.

♦ SEMANGAT ♦

Wahh waktu ujian sudah habis nih sekarang kamu tinggal berdoa dan belajar lagi saja yah, tunggu hasilnya nanti ketika di umumkan Gambare ♥


TRY OUT OSN BIOLOGI- 2025 #2

TRY OUT PERSIAPAN OSN- K BIOLOGI SMA #2

HALLO SAHABAT NEXT LEVEL, INI ADALAH TRY OUT YANG KAMI SIAPKAN UNTUK UNJUK KEMAMPUAN YAA. HASIL KALIAN PERTAMA KALI ADALAH HASIL KEMAMPUAN KALIAN SESUNGGUHNYA. YUK UKUR KEMAMPUAN KALIAN, DAN DI AKHIR PERIODE AKAN KAMI SANDINGKAN DENGAN HASIL PESERTA LAIN

PERIODE PENGERJAAN :

TRY OUT OSN BIOLOGI- 2025 #1(PEMANASAN)

START : 8 JUNI 2025 PUKUL : 13.00
END : 14 JUNI 2025 PUKUL : 23.59

TRY OUT OSN BIOLOGI- 2025 #2(MULAI SERIUS)

START : 15 JUNI 2025 PUKUL : 07.00
END : 20 JUNI 2025 PUKUL : 23.59

TRY OUT OSN BIOLOGI- 2025 #3(TUNJUKAN JATI DIRIMU)

START : 21 JUNI 2025 PUKUL : 07.00
END : 23 JUNI 2025 PUKUL : 23.59

DIREKOMENDASIKAN MENGERJAKAN MENGGUNAKAN LAPTOP

KETENTUAN

  1. JUMLAH SOAL 50 (4 KASUS DALAM 1 SOAL)
  2. SOAL : JAWABAN BENAR = +1, KOSONG = 0, SALAH=0
  3. WAKTU PENGERJAAN = 180 MENIT
  4. KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERJELAS GAMBAR(DILUAR MODE FULL SCREEN)
  5. KERJAKAN DENGAN JUJUR, DAN PERCAYA DIRI
  6. DIPERBOLEHKAN MENGGUNAKAN KALKULATOR
  7. TIDAK DIPERBOLEHKAN SEARCHING / BANTUAN AI (PEDE AJEE)
  8. JANGAN LUPA BERDOA

NOTE : SIMBOL BENDERA = TOMBOL SELESAI, PASTIKAN SUDAH MENGERJAKAN SOAL HINGGA TUNTAS

SELAMAT MENGERJAKAN

MASUKAN DATA DIRI

1 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

1. Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S) mengenai prinsip parsimoni dalam pembuatan pohon filogenetik!

Pohon filogenetik harus memiliki sesedikit mungkin perubahan evolusioner baik dalam hal
urutan DNA maupun karakter morfologi.

2 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

2. Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S) mengenai prinsip parsimoni dalam pembuatan pohon filogenetik!

Pohon filogenetik harus memiliki sesedikit mungkin titik percabangan.

3 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

3. Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S) mengenai prinsip parsimoni dalam pembuatan pohon filogenetik!

Cabang-cabang di pohon filogenetik harus dibuat berdasarkan pada sebanyak mungkin
karakter turunan yang dimiliki bersama.

4 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

4. Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S) mengenai prinsip parsimoni dalam pembuatan pohon filogenetik!

Pohon filogenetik dibuat berdasarkan karakter morfologi fosil karena fosil memberikan
penjelasan paling sederhana mengenai evolusi.

5 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

5. Spons (Sponges) merupakan salah satu kelompok yang berdivergensi paling awal dalam evolusi hewan. Akan tetapi, hubungan kekerabatan antara spons dengan hewan lainnya masih diperdebatkan akibat keberagamannya. Salah satu hipotesis kekerabatan tersebut ditunjukkan pada gambar di atas ini.

Karakter D dan E mewakili simetri tubuh yang berbeda.

6 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

6. Spons (Sponges) merupakan salah satu kelompok yang berdivergensi paling awal dalam evolusi hewan. Akan tetapi, hubungan kekerabatan antara spons dengan hewan lainnya masih diperdebatkan akibat keberagamannya. Salah satu hipotesis kekerabatan tersebut ditunjukkan pada gambar di atas ini.

Karakter C menunjukkan keberadaan selom.

7 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

7. Spons (Sponges) merupakan salah satu kelompok yang berdivergensi paling awal dalam evolusi hewan. Akan tetapi, hubungan kekerabatan antara spons dengan hewan lainnya masih diperdebatkan akibat keberagamannya. Salah satu hipotesis kekerabatan tersebut ditunjukkan pada gambar di atas ini.

Karakter A merupakan sinapomorfi dari seluruh hewan.

8 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

8. Spons (Sponges) merupakan salah satu kelompok yang berdivergensi paling awal dalam evolusi hewan. Akan tetapi, hubungan kekerabatan antara spons dengan hewan lainnya masih diperdebatkan akibat keberagamannya. Salah satu hipotesis kekerabatan tersebut ditunjukkan pada gambar di atas ini.

Kelompok spons menyusun sebuah klad.

9 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

9. Selain pada tumbuhan berbiji, kambium vaskular juga ditemukan pada beberapa spesies paku. Oleh karena itu, Anda bertanya-tanya, apakah kambium vaskular berevolusi secara independen pada garis-garis keturunan tumbuhan ini? Untuk itu, ia mengamati keberadaan kambium vaskular pada berbagai kelompok tumbuhan yang tersaji pada ilustrasi di atas.

Terdapat sedikitnya satu cabang politomi dari pohon filogenetik di atas.

10 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

10. Selain pada tumbuhan berbiji, kambium vaskular juga ditemukan pada beberapa spesies paku. Oleh karena itu, Anda bertanya-tanya, apakah kambium vaskular berevolusi secara independen pada garis-garis keturunan tumbuhan ini? Untuk itu, ia mengamati keberadaan kambium vaskular pada berbagai kelompok tumbuhan yang tersaji pada ilustrasi di atas.

Keberadaan kambium vaskular taksa-taksa di atas dapat diamati sepenuhnya dari sayatan
segar organ batang atau akar.

11 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

11. Selain pada tumbuhan berbiji, kambium vaskular juga ditemukan pada beberapa spesies paku. Oleh karena itu, Anda bertanya-tanya, apakah kambium vaskular berevolusi secara independen pada garis-garis keturunan tumbuhan ini? Untuk itu, ia mengamati keberadaan kambium vaskular pada berbagai kelompok tumbuhan yang tersaji pada ilustrasi di atas.

Terdapat evolusi konvergen dari kambium vaskular.

12 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

12. Selain pada tumbuhan berbiji, kambium vaskular juga ditemukan pada beberapa spesies paku. Oleh karena itu, Anda bertanya-tanya, apakah kambium vaskular berevolusi secara independen pada garis-garis keturunan tumbuhan ini? Untuk itu, ia mengamati keberadaan kambium vaskular pada berbagai kelompok tumbuhan yang tersaji pada ilustrasi di atas.

Terdapat trait reversal dari keberadaan kambium vaskular.

13 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

13. Grafik berikut menunjukkan hasil eksperimen pemberian nutrien berlebih pada ekosistem danau selama beberapa tahun. Garis solid menunjukkan level biomassa fitoplankton pada danau yang diberi perlakuan pupuk mengandung unsur C, N, dan P, sedangkan garis putus-putus menunjukkan danau kontrol yang tidak diberi pupuk. Pemberian pupuk dimulai pada tahun 1970 dan berhenti pada tahun 1980.

Selama masa perlakuan, pertumbuhan populasi fitoplankton di danau kontrol adalah nol.

 

14 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

14. Grafik berikut menunjukkan hasil eksperimen pemberian nutrien berlebih pada ekosistem danau selama beberapa tahun. Garis solid menunjukkan level biomassa fitoplankton pada danau yang diberi perlakuan pupuk mengandung unsur C, N, dan P, sedangkan garis putus-putus menunjukkan danau kontrol yang tidak diberi pupuk. Pemberian pupuk dimulai pada tahun 1970 dan berhenti pada tahun 1980.

Daya dukung (carrying capacity) danau yang diberi pupuk berada di sekitar 5

g/m3

15 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

15. Grafik berikut menunjukkan hasil eksperimen pemberian nutrien berlebih pada ekosistem danau selama beberapa tahun. Garis solid menunjukkan level biomassa fitoplankton pada danau yang diberi perlakuan pupuk mengandung unsur C, N, dan P, sedangkan garis putus-putus menunjukkan danau kontrol yang tidak diberi pupuk. Pemberian pupuk dimulai pada tahun 1970 dan berhenti pada tahun 1980.

Nutrien bukan merupakan faktor pembatas pertumbuhan pada ekosistem danau di atas.

16 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

16. Grafik berikut menunjukkan hasil eksperimen pemberian nutrien berlebih pada ekosistem danau selama beberapa tahun. Garis solid menunjukkan level biomassa fitoplankton pada danau yang diberi perlakuan pupuk mengandung unsur C, N, dan P, sedangkan garis putus-putus menunjukkan danau kontrol yang tidak diberi pupuk. Pemberian pupuk dimulai pada tahun 1970 dan berhenti pada tahun 1980.

Kedua danau memiliki biomassa yang sama sebelum pemberian pupuk.

17 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

17. Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S) mengenai aliran energi dan peredaran senyawa kimia dalam ekosistem?

Panjangnya rantai makanan ditentukan oleh banyaknya energi yang keluar/terbuang di
setiap tingkatan trofik.

18 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

18. Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S) mengenai aliran energi dan peredaran senyawa kimia dalam ekosistem?

Masuknya energi dari luar siklus secara berkelanjutan diperlukan karena besarnya energi
yang hilang antarorgansime.

19 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

19. Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S) mengenai aliran energi dan peredaran senyawa kimia dalam ekosistem?

Jumlah energi yang hilang paling besar terjadi antara konsumen tersier dengan dekomposer.

20 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

20. Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S) mengenai aliran energi dan peredaran senyawa kimia dalam ekosistem?

Energi yang mengalir dalam ekosistem mengacu kepada energi cahaya yang dikonversi
menjadi energi kimia oleh produsen primer.

21 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

21. Perubahan iklim dan aktivitas manusia dapat menyebabkan kepunahan spesies baik melalui mekanisme langsung maupun tidak langsung. Interaksi erat antarorganisme dalam ekosistem dapat menyebabkan kepunahan bersama (co-extinction) ketika salah satu anggotanya mati. Sebagai contoh kepunahan suatu spesies tumbuhan dapat menyebabkan herbivora ikut punah karena tidak memiliki alternatif makanan.

Meskipun co-extinction didukung oleh latar belakang teori yang kuat, kontribusi peristiwa ini terhadap tingkat kepunahan di dalam ekosistem cukup sulit diukur, terutama dalam skala global. Oleh karena itu, Erin dan timnya melaksanakan sebuah simulasi kepunahan menggunakan 1000 Bumi virtual. Pemanasan atau pendinginan global disimulasikan pada Bumi-Bumi tersebut. Penurunan spesies berdasarkan ada atau tidaknya co-extinction pada simulasi lalu dicatat dan disajikan pada grafik di atas.

Peristiwa co-extinction tidak terbukti meningkatkan kepunahan pada perlakuan di atas.

22 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

22. Perubahan iklim dan aktivitas manusia dapat menyebabkan kepunahan spesies baik melalui mekanisme langsung maupun tidak langsung. Interaksi erat antarorganisme dalam ekosistem dapat menyebabkan kepunahan bersama (co-extinction) ketika salah satu anggotanya mati. Sebagai contoh kepunahan suatu spesies tumbuhan dapat menyebabkan herbivora ikut punah karena tidak memiliki alternatif makanan.

Meskipun co-extinction didukung oleh latar belakang teori yang kuat, kontribusi peristiwa ini terhadap tingkat kepunahan di dalam ekosistem cukup sulit diukur, terutama dalam skala global. Oleh karena itu, Erin dan timnya melaksanakan sebuah simulasi kepunahan menggunakan 1000 Bumi virtual. Pemanasan atau pendinginan global disimulasikan pada Bumi-Bumi tersebut. Penurunan spesies berdasarkan ada atau tidaknya co-extinction pada simulasi lalu dicatat dan disajikan pada grafik di atas.

Baik pada suhu tinggi maupun rendah, Tardigrade lebih dapat bertahan dibandingkan rataan hewan-hewan lain.

23 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

23. Perubahan iklim dan aktivitas manusia dapat menyebabkan kepunahan spesies baik melalui mekanisme langsung maupun tidak langsung. Interaksi erat antarorganisme dalam ekosistem dapat menyebabkan kepunahan bersama (co-extinction) ketika salah satu anggotanya mati. Sebagai contoh kepunahan suatu spesies tumbuhan dapat menyebabkan herbivora ikut punah karena tidak memiliki alternatif makanan.

Meskipun co-extinction didukung oleh latar belakang teori yang kuat, kontribusi peristiwa ini terhadap tingkat kepunahan di dalam ekosistem cukup sulit diukur, terutama dalam skala global. Oleh karena itu, Erin dan timnya melaksanakan sebuah simulasi kepunahan menggunakan 1000 Bumi virtual. Pemanasan atau pendinginan global disimulasikan pada Bumi-Bumi tersebut. Penurunan spesies berdasarkan ada atau tidaknya co-extinction pada simulasi lalu dicatat dan disajikan pada grafik di atas.

Dampak perubahan lingkungan terhadap kepunahan langsung (kegagalan adaptasi) lebih
kuat pada pemanasan global dibandingkan pendinginan.

24 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

24. Perubahan iklim dan aktivitas manusia dapat menyebabkan kepunahan spesies baik melalui mekanisme langsung maupun tidak langsung. Interaksi erat antarorganisme dalam ekosistem dapat menyebabkan kepunahan bersama (co-extinction) ketika salah satu anggotanya mati. Sebagai contoh kepunahan suatu spesies tumbuhan dapat menyebabkan herbivora ikut punah karena tidak memiliki alternatif makanan.

Meskipun co-extinction didukung oleh latar belakang teori yang kuat, kontribusi peristiwa ini terhadap tingkat kepunahan di dalam ekosistem cukup sulit diukur, terutama dalam skala global. Oleh karena itu, Erin dan timnya melaksanakan sebuah simulasi kepunahan menggunakan 1000 Bumi virtual. Pemanasan atau pendinginan global disimulasikan pada Bumi-Bumi tersebut. Penurunan spesies berdasarkan ada atau tidaknya co-extinction pada simulasi lalu dicatat dan disajikan pada grafik di atas.

Kehidupan di Bumi cenderung lebih bisa mentoleransi panas dibandingkan dingin.

25 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

25. Prof. Gitonobel menemukan suatu spesies tumbuhan baru yang ia sebut Tobiphyta esculenta. Ia membawa sampel tumbuhan tersebut kepada Anda sebagai koleganya yang tepercaya. Sewaktu berdiskusi dengan beliau, terdapat sedikit perdebatan di antara kalian berdua.

Profesor : “Saya rasa, T. esculenta merupakan spesies terseleksi-r.”

Anda : “Anda keliru. T. esculenta merupakan spesies terseleksi-K.”

Profesor : “Masa, sih? Ayo kita buktikan!”

Anda sangat percaya diri bahwa pendapat Anda benar. Oleh karena itu, tentukan apakah karakteristik berikut cenderung mendukung (B) atau tidak mendukung (S) pendapat Anda!

Tumbuhan ini menunjukkan pola reproduksi semelparitas.

26 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

26. Prof. Gitonobel menemukan suatu spesies tumbuhan baru yang ia sebut Tobiphyta esculenta. Ia membawa sampel tumbuhan tersebut kepada Anda sebagai koleganya yang tepercaya. Sewaktu berdiskusi dengan beliau, terdapat sedikit perdebatan di antara kalian berdua.

Profesor : “Saya rasa, T. esculenta merupakan spesies terseleksi-r.”

Anda : “Anda keliru. T. esculenta merupakan spesies terseleksi-K.”

Profesor : “Masa, sih? Ayo kita buktikan!”

Anda sangat percaya diri bahwa pendapat Anda benar. Oleh karena itu, tentukan apakah karakteristik berikut cenderung mendukung (B) atau tidak mendukung (S) pendapat Anda!

Tumbuhan ini mengikuti pola pertumbuhan eksponensial.

27 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

27. Prof. Gitonobel menemukan suatu spesies tumbuhan baru yang ia sebut Tobiphyta esculenta. Ia membawa sampel tumbuhan tersebut kepada Anda sebagai koleganya yang tepercaya. Sewaktu berdiskusi dengan beliau, terdapat sedikit perdebatan di antara kalian berdua.

Profesor : “Saya rasa, T. esculenta merupakan spesies terseleksi-r.”

Anda : “Anda keliru. T. esculenta merupakan spesies terseleksi-K.”

Profesor : “Masa, sih? Ayo kita buktikan!”

Anda sangat percaya diri bahwa pendapat Anda benar. Oleh karena itu, tentukan apakah karakteristik berikut cenderung mendukung (B) atau tidak mendukung (S) pendapat Anda!

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan dikotil

28 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

28. Prof. Gitonobel menemukan suatu spesies tumbuhan baru yang ia sebut Tobiphyta esculenta. Ia membawa sampel tumbuhan tersebut kepada Anda sebagai koleganya yang tepercaya. Sewaktu berdiskusi dengan beliau, terdapat sedikit perdebatan di antara kalian berdua.

Profesor : “Saya rasa, T. esculenta merupakan spesies terseleksi-r.”

Anda : “Anda keliru. T. esculenta merupakan spesies terseleksi-K.”

Profesor : “Masa, sih? Ayo kita buktikan!”

Anda sangat percaya diri bahwa pendapat Anda benar. Oleh karena itu, tentukan apakah karakteristik berikut cenderung mendukung (B) atau tidak mendukung (S) pendapat Anda!

Tumbuhan ini mengkolonisasi daerah gersang yang belum pernah dihidupi spesies apapun
sebelumnya.

29 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

29. Davi diundang oleh Pemerintah Kerajaan Enchancia dan Pemerintah Kerajaan Avalor untuk membahas hasil sensus penduduk yang baru saja diselenggarakan di kedua Kerajaan. Hasil sensus tersebut ditunjukkan pada gambar di atas ini.

Apabila saat ini jumlah penduduk kedua kerajaan sama, Kerajaan Avalor akan memiliki
penduduk lebih banyak dibandingkan Kerajaan Enchancia di tahun berikutnya.

30 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

30. Davi diundang oleh Pemerintah Kerajaan Enchancia dan Pemerintah Kerajaan Avalor untuk membahas hasil sensus penduduk yang baru saja diselenggarakan di kedua Kerajaan. Hasil sensus tersebut ditunjukkan pada gambar di atas ini.

Tingkat natalitas di Kerajaan Enchancia lebih tinggi dibandingkan tingkat mortalitasnya.

31 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

31. Davi diundang oleh Pemerintah Kerajaan Enchancia dan Pemerintah Kerajaan Avalor untuk membahas hasil sensus penduduk yang baru saja diselenggarakan di kedua Kerajaan. Hasil sensus tersebut ditunjukkan pada gambar di atas ini.

Piramida penduduk Kerajaan Avalor cenderung menyerupai piramida penduduk negara Asia seperti Indonesia.

32 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

32. Davi diundang oleh Pemerintah Kerajaan Enchancia dan Pemerintah Kerajaan Avalor untuk membahas hasil sensus penduduk yang baru saja diselenggarakan di kedua Kerajaan. Hasil sensus tersebut ditunjukkan pada gambar di atas ini.

Kerajaan Enchancia kemungkinan memiliki situasi sosioekonomi yang lebih baik ketimbang Kerajaan Avalor.

33 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

33. Pada Ayam (Gallus gallus), terdapat perilaku pecking order, yaitu perilaku mematuk akan dilakukan oleh anak ayam dan ayam dengan dominansi tertinggi akan ditentukan oleh proses saling mematuk ini. Dominansi ini lalu menentukan urutan makan dari ayam hingga dewasa.

Perilaku ini termasuk dalam kategori classical conditioning yang mengasosiasikan stimulus patukan ayam lain dan ketersediaan makanan.

34 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

34. Pada Ayam (Gallus gallus), terdapat perilaku pecking order, yaitu perilaku mematuk akan dilakukan oleh anak ayam dan ayam dengan dominansi tertinggi akan ditentukan oleh proses saling mematuk ini. Dominansi ini lalu menentukan urutan makan dari ayam hingga dewasa.

Kausa proksimat dari perilaku ini adalah untuk meningkatkan fitness ayam unggul dan
meningkatkan laju reproduksinya.

35 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

35. Pada Ayam (Gallus gallus), terdapat perilaku pecking order, yaitu perilaku mematuk akan dilakukan oleh anak ayam dan ayam dengan dominansi tertinggi akan ditentukan oleh proses saling mematuk ini. Dominansi ini lalu menentukan urutan makan dari ayam hingga dewasa.

Pecking order akan menyebabkan distribusi makanan tidak merata pada setiap ayam.

36 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

36. Pada Ayam (Gallus gallus), terdapat perilaku pecking order, yaitu perilaku mematuk akan dilakukan oleh anak ayam dan ayam dengan dominansi tertinggi akan ditentukan oleh proses saling mematuk ini. Dominansi ini lalu menentukan urutan makan dari ayam hingga dewasa.

Perilaku ini akan mengingkatkan fitness dari setiap individu dalam populasi ayam.

37 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

37. Seekor burung pemakan buah mempertahankan teritorinya yang berisi banyak pohon berbuah. Grafik di atas menunjukkan manfaat energi yang diperoleh dari perilaku ini dalam dua habitat yang berbeda (A dan B) dan biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan kedua teritori tersebut (garis putus-putus).

Habitat B akan lebih banyak dikunjungi hanya jika predator di habitat A lebih banyak.

38 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

38. Seekor burung pemakan buah mempertahankan teritorinya yang berisi banyak pohon berbuah. Grafik di atas menunjukkan manfaat energi yang diperoleh dari perilaku ini dalam dua habitat yang berbeda (A dan B) dan biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan kedua teritori tersebut (garis putus-putus).

Habitat B memiliki lebih banyak pohon buah daripada habitat A.

39 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

39. Seekor burung pemakan buah mempertahankan teritorinya yang berisi banyak pohon berbuah. Grafik di atas menunjukkan manfaat energi yang diperoleh dari perilaku ini dalam dua habitat yang berbeda (A dan B) dan biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan kedua teritori tersebut (garis putus-putus).

Habitat A akan lebih banyak dikunjungi hanya jika makanan di habitat B sudah habis.

40 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

40. Seekor burung pemakan buah mempertahankan teritorinya yang berisi banyak pohon berbuah. Grafik di atas menunjukkan manfaat energi yang diperoleh dari perilaku ini dalam dua habitat yang berbeda (A dan B) dan biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan kedua teritori tersebut (garis putus-putus).

Habitat A memiliki lebih banyak kompetitor daripada habitat B.

41 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

41. Cheetah (Acinonyx jubatus), yang dikenal sebagai hewan darat tercepat, berjumlah kurang dari 20.000 individu pada rentang distribusinya di sub-Sahara Afrika yang semakin mengecil. Terdapat dua subspesies cheetah, A. jubatus jubatus di Afrika bagian Selatan dan A. jubatus raineyi di Afrika bagian timur. Secara konservasi, cheetah digolongkan sebagai hewan endangered/terancam punah. Upaya untuk mengembangbiakkan cheetah juga mengalami kesulitan, sehingga dilakukan berbagai analisis reproduktif dan genetik dari spesies tersebut. Belakangan diperkirakan bahwa populasi cheetah telah mengalami bottleneck/leher botol yang diikuti oleh inbreeding.

Saat ini cheetah memiliki spermatozoa yang normal, fekunditas meningkat, serta mortalitas anakan rendah.

42 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

42. Cheetah (Acinonyx jubatus), yang dikenal sebagai hewan darat tercepat, berjumlah kurang dari 20.000 individu pada rentang distribusinya di sub-Sahara Afrika yang semakin mengecil. Terdapat dua subspesies cheetah, A. jubatus jubatus di Afrika bagian Selatan dan A. jubatus raineyi di Afrika bagian timur. Secara konservasi, cheetah digolongkan sebagai hewan endangered/terancam punah. Upaya untuk mengembangbiakkan cheetah juga mengalami kesulitan, sehingga dilakukan berbagai analisis reproduktif dan genetik dari spesies tersebut. Belakangan diperkirakan bahwa populasi cheetah telah mengalami bottleneck/leher botol yang diikuti oleh inbreeding.

Variasi protein sel dan karakteristik morfologi dari tengkorak cheetah saat ini menunjukkan tingkat variasi yang setara dengan galur murni tikus laboratorium.

43 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

43. Cheetah (Acinonyx jubatus), yang dikenal sebagai hewan darat tercepat, berjumlah kurang dari 20.000 individu pada rentang distribusinya di sub-Sahara Afrika yang semakin mengecil. Terdapat dua subspesies cheetah, A. jubatus jubatus di Afrika bagian Selatan dan A. jubatus raineyi di Afrika bagian timur. Secara konservasi, cheetah digolongkan sebagai hewan endangered/terancam punah. Upaya untuk mengembangbiakkan cheetah juga mengalami kesulitan, sehingga dilakukan berbagai analisis reproduktif dan genetik dari spesies tersebut. Belakangan diperkirakan bahwa populasi cheetah telah mengalami bottleneck/leher botol yang diikuti oleh inbreeding.

Variasi molekuler RFLP untuk lokus MHC, yaitu salah satu lokus paling polimorfik di mamalia, pada kedua subspesies cheetah saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan spesies-spesies lainnya.

44 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

44. Cheetah (Acinonyx jubatus), yang dikenal sebagai hewan darat tercepat, berjumlah kurang dari 20.000 individu pada rentang distribusinya di sub-Sahara Afrika yang semakin mengecil. Terdapat dua subspesies cheetah, A. jubatus jubatus di Afrika bagian Selatan dan A. jubatus raineyi di Afrika bagian timur. Secara konservasi, cheetah digolongkan sebagai hewan endangered/terancam punah. Upaya untuk mengembangbiakkan cheetah juga mengalami kesulitan, sehingga dilakukan berbagai analisis reproduktif dan genetik dari spesies tersebut. Belakangan diperkirakan bahwa populasi cheetah telah mengalami bottleneck/leher botol yang diikuti oleh inbreeding.

Di masa Pleistosen dan Pliosen terdapat minimal empat spesies paleontologi (hanya ada bukti fosil), dan empat subspesies yang memiliki persebaran di Amerika Utara, Eropa, Asia, dan Afrika.

45 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

45. Pada gambar di atas, individu tanaman A diletakkan pada lingkungan dengan kadar CO2 yang berbeda. Pada kadar CO2 tinggi, daun-daun baru yang tumbuh memiliki jumlah stomata yang lebih sedikit dibandingkan ketika diletakkan di lingkungan dengan kadar CO2 yang lebih rendah.

Kemampuan organisme untuk menghasilkan fenotipe-fenotipe berbeda sesuai dengan
kondisi lingkungannya, seperti pada contoh di atas, memiliki basis genetik.

46 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

46. Pada gambar di atas, individu tanaman A diletakkan pada lingkungan dengan kadar CO2 yang berbeda. Pada kadar CO2 tinggi, daun-daun baru yang tumbuh memiliki jumlah stomata yang lebih sedikit dibandingkan ketika diletakkan di lingkungan dengan kadar CO2 yang lebih rendah.

Proses serupa juga terjadi pada Daphnia ketika terjadi peningkatan tekanan predasi.
Struktur-struktur defensif akan tumbuh pada individu-individu Daphnia. Ketika tekanan
predasi hilang, sturktur-struktur defensif tadi akan mengecil hingga hilang.

47 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

47. Pada gambar di atas, individu tanaman A diletakkan pada lingkungan dengan kadar CO2 yang berbeda. Pada kadar CO2 tinggi, daun-daun baru yang tumbuh memiliki jumlah stomata yang lebih sedikit dibandingkan ketika diletakkan di lingkungan dengan kadar CO2 yang lebih rendah.

Terjadi perubahan genotipe pada individu tanaman A yang mengakibatkan berubahnya
jumlah stomata pada daun.

48 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

48. Pada gambar di atas, individu tanaman A diletakkan pada lingkungan dengan kadar CO2 yang berbeda. Pada kadar CO2 tinggi, daun-daun baru yang tumbuh memiliki jumlah stomata yang lebih sedikit dibandingkan ketika diletakkan di lingkungan dengan kadar CO2 yang lebih rendah.

Gambar dan keterangan di atas menunjukkan proses evolusi yang bekerja pada individu
tanaman A

49 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

49. Domestikasi merupakan proses mengadopsi spesies liar ke lingkungan hidup sehari-hari. Peristiwa ini didukung oleh proses alami maupun campur tangan manusia. Salah satu organisme terdomestikasi yang umum kita jumpai adalah Brassica oleracea atau kubis/kol. Spesies ini disilangkan intraspesies sehingga menghasilkan banyak produk seperti kale, brussel sprout, brokoli, dan sebagainya. Produk-produk tersebut berasal dari proses selective breeding untuk memfokuskan bagian mana dari tanaman yang akan dipanen. Selain itu, persilangan antarspesies juga dilakukan baik secara alami maupun artifisial menghasilkan spesies-spesies baru, seperti yang tertera pada gambar di atas.

Persilangan B. nigra dengan B. rapa perlu melewati sawar (barrier) prazigotik maupun
pascazigotik untuk menghasilkan spesies baru

50 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

50. Domestikasi merupakan proses mengadopsi spesies liar ke lingkungan hidup sehari-hari. Peristiwa ini didukung oleh proses alami maupun campur tangan manusia. Salah satu organisme terdomestikasi yang umum kita jumpai adalah Brassica oleracea atau kubis/kol. Spesies ini disilangkan intraspesies sehingga menghasilkan banyak produk seperti kale, brussel sprout, brokoli, dan sebagainya. Produk-produk tersebut berasal dari proses selective breeding untuk memfokuskan bagian mana dari tanaman yang akan dipanen. Selain itu, persilangan antarspesies juga dilakukan baik secara alami maupun artifisial menghasilkan spesies-spesies baru, seperti yang tertera pada gambar di atas.

Persilangan yang menghasilkan B. carinata, B. napus, dan B. juncea harus diikuti dengan
replikasi DNA tanpa sitokinesis agar menghasilkan kromosom homolog.

51 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

51. Domestikasi merupakan proses mengadopsi spesies liar ke lingkungan hidup sehari-hari. Peristiwa ini didukung oleh proses alami maupun campur tangan manusia. Salah satu organisme terdomestikasi yang umum kita jumpai adalah Brassica oleracea atau kubis/kol. Spesies ini disilangkan intraspesies sehingga menghasilkan banyak produk seperti kale, brussel sprout, brokoli, dan sebagainya. Produk-produk tersebut berasal dari proses selective breeding untuk memfokuskan bagian mana dari tanaman yang akan dipanen. Selain itu, persilangan antarspesies juga dilakukan baik secara alami maupun artifisial menghasilkan spesies-spesies baru, seperti yang tertera pada gambar di atas.

Produk-produk di gambar I umumnya memiliki perbedaan pada ekspresi gen, genotipe, dan jumlah kromosom.

52 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

52. Domestikasi merupakan proses mengadopsi spesies liar ke lingkungan hidup sehari-hari. Peristiwa ini didukung oleh proses alami maupun campur tangan manusia. Salah satu organisme terdomestikasi yang umum kita jumpai adalah Brassica oleracea atau kubis/kol. Spesies ini disilangkan intraspesies sehingga menghasilkan banyak produk seperti kale, brussel sprout, brokoli, dan sebagainya. Produk-produk tersebut berasal dari proses selective breeding untuk memfokuskan bagian mana dari tanaman yang akan dipanen. Selain itu, persilangan antarspesies juga dilakukan baik secara alami maupun artifisial menghasilkan spesies-spesies baru, seperti yang tertera pada gambar di atas.

Berdasarkan konsep spesies biologis, persilangan antara brokoli dan kohlrabi akan
menghasilkan keturunan yang fertil.

53 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

53. Pada mikroevolusi, mutasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan berubahnya frekuensi alel dalam populasi, terutama jika terjadi pada sel-sel gametogonium atau turunannya. Secara umum, mutasi terjadi secara acak, tetapi dalam perkembangannya terdapat bagian-bagian tertentu dari genom ataupun gen yang menjadi daerah mutation hot spot. Daerah ini tercatat memiliki variasi yang tinggi pada populasi dibandingkan daerah lain. Berkaitan dengan itu, Erlangga mengamati peta mutasi gen Adh (pengode enzim alkohol dehidrogenase) dari populasi Drosophila melanogaster normal yang ia temui di laboratorium sekolahnya. Berikut hasil yang ia peroleh.

Anda menemukan ada 10 titik mutasi pada gen X dari suatu populasi. Jika setiap kombinasi mutasi dianggap alel berbeda, maksimal terdapat 1024 alel dari gen X pada populasi tersebut.

54 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

54. Pada mikroevolusi, mutasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan berubahnya frekuensi alel dalam populasi, terutama jika terjadi pada sel-sel gametogonium atau turunannya. Secara umum, mutasi terjadi secara acak, tetapi dalam perkembangannya terdapat bagian-bagian tertentu dari genom ataupun gen yang menjadi daerah mutation hot spot. Daerah ini tercatat memiliki variasi yang tinggi pada populasi dibandingkan daerah lain. Berkaitan dengan itu, Erlangga mengamati peta mutasi gen Adh (pengode enzim alkohol dehidrogenase) dari populasi Drosophila melanogaster normal yang ia temui di laboratorium sekolahnya. Berikut hasil yang ia peroleh.

Daerah mutation hot spot kemungkinan memiliki fungsi penting dari gen tersebut.

55 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

55. Pada mikroevolusi, mutasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan berubahnya frekuensi alel dalam populasi, terutama jika terjadi pada sel-sel gametogonium atau turunannya. Secara umum, mutasi terjadi secara acak, tetapi dalam perkembangannya terdapat bagian-bagian tertentu dari genom ataupun gen yang menjadi daerah mutation hot spot. Daerah ini tercatat memiliki variasi yang tinggi pada populasi dibandingkan daerah lain. Berkaitan dengan itu, Erlangga mengamati peta mutasi gen Adh (pengode enzim alkohol dehidrogenase) dari populasi Drosophila melanogaster normal yang ia temui di laboratorium sekolahnya. Berikut hasil yang ia peroleh.
Dari banyak mutasi di atas, mutasi pada ekson bersifat lebih merugikan dibandingkan mutasi pada intron.

56 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

56. Pada mikroevolusi, mutasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan berubahnya frekuensi alel dalam populasi, terutama jika terjadi pada sel-sel gametogonium atau turunannya. Secara umum, mutasi terjadi secara acak, tetapi dalam perkembangannya terdapat bagian-bagian tertentu dari genom ataupun gen yang menjadi daerah mutation hot spot. Daerah ini tercatat memiliki variasi yang tinggi pada populasi dibandingkan daerah lain. Berkaitan dengan itu, Erlangga mengamati peta mutasi gen Adh (pengode enzim alkohol dehidrogenase) dari populasi Drosophila melanogaster normal yang ia temui di laboratorium sekolahnya. Berikut hasil yang ia peroleh.

Mutasi yang terjadi pada sel somatik umumnya akan langsung tereliminasi dari populasi yang menggunakan reproduksi seksual.

57 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

57. Sebuah populasi sedang berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg. Sebanyak 36% individu dari populasi itu, atau setara dengan 19.440 orang, diketahui memiliki golongan darah O. Sementara itu, sebanyak 4.320 orang bergolongan darah AB.

Persentase individu homozigot lebih tinggi dibandingkan heterozigot.

58 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

58. Sebuah populasi sedang berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg. Sebanyak 36% individu dari populasi itu, atau setara dengan 19.440 orang, diketahui memiliki golongan darah O. Sementara itu, sebanyak 4.320 orang bergolongan darah AB.

Sebuah biro jodoh berhasil mempertemukan sepasang orang secara acak. Peluang kedua
orang tersebut bergolongan darah AB adalah kurang dari 1%.

59 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

59. Sebuah populasi sedang berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg. Sebanyak 36% individu dari populasi itu, atau setara dengan 19.440 orang, diketahui memiliki golongan darah O. Sementara itu, sebanyak 4.320 orang bergolongan darah AB.

Orang bergolongan darah O berjumlah paling banyak dibandingkan golongan darah lain.

60 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

60. Sebuah populasi sedang berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg. Sebanyak 36% individu dari populasi itu, atau setara dengan 19.440 orang, diketahui memiliki golongan darah O. Sementara itu, sebanyak 4.320 orang bergolongan darah AB.

Frekuensi alel golongan darah A lebih tinggi dibandingkan B.

61 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

61. Pautan adalah peristiwa dimana dua atau lebih gen berada pada kromosom yang sama. Pada meiosis, gen-gen yang terpaut dapat mengalami pindah silang, yaitu peristiwa bertukarnya lengan-lengan kromosom homolog. Setiap kali kejadian meiosis, pindah silang bisa saja terjadi maupun tidak. Hal ini melahirkan istilah frekuensi pindah silang (FPS), yang menunjukkan seberapa sering pindah silang terjadi antara 2 gen ketika meiosis berlangsung. Secara umum, FPS dihitung dengan membandingkan jumlah gamet hasil pindah silang (rekombinan) terhadap total keseluruhan gamet yang dihasilkan.

Gambar di atas menunjukkan bagaimana konfigurasi 2 buah gen ketika terjadi/tidak terjadi pindah silang sebelum meiosis berlangsung. Anda kemudian mengamati meiosis pada 5000 sel spermatosit primer (2n) dan menemukan sebanyak 1000 sel di antaranya mengalami pindah silang, sedangkan sisanya tidak.

Jika sperma-sperma di atas berlomba membuahi ovum bergenotipe ab, peluang dihasilkan
zigot bergenotipe aaBb adalah sebesar 10%.

62 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

62. Pautan adalah peristiwa dimana dua atau lebih gen berada pada kromosom yang sama. Pada meiosis, gen-gen yang terpaut dapat mengalami pindah silang, yaitu peristiwa bertukarnya lengan-lengan kromosom homolog. Setiap kali kejadian meiosis, pindah silang bisa saja terjadi maupun tidak. Hal ini melahirkan istilah frekuensi pindah silang (FPS), yang menunjukkan seberapa sering pindah silang terjadi antara 2 gen ketika meiosis berlangsung. Secara umum, FPS dihitung dengan membandingkan jumlah gamet hasil pindah silang (rekombinan) terhadap total keseluruhan gamet yang dihasilkan.

Gambar di atas menunjukkan bagaimana konfigurasi 2 buah gen ketika terjadi/tidak terjadi pindah silang sebelum meiosis berlangsung. Anda kemudian mengamati meiosis pada 5000 sel spermatosit primer (2n) dan menemukan sebanyak 1000 sel di antaranya mengalami pindah silang, sedangkan sisanya tidak.

Berapapun nilai FPS, meiosis dari sel bergenotipe AaBb selalu menghasilkan perbandingan peluang gamet AB dan ab sebesar 1:1.

63 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

63. Pautan adalah peristiwa dimana dua atau lebih gen berada pada kromosom yang sama. Pada meiosis, gen-gen yang terpaut dapat mengalami pindah silang, yaitu peristiwa bertukarnya lengan-lengan kromosom homolog. Setiap kali kejadian meiosis, pindah silang bisa saja terjadi maupun tidak. Hal ini melahirkan istilah frekuensi pindah silang (FPS), yang menunjukkan seberapa sering pindah silang terjadi antara 2 gen ketika meiosis berlangsung. Secara umum, FPS dihitung dengan membandingkan jumlah gamet hasil pindah silang (rekombinan) terhadap total keseluruhan gamet yang dihasilkan.

Gambar di atas menunjukkan bagaimana konfigurasi 2 buah gen ketika terjadi/tidak terjadi pindah silang sebelum meiosis berlangsung. Anda kemudian mengamati meiosis pada 5000 sel spermatosit primer (2n) dan menemukan sebanyak 1000 sel di antaranya mengalami pindah silang, sedangkan sisanya tidak.

Sebanyak 1000 sperma bergenotipe Ab akan dihasilkan dari pengamatan di atas.

64 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

64. Pautan adalah peristiwa dimana dua atau lebih gen berada pada kromosom yang sama. Pada meiosis, gen-gen yang terpaut dapat mengalami pindah silang, yaitu peristiwa bertukarnya lengan-lengan kromosom homolog. Setiap kali kejadian meiosis, pindah silang bisa saja terjadi maupun tidak. Hal ini melahirkan istilah frekuensi pindah silang (FPS), yang menunjukkan seberapa sering pindah silang terjadi antara 2 gen ketika meiosis berlangsung. Secara umum, FPS dihitung dengan membandingkan jumlah gamet hasil pindah silang (rekombinan) terhadap total keseluruhan gamet yang dihasilkan.

Gambar di atas menunjukkan bagaimana konfigurasi 2 buah gen ketika terjadi/tidak terjadi pindah silang sebelum meiosis berlangsung. Anda kemudian mengamati meiosis pada 5000 sel spermatosit primer (2n) dan menemukan sebanyak 1000 sel di antaranya mengalami pindah silang, sedangkan sisanya tidak.

FPS pada sel-sel di atas adalah sebesar 20%.

65 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

65. Sifat warna rambut pada manusia diatur oleh gen tunggal G pada autosom yang memiliki 2 alel. Alel dominan G menghasilkan rambut hitam, sedangkan g menghasilkan rambut putih. Anda sedang mengamati dua keluarga dengan silsilah di bawah ini. Fenotipe warna rambut sesuai dengan warna arsiran pada individu yang bersangkutan.

Diketahui jenis kelamin anak yang dihasilkan dari dua keluarga adalah sebagai berikut

66 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

66. Sifat warna rambut pada manusia diatur oleh gen tunggal G pada autosom yang memiliki 2 alel. Alel dominan G menghasilkan rambut hitam, sedangkan g menghasilkan rambut putih. Anda sedang mengamati dua keluarga dengan silsilah di bawah ini. Fenotipe warna rambut sesuai dengan warna arsiran pada individu yang bersangkutan.

Jika individu 5 dan 10 menikah dan memiliki 3 anak, peluang 2 di antara 3 anak tersebut
berfenotipe rambut hitam adalah kurang dari 30%.

67 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

67. Sifat warna rambut pada manusia diatur oleh gen tunggal G pada autosom yang memiliki 2 alel. Alel dominan G menghasilkan rambut hitam, sedangkan g menghasilkan rambut putih. Anda sedang mengamati dua keluarga dengan silsilah di bawah ini. Fenotipe warna rambut sesuai dengan warna arsiran pada individu yang bersangkutan.

Peluang dihasilkan anak dengan fenotipe rambut seperti keluarga I sama dengan keluarga II.

68 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

68. Sifat warna rambut pada manusia diatur oleh gen tunggal G pada autosom yang memiliki 2 alel. Alel dominan G menghasilkan rambut hitam, sedangkan g menghasilkan rambut putih. Anda sedang mengamati dua keluarga dengan silsilah di bawah ini. Fenotipe warna rambut sesuai dengan warna arsiran pada individu yang bersangkutan.

Semua individu dengan fenotipe yang sama memiliki genotipe yang sama pula.

69 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

69. Fabian adalah seorang penasehat genetik. Sebuah keluarga yang terdiri atas orang tua dan dua anak sedang berkonsultasi. Fabian menemukan kelainan yang dimiliki oleh salah satu anak. Ia pun mengidentifikasi genotipe keluarga tersebut berdasarkan dua buah gen (A dan B) yang berada pada autosom yang berbeda. Berikut gambar di atas adalah hasil yang ia dapatkan.

Tanpa memperhitungkan nondisjunction, terdapat lebih dari 6 macam genotipe yang
mungkin dihasilkan dari persilangan kedua orang tua di atas.

70 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

70. Fabian adalah seorang penasehat genetik. Sebuah keluarga yang terdiri atas orang tua dan dua anak sedang berkonsultasi. Fabian menemukan kelainan yang dimiliki oleh salah satu anak. Ia pun mengidentifikasi genotipe keluarga tersebut berdasarkan dua buah gen (A dan B) yang berada pada autosom yang berbeda. Berikut gambar di atas adalah hasil yang ia dapatkan.

Tanpa memperhitungkan kemungkinan terjadi nondisjunction, peluang orang tua di atas
menghasilkan keturunan dengan genotipe seperti Anak II adalah sebesar 1/8.

71 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

71. Fabian adalah seorang penasehat genetik. Sebuah keluarga yang terdiri atas orang tua dan dua anak sedang berkonsultasi. Fabian menemukan kelainan yang dimiliki oleh salah satu anak. Ia pun mengidentifikasi genotipe keluarga tersebut berdasarkan dua buah gen (A dan B) yang berada pada autosom yang berbeda. Berikut gambar di atas adalah hasil yang ia dapatkan.

Nondisjunction gen B terjadi pada meiosis I.

72 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

72. Fabian adalah seorang penasehat genetik. Sebuah keluarga yang terdiri atas orang tua dan dua anak sedang berkonsultasi. Fabian menemukan kelainan yang dimiliki oleh salah satu anak. Ia pun mengidentifikasi genotipe keluarga tersebut berdasarkan dua buah gen (A dan B) yang berada pada autosom yang berbeda. Berikut gambar di atas adalah hasil yang ia dapatkan.

Nondisjunction di atas terjadi pada pembentukan gamet milik Ibu

73 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

73. Tabel berikut menunjukkan hasil percobaan yang dilakukan Budi mengenai induksi pembelahan dari suatu sel bergenotipe heterozigot yang awalnya berada pada fase G0. Diketahui pula bahwa sel tersebut memiliki 4 buah kromosom. Ia menggunakan senyawa XYZ dan berhasil membuat sel tersebut mengalami pembelahan, yang ditandai dengan berubahnya berat rata-rata DNA sel seiring waktu. Berikut tabel di atas adalah hasil yang didapatkan Budi.

Sel pada waktu 0.0 jam memiliki genotipe yang sama dengan sel pada waktu 8.0 jam

74 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

74. Tabel berikut menunjukkan hasil percobaan yang dilakukan Budi mengenai induksi pembelahan dari suatu sel bergenotipe heterozigot yang awalnya berada pada fase G0. Diketahui pula bahwa sel tersebut memiliki 4 buah kromosom. Ia menggunakan senyawa XYZ dan berhasil membuat sel tersebut mengalami pembelahan, yang ditandai dengan berubahnya berat rata-rata DNA sel seiring waktu. Berikut tabel di atas adalah hasil yang didapatkan Budi.

Tahapan anafase dari pembelahan sel yang terjadi setelah 8 jam pascainduksi ditunjukkan
oleh ilustrasi berikut.

 

75 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

75. Tabel berikut menunjukkan hasil percobaan yang dilakukan Budi mengenai induksi pembelahan dari suatu sel bergenotipe heterozigot yang awalnya berada pada fase G0. Diketahui pula bahwa sel tersebut memiliki 4 buah kromosom. Ia menggunakan senyawa XYZ dan berhasil membuat sel tersebut mengalami pembelahan, yang ditandai dengan berubahnya berat rata-rata DNA sel seiring waktu. Berikut tabel di atas adalah hasil yang didapatkan Budi.

Diperlukan waktu antara 1 hingga 2 jam setelah induksi untuk menyelesaikan fase G1 sebelum masuk fase S.

76 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

76. Tabel berikut menunjukkan hasil percobaan yang dilakukan Budi mengenai induksi pembelahan dari suatu sel bergenotipe heterozigot yang awalnya berada pada fase G0. Diketahui pula bahwa sel tersebut memiliki 4 buah kromosom. Ia menggunakan senyawa XYZ dan berhasil membuat sel tersebut mengalami pembelahan, yang ditandai dengan berubahnya berat rata-rata DNA sel seiring waktu. Berikut tabel di atas adalah hasil yang didapatkan Budi.

Induksi oleh senyawa XYZ menyebabkan sel memulai siklus sel dan membelah secara mitosis.

77 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

77. Pak Tobi sedang mempelajari silsilah keluarganya. Ia ingin mengetahui kira-kira siapa saja yang memiliki sekuens DNA mitokondria (mtDNA) yang sama dengannya (dengan asumsi tidak terdapat mutasi apapun).

Bibinya.

78 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

78. Pak Tobi sedang mempelajari silsilah keluarganya. Ia ingin mengetahui kira-kira siapa saja yang memiliki sekuens DNA mitokondria (mtDNA) yang sama dengannya (dengan asumsi tidak terdapat mutasi apapun).

Anak kandung perempuannya.

79 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

79. Pak Tobi sedang mempelajari silsilah keluarganya. Ia ingin mengetahui kira-kira siapa saja yang memiliki sekuens DNA mitokondria (mtDNA) yang sama dengannya (dengan asumsi tidak terdapat mutasi apapun).

Adik kandung perempuannya

80 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

80. Pak Tobi sedang mempelajari silsilah keluarganya. Ia ingin mengetahui kira-kira siapa saja yang memiliki sekuens DNA mitokondria (mtDNA) yang sama dengannya (dengan asumsi tidak terdapat mutasi apapun).

Neneknya

81 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

81. Gambar di atas ini menunjukkan tahap perkembangan embrionik dari suatu spesies hewan karang Ctenactis echinata .

Sama seperti Echinodermata, struktur bertanda bintang akan membentuk mesoderm dan
endoderm.

82 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

82. Gambar di atas ini menunjukkan tahap perkembangan embrionik dari suatu spesies hewan karang Ctenactis echinata .

Pada gambar m, sisi atas merupakan sisi oral sementara sisi bawah menunjukkan sisi anal.

83 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

83. Gambar di atas ini menunjukkan tahap perkembangan embrionik dari suatu spesies hewan karang Ctenactis echinata .

Tahapan gastrula C. echinata ditunjukkan oleh gambar l sampai p pada gambar di atas.

84 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

84. Gambar di atas ini menunjukkan tahap perkembangan embrionik dari suatu spesies hewan karang Ctenactis echinata .

Sel telur C. echinata kemungkinan memiliki kandungan yolk yang sedikit dan terdistribusi
merata di dalam sitoplasmanya.

85 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

85. Kuncup pengecap (taste buds) merupakan struktur pendeteksi rasa yang terletak pada papilla lidah. Fungsi pendeteksi berbagai rasa ini disebabkan karena kuncup pengecap terdiri atas beberapa jenis gustatory cells, di antaranya sel tipe II, sel tipe III, dan sodium cell, seperti yang terlihat pada gambar di atas.

Kuncup pengecap pada bagian posterolateral lidah kemungkinan didominasi oleh sel tipe III

86 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

86. Kuncup pengecap (taste buds) merupakan struktur pendeteksi rasa yang terletak pada papilla lidah. Fungsi pendeteksi berbagai rasa ini disebabkan karena kuncup pengecap terdiri atas beberapa jenis gustatory cells, di antaranya sel tipe II, sel tipe III, dan sodium cell, seperti yang terlihat pada gambar di atas.

Ketiga jenis gustatory cells melibatkan sinapsis dengan saraf gustatoris berupa sinapsis
kimiawi yang menghasilkan neurotransmitter.

87 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

87. Kuncup pengecap (taste buds) merupakan struktur pendeteksi rasa yang terletak pada papilla lidah. Fungsi pendeteksi berbagai rasa ini disebabkan karena kuncup pengecap terdiri atas beberapa jenis gustatory cells, di antaranya sel tipe II, sel tipe III, dan sodium cell, seperti yang terlihat pada gambar di atas.

Sensasi rasa umami kemungkinan disebabkan oleh aktivitas sel tipe III

 

88 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

88. Kuncup pengecap (taste buds) merupakan struktur pendeteksi rasa yang terletak pada papilla lidah. Fungsi pendeteksi berbagai rasa ini disebabkan karena kuncup pengecap terdiri atas beberapa jenis gustatory cells, di antaranya sel tipe II, sel tipe III, dan sodium cell, seperti yang terlihat pada gambar di atas.

Sel tipe II dan sodium cell masing-masing berfungsi untuk mendeteksi molekul yang
bertanggung jawab atas rasa asam dan asin

89 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

89. Umbai cacing (appendix) dikenal luas sebagai organ vestigial. Tetapi, banyak studi membuktikan bahwa umbai cacing berperan dalam imunitas tubuh. Berikut merupakan salah satu studi yang membuktikan hal tersebut. Dalam studi ini, mencit kontrol dan mencit yang umbai cacingnya telah dibuang (apendektomi) dipaparkan dengan DSS untuk memicu terjadinya kanker saluran pencernaan yang disebut colitis-induced cancer (CAC). Berikut gambar di atas merupakan data yang diperoleh dari studi tersebut.

Berdasarkan data, umbai cacing juga berperan dalam mempertahankan keseimbangan
komunitas mikrobiota di dalam usus.

90 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

90. Umbai cacing (appendix) dikenal luas sebagai organ vestigial. Tetapi, banyak studi membuktikan bahwa umbai cacing berperan dalam imunitas tubuh. Berikut merupakan salah satu studi yang membuktikan hal tersebut. Dalam studi ini, mencit kontrol dan mencit yang umbai cacingnya telah dibuang (apendektomi) dipaparkan dengan DSS untuk memicu terjadinya kanker saluran pencernaan yang disebut colitis-induced cancer (CAC). Berikut gambar di atas merupakan data yang diperoleh dari studi tersebut.

Terkait dengan imunitas tubuh, umbai cacing berperan sebagai lokasi produksi sel T
terutama sel T sitotoksik.

91 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

91. Umbai cacing (appendix) dikenal luas sebagai organ vestigial. Tetapi, banyak studi membuktikan bahwa umbai cacing berperan dalam imunitas tubuh. Berikut merupakan salah satu studi yang membuktikan hal tersebut. Dalam studi ini, mencit kontrol dan mencit yang umbai cacingnya telah dibuang (apendektomi) dipaparkan dengan DSS untuk memicu terjadinya kanker saluran pencernaan yang disebut colitis-induced cancer (CAC). Berikut gambar di atas merupakan data yang diperoleh dari studi tersebut.

Jenis sel T yang kemungkinan ditemukan paling melimpah di jaringan tumor CAC adalah sel T helper.

92 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

92. Umbai cacing (appendix) dikenal luas sebagai organ vestigial. Tetapi, banyak studi membuktikan bahwa umbai cacing berperan dalam imunitas tubuh. Berikut merupakan salah satu studi yang membuktikan hal tersebut. Dalam studi ini, mencit kontrol dan mencit yang umbai cacingnya telah dibuang (apendektomi) dipaparkan dengan DSS untuk memicu terjadinya kanker saluran pencernaan yang disebut colitis-induced cancer (CAC). Berikut gambar di atas merupakan data yang diperoleh dari studi tersebut.

Gambar berikut menunjukkan morfologi kolon mencit. Gambar atas berasal dari mencit yang mengalami apendektomi sementara gambar bawah berasal dari mencit kontrol.

 

93 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

93. Data di atas ini menunjukkan volume pernafasan dari dua orang pasien yang memiliki kelainan yang sama. Tetapi, salah satu pasien memiliki komplikasi berupa gagal jantung kronis. Sebagai perbandingan, volume pernafasan manusia dewasa tanpa kelainan paru-paru adalah IRV = 2500 mL, VT = 500 mL, ERV = 1500 mL, dan RV = 1500 mL.

Berdasarkan data volume udara residu, gagal jantung kronis terbukti mengurangi gejala
kelainan paru-paru yang diderita pasien B.

94 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

94. Data di atas ini menunjukkan volume pernafasan dari dua orang pasien yang memiliki kelainan yang sama. Tetapi, salah satu pasien memiliki komplikasi berupa gagal jantung kronis. Sebagai perbandingan, volume pernafasan manusia dewasa tanpa kelainan paru-paru adalah IRV = 2500 mL, VT = 500 mL, ERV = 1500 mL, dan RV = 1500 mL.

Pada kondisi istirahat, laju ventilasi pada pasien A lebih tinggi daripada pasien B.

95 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

95. Data di atas ini menunjukkan volume pernafasan dari dua orang pasien yang memiliki kelainan yang sama. Tetapi, salah satu pasien memiliki komplikasi berupa gagal jantung kronis. Sebagai perbandingan, volume pernafasan manusia dewasa tanpa kelainan paru-paru adalah IRV = 2500 mL, VT = 500 mL, ERV = 1500 mL, dan RV = 1500 mL.

Kedua pasien tersebut kemungkinan menderita skoliosis.

96 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

96. Data di atas ini menunjukkan volume pernafasan dari dua orang pasien yang memiliki kelainan yang sama. Tetapi, salah satu pasien memiliki komplikasi berupa gagal jantung kronis. Sebagai perbandingan, volume pernafasan manusia dewasa tanpa kelainan paru-paru adalah IRV = 2500 mL, VT = 500 mL, ERV = 1500 mL, dan RV = 1500 mL.

Kelainan paru-paru tersebut mengurangi volume udara yang dapat keluar-masuk paru-paru.

97 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

97. Gambar di atas ini merupakan sayatan histologis grey matter (substansia nigra) dari sistem saraf pusat yang diwarnai dengan hematoxylin-eosin.

Jaringan tersebut kemungkinan berfungsi untuk melakukan pemrosesan informasi sensoris.

98 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

98. Gambar di atas ini merupakan sayatan histologis grey matter (substansia nigra) dari sistem saraf pusat yang diwarnai dengan hematoxylin-eosin.

Jaringan tersebut dapat ditemukan pada korteks sumsum tulang belakang.

99 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

99. Gambar di atas ini merupakan sayatan histologis grey matter (substansia nigra) dari sistem saraf pusat yang diwarnai dengan hematoxylin-eosin.

Neuron yang ditunjuk oleh B pada gambar tersebut merupakan neuron multipolar.

100 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

100. Gambar di atas ini merupakan sayatan histologis grey matter (substansia nigra) dari sistem saraf pusat yang diwarnai dengan hematoxylin-eosin.

Sel A merupakan sel Schwann.

101 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

101. Obesitas berkaitan erat dengan resistensi leptin. Resistensi leptin yang berkaitan dengan obesitas dapat disebabkan oleh konsumsi berlebih makanan tinggi kalori atau faktor genetik (pre-existing factor). Eksperimen berikut dilakukan untuk menginvestigasi hal tersebut di mana tikus sensitif leptin (LS) dan resisten leptin (LR) diberi pakan normal (chow) dan pakan tinggi lemak tinggi gula (fcHFHS). Lalu, dilakukan pengukuran parameter terkait obesitas yang hasilnya disajikan pada gambar di atas.

Leptin merupakan hormon yang disekresikan oleh jaringan lemak yang ditunjukkan pada
gambar berikut.

102 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

102. Obesitas berkaitan erat dengan resistensi leptin. Resistensi leptin yang berkaitan dengan obesitas dapat disebabkan oleh konsumsi berlebih makanan tinggi kalori atau faktor genetik (pre-existing factor). Eksperimen berikut dilakukan untuk menginvestigasi hal tersebut di mana tikus sensitif leptin (LS) dan resisten leptin (LR) diberi pakan normal (chow) dan pakan tinggi lemak tinggi gula (fcHFHS). Lalu, dilakukan pengukuran parameter terkait obesitas yang hasilnya disajikan pada gambar di atas.

Di lingkungan yang dingin, tikus yang diberi pakan berkalori tinggi akan lebih adaptif
dibandingkan dengan mencit yang diberi pakan normal.

103 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

103. Obesitas berkaitan erat dengan resistensi leptin. Resistensi leptin yang berkaitan dengan obesitas dapat disebabkan oleh konsumsi berlebih makanan tinggi kalori atau faktor genetik (pre-existing factor). Eksperimen berikut dilakukan untuk menginvestigasi hal tersebut di mana tikus sensitif leptin (LS) dan resisten leptin (LR) diberi pakan normal (chow) dan pakan tinggi lemak tinggi gula (fcHFHS). Lalu, dilakukan pengukuran parameter terkait obesitas yang hasilnya disajikan pada gambar di atas.

Sensitivitas leptin yang lebih rendah pada tikus LR diperparah oleh konsumsi pakan berkalori tinggi.

104 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

104. Obesitas berkaitan erat dengan resistensi leptin. Resistensi leptin yang berkaitan dengan obesitas dapat disebabkan oleh konsumsi berlebih makanan tinggi kalori atau faktor genetik (pre-existing factor). Eksperimen berikut dilakukan untuk menginvestigasi hal tersebut di mana tikus sensitif leptin (LS) dan resisten leptin (LR) diberi pakan normal (chow) dan pakan tinggi lemak tinggi gula (fcHFHS). Lalu, dilakukan pengukuran parameter terkait obesitas yang hasilnya disajikan pada gambar di atas.

Data menunjukkan bahwa obesitas terkait leptin disebabkan oleh konsumsi pakan berkalori tinggi, bukan faktor genetik.

105 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

105. Perhatikan gambar di atas ini!

Hewan tersebut kemungkinan tergolong sebagai herbivora.

106 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

106. Perhatikan gambar di atas ini!

Sama seperti ayam, hewan tersebut kemungkinan menggunakan partikel tanah atau
bebatuan kecil untuk membantu menghaluskan makanan.

107 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

107. Perhatikan gambar di atas ini!

Pada hewan tersebut, proses pencernaan mekanis pertama kali terjadi di rongga mulut.

108 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

108. Perhatikan gambar di atas ini!

Tengkorak dan mandibula tersebut kemungkinan berasal dari hewan reptil.

109 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

109. Berikut gambar di atas merupakan data terkait osmoregulasi dari salah satu spesies ikan eurihalin pada lingkungan aslinya, yaitu air laut (SW). Selain itu, ikan tersebut juga diaklimasi pada air laut dengan salinitas 5% dari air laut pada umumnya (5% SW).

Struktur nefron ikan tersebut kemungkinan sesuai dengan gambar di bawah ini.

110 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

110. Berikut gambar di atas merupakan data terkait osmoregulasi dari salah satu spesies ikan eurihalin pada lingkungan aslinya, yaitu air laut (SW). Selain itu, ikan tersebut juga diaklimasi pada air laut dengan salinitas 5% dari air laut pada umumnya (5% SW).

Ketika diaklimasi pada lingkungan dengan salinitas yang lebih rendah, ikan tersebut
meningkatkan reabsorpsi berbagai macam osmolit, sepertiNa+, Cl-, dan urea.

111 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

111. Berikut gambar di atas merupakan data terkait osmoregulasi dari salah satu spesies ikan eurihalin pada lingkungan aslinya, yaitu air laut (SW). Selain itu, ikan tersebut juga diaklimasi pada air laut dengan salinitas 5% dari air laut pada umumnya (5% SW).

Berdasarkan data osmoregulasi pada habitat aslinya, ikan tersebut kemungkinan merupakan salah satu spesies ikan bertulang rawan (cartilaginous fish).

112 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

112. Berikut gambar di atas merupakan data terkait osmoregulasi dari salah satu spesies ikan eurihalin pada lingkungan aslinya, yaitu air laut (SW). Selain itu, ikan tersebut juga diaklimasi pada air laut dengan salinitas 5% dari air laut pada umumnya (5% SW).

Pada habitat aslinya, ikan tersebut merupakan osmokonformer. Tetapi, mekanisme
osmoregulasinya berubah menjadi osmoregulator ketika diaklimasi pada lingkungan dengan salinitas yang lebih rendah

113 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

113. Liu et al. (2019) ingin mengetahui pengaruh kadar flavonoid pada bambu di 3 lokasi berbeda terhadap kadar hormon reproduksi pada panda betina. Gambar di bawah menunjukkan kandungan flavonoid pada makanan panda pada masing-masing lokasi tersebut serta korelasinya dengan hormon reproduksi.

Estrogen dan progesteron merupakan dua hormon yang tidak membutuhkan keberadaan
protein untuk beredar di dalam darah.

114 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

114. Liu et al. (2019) ingin mengetahui pengaruh kadar flavonoid pada bambu di 3 lokasi berbeda terhadap kadar hormon reproduksi pada panda betina. Gambar di bawah menunjukkan kandungan flavonoid pada makanan panda pada masing-masing lokasi tersebut serta korelasinya dengan hormon reproduksi.

Di antara keempat hormon yang diuji, flavonoid paling berpengaruh terhadap produksi
hormon estrogen dibandingkan hormon lainnya.

115 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

115. Liu et al. (2019) ingin mengetahui pengaruh kadar flavonoid pada bambu di 3 lokasi berbeda terhadap kadar hormon reproduksi pada panda betina. Gambar di bawah menunjukkan kandungan flavonoid pada makanan panda pada masing-masing lokasi tersebut serta korelasinya dengan hormon reproduksi.

Panda yang hidup di Beijing memiliki laju reproduksi yang paling rendah.

116 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

116. Liu et al. (2019) ingin mengetahui pengaruh kadar flavonoid pada bambu di 3 lokasi berbeda terhadap kadar hormon reproduksi pada panda betina. Gambar di bawah menunjukkan kandungan flavonoid pada makanan panda pada masing-masing lokasi tersebut serta korelasinya dengan hormon reproduksi.

Panda yang hidup di Beijing memiliki kadar hormon reproduksi yang paling rendah.

117 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

117. Fungsi jantung sangat berkaitan dengan fungsi pembuluh darah. Curah jantung (cardiac output) dipengaruhi oleh volume darah di jantung sebelum kontraksi (end diastolic volume), sedangkan jumlah darah yang kembali ke jantung (venous return) dipengaruhi oleh tekanan darah di atrium kanan. Hubungan dari keempat parameter tersebut dapat digambarkan dalam grafik berikut.

Titik potong antara cardiac ouput dengan venous return menunjukkan keseimbangan antara jumlah darah yang masuk ke jantung dengan jumlah darah yang dipompa. Sedangkan, mean systemic pressure adalah tekanan darah ketika tidak ada darah yang masuk ataupun keluar dari jantung. Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan adanya perubahan pada fungsi jantung dan pembuluh darah

Penyempitan pembuluh darah perifer akan memberikan dampak yang berlawanan dengan
perubahan pada grafik C.

118 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

118. Fungsi jantung sangat berkaitan dengan fungsi pembuluh darah. Curah jantung (cardiac output) dipengaruhi oleh volume darah di jantung sebelum kontraksi (end diastolic volume), sedangkan jumlah darah yang kembali ke jantung (venous return) dipengaruhi oleh tekanan darah di atrium kanan. Hubungan dari keempat parameter tersebut dapat digambarkan dalam grafik berikut.

Titik potong antara cardiac ouput dengan venous return menunjukkan keseimbangan antara jumlah darah yang masuk ke jantung dengan jumlah darah yang dipompa. Sedangkan, mean systemic pressure adalah tekanan darah ketika tidak ada darah yang masuk ataupun keluar dari jantung. Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan adanya perubahan pada fungsi jantung dan pembuluh darah

Perubahan pada C dapat disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi hormon epinefrin di
dalam darah.

119 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

119. Fungsi jantung sangat berkaitan dengan fungsi pembuluh darah. Curah jantung (cardiac output) dipengaruhi oleh volume darah di jantung sebelum kontraksi (end diastolic volume), sedangkan jumlah darah yang kembali ke jantung (venous return) dipengaruhi oleh tekanan darah di atrium kanan. Hubungan dari keempat parameter tersebut dapat digambarkan dalam grafik berikut.

Titik potong antara cardiac ouput dengan venous return menunjukkan keseimbangan antara jumlah darah yang masuk ke jantung dengan jumlah darah yang dipompa. Sedangkan, mean systemic pressure adalah tekanan darah ketika tidak ada darah yang masuk ataupun keluar dari jantung. Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan adanya perubahan pada fungsi jantung dan pembuluh darah

Perubahan B terjadi akibat menurunnya kemampuan jantung dalam memompa darah. Hal ini dapat diamati dari menurunnya cardiac output.

120 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

120. Fungsi jantung sangat berkaitan dengan fungsi pembuluh darah. Curah jantung (cardiac output) dipengaruhi oleh volume darah di jantung sebelum kontraksi (end diastolic volume), sedangkan jumlah darah yang kembali ke jantung (venous return) dipengaruhi oleh tekanan darah di atrium kanan. Hubungan dari keempat parameter tersebut dapat digambarkan dalam grafik berikut.

Titik potong antara cardiac ouput dengan venous return menunjukkan keseimbangan antara jumlah darah yang masuk ke jantung dengan jumlah darah yang dipompa. Sedangkan, mean systemic pressure adalah tekanan darah ketika tidak ada darah yang masuk ataupun keluar dari jantung. Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan adanya perubahan pada fungsi jantung dan pembuluh darah

 

Perubahan pada grafik A dapat disebabkan oleh meningkatnya volume darah. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya venous return dan mean systemic pressure.

121 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

121. Secara umum dendrit dari neuron berfungsi menerima informasi yang dapat memicu potensial aksi pada akson. Tetapi hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa dendrit dari beberapa neuron di otak dapat mengantarkan rangsang dalam bentuk potensial aksi. William dan Stuart (2000) melakukan penelitian mengenai fenomena ini menggunakan neuron dari daerah thalamocortical otak. Dalam penelitian tersebut, mereka menginjeksikan ion ke dalam badan sel (A) dan mengukur amplitudo potensial aksi pada beberapa titik di dendrit (B). Pada penelitian kedua, neuron diletakkan dalam larutan yang menghambat aliran Na+ melalui voltage-gated channel (TTX). Hasil pengukuran potensial aksi pada kondisi normal terlihat pada gambar C dan di bawah pengaruh TTX pada gambar D.

Jika sel tersebut menerima neurotransmitter yang menyebabkan terjadinya EPSP (excitatory post-synaptic potential), potensial aksi dapat terukur sejak daerah dendrit sel thalamocortical.

122 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

122. Secara umum dendrit dari neuron berfungsi menerima informasi yang dapat memicu potensial aksi pada akson. Tetapi hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa dendrit dari beberapa neuron di otak dapat mengantarkan rangsang dalam bentuk potensial aksi. William dan Stuart (2000) melakukan penelitian mengenai fenomena ini menggunakan neuron dari daerah thalamocortical otak. Dalam penelitian tersebut, mereka menginjeksikan ion ke dalam badan sel (A) dan mengukur amplitudo potensial aksi pada beberapa titik di dendrit (B). Pada penelitian kedua, neuron diletakkan dalam larutan yang menghambat aliran Na+ melalui voltage-gated channel (TTX). Hasil pengukuran potensial aksi pada kondisi normal terlihat pada gambar C dan di bawah pengaruh TTX pada gambar D.

Hasil penelitian menunjukkan voltage-gated channel penyebab potensial aksi sama-sama
terdapat pada soma dan dendrit

123 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

123. Secara umum dendrit dari neuron berfungsi menerima informasi yang dapat memicu potensial aksi pada akson. Tetapi hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa dendrit dari beberapa neuron di otak dapat mengantarkan rangsang dalam bentuk potensial aksi. William dan Stuart (2000) melakukan penelitian mengenai fenomena ini menggunakan neuron dari daerah thalamocortical otak. Dalam penelitian tersebut, mereka menginjeksikan ion ke dalam badan sel (A) dan mengukur amplitudo potensial aksi pada beberapa titik di dendrit (B). Pada penelitian kedua, neuron diletakkan dalam larutan yang menghambat aliran Na+ melalui voltage-gated channel (TTX). Hasil pengukuran potensial aksi pada kondisi normal terlihat pada gambar C dan di bawah pengaruh TTX pada gambar D.

Potensial aksi yang muncul di dendrit disebabkan oleh aliran ion selain Na+ yang masuk ke dalam sel.

124 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

124. Secara umum dendrit dari neuron berfungsi menerima informasi yang dapat memicu potensial aksi pada akson. Tetapi hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa dendrit dari beberapa neuron di otak dapat mengantarkan rangsang dalam bentuk potensial aksi. William dan Stuart (2000) melakukan penelitian mengenai fenomena ini menggunakan neuron dari daerah thalamocortical otak. Dalam penelitian tersebut, mereka menginjeksikan ion ke dalam badan sel (A) dan mengukur amplitudo potensial aksi pada beberapa titik di dendrit (B). Pada penelitian kedua, neuron diletakkan dalam larutan yang menghambat aliran Na+ melalui voltage-gated channel (TTX). Hasil pengukuran potensial aksi pada kondisi normal terlihat pada gambar C dan di bawah pengaruh TTX pada gambar D.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pergerakan potensial aksi dari soma ke arah dendrit.

 

125 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

125. Berdasarkan jenis makanannya, mamalia dapat digolongkan sebagai herbivora, karnivora dan omnivora. Herbivora memakan makanan yang kaya karbohidrat dan serat. Sedangkan, karnivora memakan daging sehingga lebih rentan terserang patogen yang menyerang sesama hewan. Kondisi ini mengharuskan sistem pencernaan karnivora memiliki kemampuan untuk membunuh patogen yang lebih baik dari herbivora. Di sisi lain, herbivora harus memiliki sistem pencernaan yang memungkinkannya mencerna makanan kaya serat dan kaya karbohidrat.

Untuk ukuran tubuh yang sama, hewan herbivora memiliki usus besar yang lebih panjang
daripada hewan karnivora.

126 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

126. Berdasarkan jenis makanannya, mamalia dapat digolongkan sebagai herbivora, karnivora dan omnivora. Herbivora memakan makanan yang kaya karbohidrat dan serat. Sedangkan, karnivora memakan daging sehingga lebih rentan terserang patogen yang menyerang sesama hewan. Kondisi ini mengharuskan sistem pencernaan karnivora memiliki kemampuan untuk membunuh patogen yang lebih baik dari herbivora. Di sisi lain, herbivora harus memiliki sistem pencernaan yang memungkinkannya mencerna makanan kaya serat dan kaya karbohidrat.

Beberapa herbivora memiliki lambung yang lebih kompleks dibandingkan dengan karnivora.

127 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

127. Berdasarkan jenis makanannya, mamalia dapat digolongkan sebagai herbivora, karnivora dan omnivora. Herbivora memakan makanan yang kaya karbohidrat dan serat. Sedangkan, karnivora memakan daging sehingga lebih rentan terserang patogen yang menyerang sesama hewan. Kondisi ini mengharuskan sistem pencernaan karnivora memiliki kemampuan untuk membunuh patogen yang lebih baik dari herbivora. Di sisi lain, herbivora harus memiliki sistem pencernaan yang memungkinkannya mencerna makanan kaya serat dan kaya karbohidrat.

Meski sama-sama asam, pH lambung hewan karnivora lebih tinggi dari hewan herbivora.

128 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

128. Berdasarkan jenis makanannya, mamalia dapat digolongkan sebagai herbivora, karnivora dan omnivora. Herbivora memakan makanan yang kaya karbohidrat dan serat. Sedangkan, karnivora memakan daging sehingga lebih rentan terserang patogen yang menyerang sesama hewan. Kondisi ini mengharuskan sistem pencernaan karnivora memiliki kemampuan untuk membunuh patogen yang lebih baik dari herbivora. Di sisi lain, herbivora harus memiliki sistem pencernaan yang memungkinkannya mencerna makanan kaya serat dan kaya karbohidrat.

Saliva yang kaya amilase ditemukan pada herbivora namun tidak pada karnivora.

129 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

129. Tendril merupakan suatu struktur menjulur pada tumbuhan yang umumnya berfungsi dalam membantu ekspansi area pertumbuhan pucuk. Anda berhasil mengamati dua tendril dari spesimen tumbuhan yang berbeda, yakni Momordica balsamina (a1-b1) dan Passiflora caerulea (a2-b2). Hasil pengamatan berupa sayatan melintang tendril setiap spesimen ditunjukkan pada gambar di atas.

Sel-sel pada struktur q memiliki vakuola berukuran besar.

130 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

130. Tendril merupakan suatu struktur menjulur pada tumbuhan yang umumnya berfungsi dalam membantu ekspansi area pertumbuhan pucuk. Anda berhasil mengamati dua tendril dari spesimen tumbuhan yang berbeda, yakni Momordica balsamina (a1-b1) dan Passiflora caerulea (a2-b2). Hasil pengamatan berupa sayatan melintang tendril setiap spesimen ditunjukkan pada gambar di atas.

Sel-sel pada struktur w, p, dan s sudah tidak memiliki kemampuan membelah.

131 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

131. Tendril merupakan suatu struktur menjulur pada tumbuhan yang umumnya berfungsi dalam membantu ekspansi area pertumbuhan pucuk. Anda berhasil mengamati dua tendril dari spesimen tumbuhan yang berbeda, yakni Momordica balsamina (a1-b1) dan Passiflora caerulea (a2-b2). Hasil pengamatan berupa sayatan melintang tendril setiap spesimen ditunjukkan pada gambar di atas.

Pada sayatan melintang tendril P. caerulea, sisi dengan struktur p memiliki aktivitas
pembelahan sel yang lebih tinggi dibandingkan sisi di seberangnya.

132 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

132. Tendril merupakan suatu struktur menjulur pada tumbuhan yang umumnya berfungsi dalam membantu ekspansi area pertumbuhan pucuk. Anda berhasil mengamati dua tendril dari spesimen tumbuhan yang berbeda, yakni Momordica balsamina (a1-b1) dan Passiflora caerulea (a2-b2). Hasil pengamatan berupa sayatan melintang tendril setiap spesimen ditunjukkan pada gambar di atas.

Berdasarkan struktur yang ditunjuk oleh huruf z dan r, dapat disimpulkan bahwa tendril
kedua tumbuhan merupakan hasil modifikasi perkembangan organ batang.

133 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

133. Ma et al. (2015) meneliti tentang efek mutasi gen pengode Chromatin-remodelling factors (CHR) terhadap respons perkecambahan dan pertumbuhan awal padi. Diketahui protein CHR dapat meregulasi ekspresi gen untuk pertumbuhan normal kecambah. Berikut perbandingan gambar di atas menunjukkan hasil yang didapatkan pada tanaman wildtype (WT) dan mutan gen pengode CHR (t483).

Mutasi yang terjadi menurunkan aktivitas hormon giberelin.

134 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

134. Ma et al. (2015) meneliti tentang efek mutasi gen pengode Chromatin-remodelling factors (CHR) terhadap respons perkecambahan dan pertumbuhan awal padi. Diketahui protein CHR dapat meregulasi ekspresi gen untuk pertumbuhan normal kecambah. Berikut perbandingan gambar di atas menunjukkan hasil yang didapatkan pada tanaman wildtype (WT) dan mutan gen pengode CHR (t483).

Tumbuhan t483 memiliki pertumbuhan akar adventif lebih tinggi dibandingkan WT.

135 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

135. Ma et al. (2015) meneliti tentang efek mutasi gen pengode Chromatin-remodelling factors (CHR) terhadap respons perkecambahan dan pertumbuhan awal padi. Diketahui protein CHR dapat meregulasi ekspresi gen untuk pertumbuhan normal kecambah. Berikut perbandingan gambar di atas menunjukkan hasil yang didapatkan pada tanaman wildtype (WT) dan mutan gen pengode CHR (t483).

Protein CHR mengurangi kemampuan geotropisme positif akar tetapi tidak mempengaruhi geotropisme negatif pucuk.

136 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

136. Ma et al. (2015) meneliti tentang efek mutasi gen pengode Chromatin-remodelling factors (CHR) terhadap respons perkecambahan dan pertumbuhan awal padi. Diketahui protein CHR dapat meregulasi ekspresi gen untuk pertumbuhan normal kecambah. Berikut perbandingan gambar di atas menunjukkan hasil yang didapatkan pada tanaman wildtype (WT) dan mutan gen pengode CHR (t483).

Hipokotil lebih dominan tumbuh dibandingkan epikotil pada perkecambahan di atas.

137 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

137. Pertahanan diri pada tumbuhan terhadap herbivora dapat berupa senyawa kimia yang disintesis di suatu area, tetapi disebarkan di area yang lain. Gambar di atas menunjukkan pengujian teori pertahanan diri optimal pada tanaman Arabidopsis thaliana.

Termakannya daun tua berdampak kecil pada kelulushidupan tanaman untuk bereproduksi.

 

138 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

138. Pertahanan diri pada tumbuhan terhadap herbivora dapat berupa senyawa kimia yang disintesis di suatu area, tetapi disebarkan di area yang lain. Gambar di atas menunjukkan pengujian teori pertahanan diri optimal pada tanaman Arabidopsis thaliana.

Transporter glucosilonate tidak memerlukan energi ketika mentranspor substratnya.

139 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

139. Pertahanan diri pada tumbuhan terhadap herbivora dapat berupa senyawa kimia yang disintesis di suatu area, tetapi disebarkan di area yang lain. Gambar di atas menunjukkan pengujian teori pertahanan diri optimal pada tanaman Arabidopsis thaliana.

Kesintasan antara daun muda, matang, dan tua pada satu tanaman mutan adalah sama

140 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

140. Pertahanan diri pada tumbuhan terhadap herbivora dapat berupa senyawa kimia yang disintesis di suatu area, tetapi disebarkan di area yang lain. Gambar di atas menunjukkan pengujian teori pertahanan diri optimal pada tanaman Arabidopsis thaliana.

Pada tanaman wild type tidak terjadi serangan pada daun muda karena konsentrasi
glucosinolate lebih tinggi pada daun muda.

141 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

141. Suatu tumbuhan akuatik tawar memiliki dua jenis daun yang berbeda: daun di atas permukaan air dan daun yang terendam air. Tumbuhan tersebut diduga memiliki variasi tipe fotosintesis yang sesuai dengan jenis daun. Gambar di atas merupakan daya perbandingan aktivitas dua enzim fotosintetik dari kedua jenis daun tersebut, PEP karboksilase (PEPC) dan Rubisco.

Data yang ditunjukkan oleh label B berasal dari daun di permukaan air, sedangkan data yang ditunjukkan oleh label A berasal dari daun yang terendam.

142 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

142. Suatu tumbuhan akuatik tawar memiliki dua jenis daun yang berbeda: daun di atas permukaan air dan daun yang terendam air. Tumbuhan tersebut diduga memiliki variasi tipe fotosintesis yang sesuai dengan jenis daun. Gambar di atas merupakan daya perbandingan aktivitas dua enzim fotosintetik dari kedua jenis daun tersebut, PEP karboksilase (PEPC) dan Rubisco.

Jika salah satu jenis daun diketahui memiliki tipe fotosintesis C3, maka jenis daun yang
dimaksud adalah daun yang terendam air.

143 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

143. Suatu tumbuhan akuatik tawar memiliki dua jenis daun yang berbeda: daun di atas permukaan air dan daun yang terendam air. Tumbuhan tersebut diduga memiliki variasi tipe fotosintesis yang sesuai dengan jenis daun. Gambar di atas merupakan daya perbandingan aktivitas dua enzim fotosintetik dari kedua jenis daun tersebut, PEP karboksilase (PEPC) dan Rubisco.

Tantangan fotosintesis pada daun yang terendam air lebih ringan karena hanya
mempengaruhi siklus Calvin.

144 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

144. Suatu tumbuhan akuatik tawar memiliki dua jenis daun yang berbeda: daun di atas permukaan air dan daun yang terendam air. Tumbuhan tersebut diduga memiliki variasi tipe fotosintesis yang sesuai dengan jenis daun. Gambar di atas merupakan daya perbandingan aktivitas dua enzim fotosintetik dari kedua jenis daun tersebut, PEP karboksilase (PEPC) dan Rubisco.

Daun di permukaan air memerlukan fiksasi karbon yang lebih efisien karena memiliki
stomata di permukaan atas (adaksial).

145 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

145. Transpor air pada akar tumbuhan dapat melalui beberapa jalur seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.

Semua jalur akan melewati sitoplasma sebelum ditransport menuju xilem

 

146 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

146. Transpor air pada akar tumbuhan dapat melalui beberapa jalur seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.

Jalur C akan lebih cepat menghantarkan air ke dalam xilem dibandingkan jalur A dan B.

 

 

147 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

147. Transpor air pada akar tumbuhan dapat melalui beberapa jalur seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.

Jalur B memiliki proses penyaringan ion terlarut yang lebih baik dibandingkan jalur C.

 

 

148 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

148. Transpor air pada akar tumbuhan dapat melalui beberapa jalur seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.

Jalur A berpotensi membahayakan sel tumbuhan karena memungkinkan masuknya ion logam berat yang terlarut dalam air.

 

149 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

149. Giovani adalah seorang anak yang terbiasa hidup di perkotaan dan jarang melihat alam sekitar. Suatu ketika, ia memberanikan diri berpetualang di ladang milik neneknya di desa. Ia menemukan tumbuhan yang menurutnya aneh. Berikut tampilan beberapa foto yang ia ambil.

Setiap biji yang dihasilkan dari tumbuhan di atas berasal dari fertilisasi ganda.

150 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

150. Giovani adalah seorang anak yang terbiasa hidup di perkotaan dan jarang melihat alam sekitar. Suatu ketika, ia memberanikan diri berpetualang di ladang milik neneknya di desa. Ia menemukan tumbuhan yang menurutnya aneh. Berikut tampilan beberapa foto yang ia ambil.

Buah yang dihasilkan termasuk dalam kategori buah agregat.

151 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

151. Giovani adalah seorang anak yang terbiasa hidup di perkotaan dan jarang melihat alam sekitar. Suatu ketika, ia memberanikan diri berpetualang di ladang milik neneknya di desa. Ia menemukan tumbuhan yang menurutnya aneh. Berikut tampilan beberapa foto yang ia ambil.

Bunga di atas memiliki posisi ovarium superior.

152 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

152. Giovani adalah seorang anak yang terbiasa hidup di perkotaan dan jarang melihat alam sekitar. Suatu ketika, ia memberanikan diri berpetualang di ladang milik neneknya di desa. Ia menemukan tumbuhan yang menurutnya aneh. Berikut tampilan beberapa foto yang ia ambil.

Tumbuhan di atas termasuk dalam kelas monokotil.

153 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

153. Gambar-gambar di atas menunjukkan sayatan beberapa organ tumbuhan pada habitat dengan kondisi lingkungan tertentu.

Sayatan 1 berasal dari tumbuhan C4.

154 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

154. Gambar-gambar di atas menunjukkan sayatan beberapa organ tumbuhan pada habitat dengan kondisi lingkungan tertentu.

Sayatan 1 dan 2 berasal dari organ yang berbeda, sedangkan sayatan 3 dan 4 berasal dari
organ yang sama.

155 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

155. Gambar-gambar di atas menunjukkan sayatan beberapa organ tumbuhan pada habitat dengan kondisi lingkungan tertentu.
Organ nomor 2 dan 4 teradapatasi pada lingkungan mesofit.

156 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

156. Gambar-gambar di atas menunjukkan sayatan beberapa organ tumbuhan pada habitat dengan kondisi lingkungan tertentu.

Organ nomor 1 dan 3 memiliki struktur yang teradaptasi pada kondisi kering.

157 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

157. Gambar di atas ini merupakan sayatan melintang dari organ dari tumbuhan yang diambil dari area penanaman singkong dan telah diwarnai untuk menunjukkan keberadaan lignin.

Bagian yang ditunjuk panah merah terdiri atas jaringan yang umumnya berfungsi sebagai
penyimpan cadangan makanan.

158 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

158. Gambar di atas ini merupakan sayatan melintang dari organ dari tumbuhan yang diambil dari area penanaman singkong dan telah diwarnai untuk menunjukkan keberadaan lignin.

Struktur di atas berasal dari organ berkayu.

159 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

159. Gambar di atas ini merupakan sayatan melintang dari organ dari tumbuhan yang diambil dari area penanaman singkong dan telah diwarnai untuk menunjukkan keberadaan lignin.

Organ yang ditampilkan kemungkinan tidak berasal dari organ tumbuhan singkong.

160 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

160. Gambar di atas ini merupakan sayatan melintang dari organ dari tumbuhan yang diambil dari area penanaman singkong dan telah diwarnai untuk menunjukkan keberadaan lignin.

Organ yang ditampilkan di atas memiliki stele, namun tidak menunjukkan adanya empulur.

161 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

161. Eksosom adalah vesikel berukuran nano yang disekresikan oleh hampir semua jenis sel. Sekresi eksosom terjadi ketika terdapat fusi antara badan multivesikular (MVB) dan membran plasma. Biogenesis eksosom adalah mekanisme kontrol kualitas protein, dan setelah dilepaskan, eksosom mengirimkan sinyal ke sel lain. Proses biogenesis eksosom ditampilkan pada gambar di atas.

Glikolipid dapat ditemukan di sisi ekstraseluler dari eksosom.

162 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

162. Eksosom adalah vesikel berukuran nano yang disekresikan oleh hampir semua jenis sel. Sekresi eksosom terjadi ketika terdapat fusi antara badan multivesikular (MVB) dan membran plasma. Biogenesis eksosom adalah mekanisme kontrol kualitas protein, dan setelah dilepaskan, eksosom mengirimkan sinyal ke sel lain. Proses biogenesis eksosom ditampilkan pada gambar di atas.

Protein di lumen RE yang ditransport ke eksosom akan berada dalam intraluminal vesicle.

163 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

163. Eksosom adalah vesikel berukuran nano yang disekresikan oleh hampir semua jenis sel. Sekresi eksosom terjadi ketika terdapat fusi antara badan multivesikular (MVB) dan membran plasma. Biogenesis eksosom adalah mekanisme kontrol kualitas protein, dan setelah dilepaskan, eksosom mengirimkan sinyal ke sel lain. Proses biogenesis eksosom ditampilkan pada gambar di atas.

Domain protein transmembran yang terglikosilasi akan berada pada lumen eksosom.

164 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

164. Eksosom adalah vesikel berukuran nano yang disekresikan oleh hampir semua jenis sel. Sekresi eksosom terjadi ketika terdapat fusi antara badan multivesikular (MVB) dan membran plasma. Biogenesis eksosom adalah mekanisme kontrol kualitas protein, dan setelah dilepaskan, eksosom mengirimkan sinyal ke sel lain. Proses biogenesis eksosom ditampilkan pada gambar di atas.

Konten pada lumen eksosom dapat berasal dari lumen badan Golgi.

165 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

165. Polymerase chain reaction (PCR) adalah suatu teknik dalam biologi molekuler untuk memperbanyak fragmen DNA tertentu. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini, PCR dijalankan dalam siklus-siklus yang terdiri dari tahapan denaturasi, annealing (penempelan primer), dan elongasi (pembentukan untai DNA baru).

Primer yang digunakan dalam PCR merupakan molekul RNA.

166 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

166. Polymerase chain reaction (PCR) adalah suatu teknik dalam biologi molekuler untuk memperbanyak fragmen DNA tertentu. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini, PCR dijalankan dalam siklus-siklus yang terdiri dari tahapan denaturasi, annealing (penempelan primer), dan elongasi (pembentukan untai DNA baru).

Enzim yang digunakan dalam proses elongasi berasal dari organisme mesofilik.

167 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

167. Polymerase chain reaction (PCR) adalah suatu teknik dalam biologi molekuler untuk memperbanyak fragmen DNA tertentu. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini, PCR dijalankan dalam siklus-siklus yang terdiri dari tahapan denaturasi, annealing (penempelan primer), dan elongasi (pembentukan untai DNA baru).

Perlakuan suhu tinggi (94oC – 97oC) menggantikan fungsi enzim helikase pada replikasi.

168 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

168. Polymerase chain reaction (PCR) adalah suatu teknik dalam biologi molekuler untuk memperbanyak fragmen DNA tertentu. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini, PCR dijalankan dalam siklus-siklus yang terdiri dari tahapan denaturasi, annealing (penempelan primer), dan elongasi (pembentukan untai DNA baru).

Setelah siklus ke 5, jumlah untai DNA baru yang terbentuk adalah sebanyak 32 kali lipat.

169 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

169. Lipid Raft(LR) adalah kumpulan protein dan lipid yang bergerak dinamis pada membran sel yang tidak teratur, tetapi juga dapat mengelompok membentuk platform yang lebih besar dan teratur. LR berperan sebagai perangkat yang mengatur fungsi membran dalam sel eukariotik. Gambar di bawah menunjukkan ilustrasi LR dan metode untuk memisahkannya dari membran lipid non-LR. Sampel sel dihomogenisasi dan kemudian ditambahkan deterjen untuk melarutkan membran. Diketahui bahwa LR bersifat resisten terhadap deterjen dan tidak akan larut. Campuran kemudian dipisahkan dengan ultrasentrifugasi gradien. Hasil difraksinasi dan dilakukan pengukuran konsentrasi protein, konsentrasi kolestrol, dan western blotting

Glikolipid lebih banyak ditemukan pada Lipid raft.

170 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

170. Lipid Raft(LR) adalah kumpulan protein dan lipid yang bergerak dinamis pada membran sel yang tidak teratur, tetapi juga dapat mengelompok membentuk platform yang lebih besar dan teratur. LR berperan sebagai perangkat yang mengatur fungsi membran dalam sel eukariotik. Gambar di bawah menunjukkan ilustrasi LR dan metode untuk memisahkannya dari membran lipid non-LR. Sampel sel dihomogenisasi dan kemudian ditambahkan deterjen untuk melarutkan membran. Diketahui bahwa LR bersifat resisten terhadap deterjen dan tidak akan larut. Campuran kemudian dipisahkan dengan ultrasentrifugasi gradien. Hasil difraksinasi dan dilakukan pengukuran konsentrasi protein, konsentrasi kolestrol, dan western blotting

Protein GM1 merupakan protein yang berasosiasi dengan Lipid Raft.

171 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

171. Lipid Raft(LR) adalah kumpulan protein dan lipid yang bergerak dinamis pada membran sel yang tidak teratur, tetapi juga dapat mengelompok membentuk platform yang lebih besar dan teratur. LR berperan sebagai perangkat yang mengatur fungsi membran dalam sel eukariotik. Gambar di bawah menunjukkan ilustrasi LR dan metode untuk memisahkannya dari membran lipid non-LR. Sampel sel dihomogenisasi dan kemudian ditambahkan deterjen untuk melarutkan membran. Diketahui bahwa LR bersifat resisten terhadap deterjen dan tidak akan larut. Campuran kemudian dipisahkan dengan ultrasentrifugasi gradien. Hasil difraksinasi dan dilakukan pengukuran konsentrasi protein, konsentrasi kolestrol, dan western blotting

Lipid raft dapat ditemukan pada fraksi 9–11 sedangkan lipid non-LR ditemukan pada fraksi
2–5.

172 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

172. Lipid Raft(LR) adalah kumpulan protein dan lipid yang bergerak dinamis pada membran sel yang tidak teratur, tetapi juga dapat mengelompok membentuk platform yang lebih besar dan teratur. LR berperan sebagai perangkat yang mengatur fungsi membran dalam sel eukariotik. Gambar di bawah menunjukkan ilustrasi LR dan metode untuk memisahkannya dari membran lipid non-LR. Sampel sel dihomogenisasi dan kemudian ditambahkan deterjen untuk melarutkan membran. Diketahui bahwa LR bersifat resisten terhadap deterjen dan tidak akan larut. Campuran kemudian dipisahkan dengan ultrasentrifugasi gradien. Hasil difraksinasi dan dilakukan pengukuran konsentrasi protein, konsentrasi kolestrol, dan western blotting 

Obat golongan statin (inhibitor biosintesis kolestrol) dapat menghambat terbentuknya Lipid Raft pada membran sel.

173 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

173. Asam amino dan asam lemak sama-sama mengandung unsur C, H, dan N.

174 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

174. Acetyl Co-A merupakan prekursor dari senyawa pembentuk membran sel bakteri.

175 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

175. Asam amino hasil translasi dari kodon UAA dihasilkan dari konversi senyawa kimia yang
dihasilkan selama proses glikolisis.

176 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

176. Monomer penyusun enzim sel bakteri di atas sebagian berasal dari konversi senyawa kimia
yang dihasilkan selama siklus Krebs.

177 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

177. Prof. Tobi ingin menggunakan suatu plasmid untuk mengekspresikan suatu protein Tobicin dalam jumlah besar menggunakan Escherichia coli sebagai inang ekspresi. Bagian-bagian utama dari plasmid tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Ia berniat untuk menginsersi gen pengode protein Tobicin, Tbc, dalam multiple cloning site dari plasmid ini.

Sel yang diisolasi dari ginjal embrio manusia juga dapat digunakan sebagai inang alternatif
untuk ekspresi Tobicin menggunakan vektor di atas.

178 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

178. Prof. Tobi ingin menggunakan suatu plasmid untuk mengekspresikan suatu protein Tobicin dalam jumlah besar menggunakan Escherichia coli sebagai inang ekspresi. Bagian-bagian utama dari plasmid tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Ia berniat untuk menginsersi gen pengode protein Tobicin, Tbc, dalam multiple cloning site dari plasmid ini.

Untuk membedakan koloni bakteri yang menerima insersi gen Tbc terhadap yang tidak,
cukup dengan menyeleksi bakteri pada media yang mengandung Ampisilin.

179 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

179. Prof. Tobi ingin menggunakan suatu plasmid untuk mengekspresikan suatu protein Tobicin dalam jumlah besar menggunakan Escherichia coli sebagai inang ekspresi. Bagian-bagian utama dari plasmid tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Ia berniat untuk menginsersi gen pengode protein Tobicin, Tbc, dalam multiple cloning site dari plasmid ini.

RNA polimerase akan berikatan dengan bagian yang ditunjuk oleh huruf Y.

180 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

180. Prof. Tobi ingin menggunakan suatu plasmid untuk mengekspresikan suatu protein Tobicin dalam jumlah besar menggunakan Escherichia coli sebagai inang ekspresi. Bagian-bagian utama dari plasmid tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Ia berniat untuk menginsersi gen pengode protein Tobicin, Tbc, dalam multiple cloning site dari plasmid ini.

Bagian yang paling umum dijumpai pada bagian X adalah kodon stop.

 

181 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

181. Dave melakukan penelitian untuk mencari tahu efek mutasi titik gen Z yang menghasilkan kanker usus pada hewan peliharaannya. Ia mengisolasi fragmen DNA dari kromosom 1, memberi perlakuan enzim restriksi, melakukan elektroforesis dan diikuti dengan analisis Southern Blotting. Probe yang digunakan untuk blotting adalah cDNA gen Z. Hasil elektroforesis dan blotting diamati dengan autoradiografi yang dikonversi menjadi grafik kuat radiasi terhadap jarak migrasi (jarak sumur gel elektroforesis terhadap pita DNA yang diperoleh).

Metode lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi mutasi di atas adalah PCR genom dan
diikuti dengan elektroforesis sebegai metode konfirmasi.

182 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

182. Dave melakukan penelitian untuk mencari tahu efek mutasi titik gen Z yang menghasilkan kanker usus pada hewan peliharaannya. Ia mengisolasi fragmen DNA dari kromosom 1, memberi perlakuan enzim restriksi, melakukan elektroforesis dan diikuti dengan analisis Southern Blotting. Probe yang digunakan untuk blotting adalah cDNA gen Z. Hasil elektroforesis dan blotting diamati dengan autoradiografi yang dikonversi menjadi grafik kuat radiasi terhadap jarak migrasi (jarak sumur gel elektroforesis terhadap pita DNA yang diperoleh).

Sel kanker pada penelitian di atas terdeteksi bersifat homozigot.

183 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

183. Dave melakukan penelitian untuk mencari tahu efek mutasi titik gen Z yang menghasilkan kanker usus pada hewan peliharaannya. Ia mengisolasi fragmen DNA dari kromosom 1, memberi perlakuan enzim restriksi, melakukan elektroforesis dan diikuti dengan analisis Southern Blotting. Probe yang digunakan untuk blotting adalah cDNA gen Z. Hasil elektroforesis dan blotting diamati dengan autoradiografi yang dikonversi menjadi grafik kuat radiasi terhadap jarak migrasi (jarak sumur gel elektroforesis terhadap pita DNA yang diperoleh).

Mutasi pada gen Z kemungkinan menghasilkan sisi restriksi baru.

184 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

184. Dave melakukan penelitian untuk mencari tahu efek mutasi titik gen Z yang menghasilkan kanker usus pada hewan peliharaannya. Ia mengisolasi fragmen DNA dari kromosom 1, memberi perlakuan enzim restriksi, melakukan elektroforesis dan diikuti dengan analisis Southern Blotting. Probe yang digunakan untuk blotting adalah cDNA gen Z. Hasil elektroforesis dan blotting diamati dengan autoradiografi yang dikonversi menjadi grafik kuat radiasi terhadap jarak migrasi (jarak sumur gel elektroforesis terhadap pita DNA yang diperoleh).

Pada hasil elektroforesis, fragmen DNA hasil restriksi yang berukuran paling kecil memiliki kelimpahan paling rendah dibandingkan fragmen-fragmen lain pada kedua jenis sel.

185 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

185. Teknik kultur sel mamalia merupakan proses perbanyakan sel yang diambil dari jaringan tubuh manusia ataupun hewan mamalia model seperti mencit. Teknik ini dapat memfasilitasi uji coba biomedis pada skala in vitro. Jaringan tubuh tempat sel diambil adalah salah satu faktor yang menentukan perbedaan kondisi kultur agar pertumbuhan terjadi secara optimal. Oleh karena itu, kultur sel mamalia umumnya dibuat seragam untuk satu jenis sel saja.

 

Ekspresi gen pengode enzim piruvat dehidrogenase (pengubah piruvat menjadi asetil-KoA) pada sel-sel epitel ovarium B kemungkinan lebih rendah dibandingkan A.

186 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

186. Teknik kultur sel mamalia merupakan proses perbanyakan sel yang diambil dari jaringan tubuh manusia ataupun hewan mamalia model seperti mencit. Teknik ini dapat memfasilitasi uji coba biomedis pada skala in vitro. Jaringan tubuh tempat sel diambil adalah salah satu faktor yang menentukan perbedaan kondisi kultur agar pertumbuhan terjadi secara optimal. Oleh karena itu, kultur sel mamalia umumnya dibuat seragam untuk satu jenis sel saja.

 

Karyotipe dengan karakteristik kromosom terduplikasi lebih mudah didapatkan dari kultur sel epitel ovarium A dibandingkan B.

187 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

187. Teknik kultur sel mamalia merupakan proses perbanyakan sel yang diambil dari jaringan tubuh manusia ataupun hewan mamalia model seperti mencit. Teknik ini dapat memfasilitasi uji coba biomedis pada skala in vitro. Jaringan tubuh tempat sel diambil adalah salah satu faktor yang menentukan perbedaan kondisi kultur agar pertumbuhan terjadi secara optimal. Oleh karena itu, kultur sel mamalia umumnya dibuat seragam untuk satu jenis sel saja.

 

Warna medium kultur sel epitel ovarium individu B saat pengamatan seharusnya lebih cepat menguning daripada medium kultur sel epitel ovarium individu A.

188 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

188. Teknik kultur sel mamalia merupakan proses perbanyakan sel yang diambil dari jaringan tubuh manusia ataupun hewan mamalia model seperti mencit. Teknik ini dapat memfasilitasi uji coba biomedis pada skala in vitro. Jaringan tubuh tempat sel diambil adalah salah satu faktor yang menentukan perbedaan kondisi kultur agar pertumbuhan terjadi secara optimal. Oleh karena itu, kultur sel mamalia umumnya dibuat seragam untuk satu jenis sel saja.

Selain epitel, sel-sel jaringan ikat seperti sel otot dan sel darah juga dapat dikultur secara
tunggal dalam bentuk 2D monolayer.

 

189 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

189. Mid blastula transition (MBT) adalah peristiwa di mana sel-sel (blastomer) pada tahap blastula embrio mengalami perubahan fisiologis secara signifikan. Peristiwa ini ditandai dengan dimulainya ekspresi gen dari blastomer dan melambatnya siklus sel akibat fase G1 dan G2 mulai terjadi. Sebelum MBT terjadi, protein yang digunakan pada fase awal cleavage sepenuhnya berasal dari sitoplasma dan translasi mRNA sel telur. Sementara itu, pembelahan sel pada fase tersebut berlangsung sangat cepat karena minimnya fase G selama siklus sel. Suatu penelitian ingin mengonfirmasi stimulus utama terjadinya MBT pada embrio bulu babi dengan memodifikasi ukuran nukleus pada zigot (kecil, normal, dan besar), kemudian mengukur durasi interfase pada blastomer tahapan 4 sel hingga 128 sel. Diketahui, komponen sel selain ukuran nukleus tidak berbeda dibandingkan normal. Berikut hasil yang didapatkan.

MBT lebih dipengaruhi oleh jumlah pembelahan yang telah terjadi dibandingkan rasio
volume nukleus terhadap volume sitoplasma.

190 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

190. Mid blastula transition (MBT) adalah peristiwa di mana sel-sel (blastomer) pada tahap blastula embrio mengalami perubahan fisiologis secara signifikan. Peristiwa ini ditandai dengan dimulainya ekspresi gen dari blastomer dan melambatnya siklus sel akibat fase G1 dan G2 mulai terjadi. Sebelum MBT terjadi, protein yang digunakan pada fase awal cleavage sepenuhnya berasal dari sitoplasma dan translasi mRNA sel telur. Sementara itu, pembelahan sel pada fase tersebut berlangsung sangat cepat karena minimnya fase G selama siklus sel. Suatu penelitian ingin mengonfirmasi stimulus utama terjadinya MBT pada embrio bulu babi dengan memodifikasi ukuran nukleus pada zigot (kecil, normal, dan besar), kemudian mengukur durasi interfase pada blastomer tahapan 4 sel hingga 128 sel. Diketahui, komponen sel selain ukuran nukleus tidak berbeda dibandingkan normal. Berikut hasil yang didapatkan.

Pada tahapan cleavage, durasi sintesis DNA kurang lebih selama 5 jam.

191 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

191. Mid blastula transition (MBT) adalah peristiwa di mana sel-sel (blastomer) pada tahap blastul embrio mengalami perubahan fisiologis secara signifikan. Peristiwa ini ditandai dengan dimulainya ekspresi gen dari blastomer dan melambatnya siklus sel akibat fase G1 dan G2 mulai terjadi. Sebelum MBT terjadi, protein yang digunakan pada fase awal cleavage sepenuhnya berasal dari sitoplasma dan translasi mRNA sel telur. Sementara itu, pembelahan sel pada fase tersebut berlangsung sangat cepat karena minimnya fase G selama siklus sel. Suatu penelitian ingin mengonfirmasi stimulus utama terjadinya MBT pada embrio bulu babi dengan memodifikasi ukuran nukleus pada zigot (kecil, normal, dan besar), kemudian mengukur durasi interfase pada blastomer tahapan 4 sel hingga 128 sel. Diketahui, komponen sel selain ukuran nukleus tidak berbeda dibandingkan normal. Berikut hasil yang didapatkan.

Pada zigot normal, diameter embrio baru akan bertambah setelah mencapai tahapan 32 sel.

192 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

192. Aktivasi atau pematangan oosit katak ditandai melalui modul pensinyalan MAP kinase. Peningkatan hormon progesteron memicu modul ini dengan merangsang penerjemahan mRNA Mos. Protein Mos kemudian memulai kaskade fosforilasi sehingga berujung pada aktivasi oosit. Pematangan mudah dinilai secara visual dengan adanya bintik putih di tengah-tengah permukaan oosit yang berwarna coklat.

MAP kinase yang terfosforilasi dapat menjadi marka molekuler untuk aktivasi oosit katak.

193 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

193. Aktivasi atau pematangan oosit katak ditandai melalui modul pensinyalan MAP kinase. Peningkatan hormon progesteron memicu modul ini dengan merangsang penerjemahan mRNA Mos. Protein Mos kemudian memulai kaskade fosforilasi sehingga berujung pada aktivasi oosit. Pematangan mudah dinilai secara visual dengan adanya bintik putih di tengah-tengah permukaan oosit yang berwarna coklat.

Penambahan miRNA yang menarget mRNA Mos dapat menghambat pematangan oosit katak.

194 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

194. Aktivasi atau pematangan oosit katak ditandai melalui modul pensinyalan MAP kinase. Peningkatan hormon progesteron memicu modul ini dengan merangsang penerjemahan mRNA Mos. Protein Mos kemudian memulai kaskade fosforilasi sehingga berujung pada aktivasi oosit. Pematangan mudah dinilai secara visual dengan adanya bintik putih di tengah-tengah permukaan oosit yang berwarna coklat.

Reseptor hormon progesteron pada oosit katak merupakan reseptor intraseluler.

195 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

195. Aktivasi atau pematangan oosit katak ditandai melalui modul pensinyalan MAP kinase. Peningkatan hormon progesteron memicu modul ini dengan merangsang penerjemahan mRNA Mos. Protein Mos kemudian memulai kaskade fosforilasi sehingga berujung pada aktivasi oosit. Pematangan mudah dinilai secara visual dengan adanya bintik putih di tengah-tengah permukaan oosit yang berwarna coklat.

Mos merupakan MAP kinase kinase kinase (MAPKKK) dan MEK1 merupakan MAP kinase
kinase (MAPKK) pada oosit katak.

196 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

196. Perhatikan skema ekspresi gen di atas!

Sekuensing mRNA manusia dapat dilakukan menggunakan primer poli-G.

197 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

197. Perhatikan skema ekspresi gen di atas!

Penambahan ekor poli-A berfungsi untuk menghambat degradasi mRNA.

198 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

198. Perhatikan skema ekspresi gen di atas!

Operon umumnya dapat ditemui pada organisme yang memiliki skema ekspresi gen seperti ditunjukkan pada gambar di atas.

199 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

199. Perhatikan skema ekspresi gen di atas!

Salah satu contoh organisme yang memiliki regulasi eskpresi gen seperti ditunjukkan pada
gambar di atas adalah Archaea.

200 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

200.  

Kita dapat menemukan 2 kelompok monofiletik dari topologi pohon yang telah ditemukan.

Exit

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *