Next-Level-Study.com-Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menyebut Indonesia sedang mengalami krisis yang menyiksa. Hal ini menyusul kejadian pelecehan yang berulang. Yang terbaru di Binus School Serpong, Tangerang, Banten. Fasilitator Publik (Kornas) JPPI Ubaid Matraji berpandangan, pelecehan sudah menjadi isu yang intens di mata publik dan harus segera diatasi.
Ubaid memahami bahwa otoritas publik belum secara ideal membangun kerangka kerja untuk mencegah kebrutalan dan pelecehan dalam kondisi yang mendidik. Pedoman Pendidikan dan Kebudayaan Pastor 46/2023 belum juga berpengaruh karena penyiksaan masih terjadi.
“Mengapa hal ini terus menjadi pola di mana-mana, karena kita tidak mempunyai kerangka yang cukup mampu untuk bisa mencegahnya”, ujar Ubaid kepada KBR, Jumat (23/2/2024).
Ubaid mengatakan, kerangka tujuan isu di sekolah tidak ideal karena tidak melindungi pelapor atau orang yang bersangkutan.
Ubaid juga meminta otoritas publik lebih fokus menangani kasus pelecehan. Sebab, jika dibiarkan akan menghambat tercapainya tujuan Indonesia Cemerlang 2045. Negara-negara fokus dan teritorial harus berorganisasi untuk mengatasi masalah ini.
“Jika generasi muda tidak memiliki rasa aman, bagaimana mereka bisa menyelesaikan pengalaman pendidikan dengan baik,” ujarnya.
Penanganan kasus pelecehan di Binus School Serpong memasuki tahap lain. Polisi mengangkat kasus ini ke tahap pemeriksaan. Berbagai pengamat terkait disapa Kamis (22/2). Sementara itu, Binus School Serpong menyatakan siswa senior yang terbukti melakukan tindakan brutal telah dikeluarkan dari sekolah.
Berdasarkan catatan Komisi Keamanan Anak Indonesia (KPAI) dan Organisasi Persatuan Pendidik Indonesia (FSGI), terdapat 226 kasus pelecehan pada tahun 2022, meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya, 2021, yang mencapai 53 kasus.
Jenis bullying yang sering dialami oleh korban adalah penyiksaan nyata (55,5%), penyiksaan verbal (29,3%), dan penyiksaan mental (15,2%). Untuk tingkat pendidikan, siswa sekolah dasar menjadi korban penyiksaan terbanyak (26%), disusul siswa sekolah menengah (25%), dan siswa sekolah menengah (18,75%).
Sumber Berita: https://kbr.id/nasional/02-2024/pengamat-pendidikan-sebut-indonesia-darurat-bullying/114476.html
Comments are closed.