TRY OUT OSN BIOLOGI- 2025 #1

Report a question

You cannot submit an empty report. Please add some details.
/200

Apakah kamu sudah siap . Jika memang sudah siap dan bersedia sekarang silakan dimulai.

♦ SEMANGAT ♦

Wahh waktu ujian sudah habis nih sekarang kamu tinggal berdoa dan belajar lagi saja yah, tunggu hasilnya nanti ketika di umumkan Gambare ♥


TRY OUT OSN BIOLOGI- 2025 #1

TRY OUT PERSIAPAN OSN- K BIOLOGI SMA

KETENTUAN

  1. JUMLAH SOAL 50 (4 KASUS DALAM 1 SOAL)
  2. SOAL : JAWABAN BENAR = +1, KOSONG = 0, SALAH=0
  3. WAKTU PENGERJAAN = 180 MENIT
  4. KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERJELAS GAMBAR(DILUAR MODE FULL SCREEN)
  5. KERJAKAN DENGAN JUJUR, DAN PERCAYA DIRI
  6. DIPERBOLEHKAN MENGGUNAKAN KALKULATOR
  7. TIDAK DIPERBOLEHKAN SEARCHING / BANTUAN AI (PEDE AJEE)
  8. JANGAN LUPA BERDOA

SELAMAT MENGERJAKAN

MASUKAN DATA DIRI

1 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

1.  

Kita dapat menemukan 2 kelompok monofiletik dari topologi pohon yang telah ditemukan.

2 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

2.  

Jika nenek moyang bersama dimasukkan ke dalam filogeni, ia harus ditempatkan pada cabang paling luar dari filogeni tersebut.

3 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

3.  

Berdasarkan topologi pohon yang telah ditemukan, terdapat 7 kali perubahan karakter.

4 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

4.  

Terdapat lebih dari 3 kemungkinan topologi pohon yang berbeda dari ketiga spesies di atas.

5 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

5.  

Semua chordata dan vertebrata masuk dalam kelompok deuterostomia.

6 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

6.  

Kelompok hewan yang telah memiliki jaringan sejati tergabung dalam taksa monofiletik.

7 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

7.  

Huruf B menandakan munculnya simetri bilateral.

8 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

8.  

Huruf A menandakan keberadaan lapisan embrionik mesoderm.

9 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

9.  

Karakter yang membedakan Mosses dengan taksa saudaranya antara lain keberadaan spora.

10 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

10.  

Tumbuhan darat memiliki karakter apomorfik berupa keberadaan jaringan sejati.

11 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

11.  

Tumbuhan berbiji dengan fertilisasi tunggal tidak dicantumkan pada filogeni di atas.

12 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

12.  

Lycophytes merupakan taksa saudara dari Monocots dan Dicots.

13 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

13.  

Oksigen sempat berada pada wujud padat pada siklus di atas.

14 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

14.  

Pembentukan awan ketika presipitasi disebabkan karena suhu tinggi.

15 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

15. Fosil bertindak sebagai carbon sink di ekosistem.

16 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

16.  

Ketiga siklus di atas sama-sama melibatkan rantai makanan.

17 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

17.  

Pembagian niche seperti yang terlihat di atas merupakan contoh character displacement.

18 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

18.  

Demi memperbaiki dan meluruskan kenangan masa kecil

Yellow-rumped Warbler memiliki kemampuan kompetisi terendah dibandingkan burung lain.

19 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

19.  

Demi memperbaiki dan meluruskan kenangan masa kecil

Blakburnian dan Cape May Warbler kemungkinan memiliki jenis makanan yang sama.

20 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

20.  

Demi memperbaiki dan meluruskan kenangan masa kecil

Pembagian habitat di atas menunjukkan adanya realized niche.

21 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

21. Bioma merupakan semua tempat di Bumi yang dapat ditinggali makhluk hidup. Bioma dapat dibagi menjadi terestrial dan akuatik

Kadar oksigen di perairan kiri lebih tinggi dibandingkan perairan kanan.

22 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

22. Bioma merupakan semua tempat di Bumi yang dapat ditinggali makhluk hidup. Bioma dapat dibagi menjadi terestrial dan akuatik.

Salah satu faktor utama yang menentukan keberadaan makhluk hidup pada bioma akuatik adalah curah hujan.

23 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

23. Bioma merupakan semua tempat di Bumi yang dapat ditinggali makhluk hidup. Bioma dapat dibagi menjadi terestrial dan akuatik.

Salah satu ciri khas dari bioma di bawah adalah suhu rataan tahunan yang rendah.

 

24 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

24. Bioma merupakan semua tempat di Bumi yang dapat ditinggali makhluk hidup. Bioma dapat dibagi menjadi terestrial dan akuatik.

Faktor Utama yang menentukan tipe bioma terestrial adalah suhu dan kelembapan udara

25 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

25.  

Berdasarkan tabel di atas, hewan C harus mengonsumsi makanan minimal sebanyak 545 kkal/(m pangkat 2) tahun agar mendapatkan produksi bersih sebesar 109 kkal/(m pangkat 2) tahun.

26 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

26.  

Energi yang dialokasikan produsen untuk respirasi/metabolisme lebih besar dibandingkan yang dialokasikan untuk biomassa.

27 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

27.  

Jika pola aliran energi di atas dipertahankan, rumput akan mengalami peningkatan biomassa setiap tahun.

28 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

28.  

Komunitas di atas dapat membentuk rantai makanan yaitu Rumput dimakan hewan A lalu di makan hewan B lalu dimakan hewan C

29 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

29.  

Titik X merupakan carrying capacity dari populasi.

30 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

30.  

Dengan luasan area yang sama, jumlah individu yang mati pertahun pada populasi dengan kepadatan 100 individu/(km pangkat 2) sama dengan pada populasi sepadat 200 individu/(km pangkat 2).

31 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

31.  

Pada kepadatan rendah, laju pertumbuhan populasi bernilai negatif.

32 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

32.  

Laju kelahiran merupakan density-dependent factor sedangkan laju kematian merupakan density-independent factor.

33 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

33.  

Anak tupai kemungkinan akan selamat bila dilepaskan ke alam.

34 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

34.  

Terdapat hubungan antara tingkat kekerabatan dengan perilaku mencium aroma pada tupai.

35 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

35.  

Perilaku di atas melibatkan social learning.

36 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

36.  

Data di atas menunjukkan adanya proses habituasi.

37 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

37. Monyet makaka melakukan perilaku calling untuk mengorbankan diri agar kawanannya terhindar dari predator dan tetap hidup, adalah contoh ultimate cause.

38 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

38. Burung berkicau pada musim kawin disebabkan adanya respons otak terhadap perubahan panjang waktu siang merupakan contoh proximate cause.

39 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

39. Bayi yang merespons sentuhan di bibirnya dengan membuka mulutnya lebar-lebar termasuk perilaku learned.

40 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

40. Kehilangan kemampuan mencium aroma ikan pada orang-orang yang tinggal di dekat pasar ikan merupakan contoh perilaku innate.

41 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

41.  

Radiasi adaptif gajah teramati pada rentang 60 juta hingga 5,5 juta tahun yang lalu.

42 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

42.  

Berdasarkan prinsip peluruhan isotop radioaktif, genus Mammut memiliki persentase karbon radioaktif yang lebih tinggi dibandingkan Barytherium.

43 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

43.  

Fosil genus Deinotherium kemungkinan ditemukan pada lapisan sedimen yang lebih bawah dibandingkan dengan Platybelodon.

44 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

44.  

Prediksi jalur filogeni dan evolusi menggunakan karakter molekuler hanya mungkin dilakukan untuk 3 spesies gajah paling muda.

45 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

45.  

Tidak ditemukan adanya fiksasi alel pada populasi di atas.

46 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

46.  

Tipe seleksi alam yang dominan terjadi pada populasi di atas adalah disruptif.

47 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

47.  

Tekanan genetic drift terlihat lebih kuat mempengaruhi populasi dibandingkan seleksi alam.

48 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

48.  

Populasi kecoa di atas cenderung melakukan perkawinan acak.

49 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

49. Diketahui munculnya ekor pada kucing diatur oleh gen Q. Alel dominan Q menghasilkan kucing berekor, sedangkan alel resesif q menghasilkan kucing tanpa ekor. Rakha memiliki peternakan kucing dengan jumlah 500 ekor dengan 64% di antaranya memiliki ekor. Saingan bisnis Rakha bernama Wildan, memiliki 1500 ekor kucing. Sebanyak 735 ekor kucing milik Wildan tidak memilki ekor. Diketahui populasi kucing mereka berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg.

Jika populasi gabungan (induk) pada soal poin C kemudian dikawinkan secara acak dan
menghasilkan banyak keturunan, maka frekuensi alel Q dan q keturunannya akan sama
dengan frekuensi alel induk.

50 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

50. Diketahui munculnya ekor pada kucing diatur oleh gen Q. Alel dominan Q menghasilkan kucing berekor, sedangkan alel resesif q menghasilkan kucing tanpa ekor. Rakha memiliki peternakan kucing dengan jumlah 500 ekor dengan 64% di antaranya memiliki ekor. Saingan bisnis Rakha bernama Wildan, memiliki 1500 ekor kucing. Sebanyak 735 ekor kucing milik Wildan tidak memilki ekor. Diketahui populasi kucing mereka berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg.

Suatu ketika Rakha dan Wildan berdamai dan menggabungkan populasi kucing mereka.
Frekuensi alel Q gabungan adalah sebesar 0,35

51 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

51. Diketahui munculnya ekor pada kucing diatur oleh gen Q. Alel dominan Q menghasilkan kucing berekor, sedangkan alel resesif q menghasilkan kucing tanpa ekor. Rakha memiliki peternakan kucing dengan jumlah 500 ekor dengan 64% di antaranya memiliki ekor. Saingan bisnis Rakha bernama Wildan, memiliki 1500 ekor kucing. Sebanyak 735 ekor kucing milik Wildan tidak memilki ekor. Diketahui populasi kucing mereka berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg.

Anda mengawinkan 1 kucing jantan berekor dari Rakha dan kucing betina tidak berekor dari Wildan. Kemungkinan dihasilkan anak kucing tidak berekor adalah kurang dari 1/4.

52 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

52. Diketahui munculnya ekor pada kucing diatur oleh gen Q. Alel dominan Q menghasilkan kucing berekor, sedangkan alel resesif q menghasilkan kucing tanpa ekor. Rakha memiliki peternakan kucing dengan jumlah 500 ekor dengan 64% di antaranya memiliki ekor. Saingan bisnis Rakha bernama Wildan, memiliki 1500 ekor kucing. Sebanyak 735 ekor kucing milik Wildan tidak memilki ekor. Diketahui populasi kucing mereka berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg.

Frekuensi alel q pada populasi kucing Wildan dua kali lipat dibandingkan milik Rakha.

53 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

53.  

Campuran kultur cair mutan I dan II dapat diseleksi dengan menambahkan senyawa Alfa pada medium minimal tempat mereka ditumbuhkan.

54 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

54.  

Mutan III mengalami mutasi pada gen paling upstream dari jalur metabolisme di atas relatif terhadap mutan yang lain.

55 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

55.  

Mutan II mengakumulasi senyawa Gama apabila hanya diberikan media minimal.

56 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

56.  

Mutan I mengalami mutasi pada gen Q.

57 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

57.  

Gen malE, malF, dan malG masing-masing memiliki kodon start dan stop sendiri.

58 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

58.  

Terminator transkripsi dari sistem operon di atas hanya ada 1 buah yaitu di bagian downstream dari gen malG.

59 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

59.  

Protein M bertindak sebagai represor.

60 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

60.  

Maltosa berperan sebagai korepresor pada operon di atas.

61 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

61.  

Individu bertanda V belum diketahui fenotipnya, kemungkinan ia ternyata menderita Puyeng adalah kurang dari 5%.

62 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

62.  

Apabila Anda bertemu dengan seseorang berfenotip normal dari populasi di atas, kemungkinan orang tersebut sebenarnya bergenotip heterozigot adalah 1/3.

63 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

63.  

Kemungkinan individu T bergenotip Z1Z1 adalah 1/4

64 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

64.  

Apabila populasi berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg. Penyakit Puyeng bersifat autosomal resesif.

65 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

65.

Jika ternyata kedua gen berada dalam kromosom yang sama dan memiliki frekuensi pindah silang sebesar 14%.

2 individu mata coklat ekor panjang dari F2 disilangkan. Kemungkinan terjadi fertilisasi antara gamet AB dan ab adalah lebih dari 25%.

66 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

66.  

Paijo menyilangkan individu F2 mata coklat ekor panjang dengan mata hitam ekor pendek. Kemungkinan dihasilkan anakan mata hitam ekor panjang adalah 43%.

67 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

67.  

Jika ternyata kedua gen berada dalam kromosom yang sama dan memiliki frekuensi pindah silang sebesar 14%.

Pada persilangan F1 dengan individu mata hitam ekor pendek, kemungkinan terjadinya fertilisasi gamet Ab x ab tidak sama dengan kemungkinan fertilisasi gamet aB x ab.

68 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

68.

Jika ternyata kedua gen berada dalam kromosom yang sama dan memiliki frekuensi pindah silang sebesar 14%. 14% dari individu F2 memiliki fenotip mata coklat ekor panjang.

69 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

69.  

Terdapat kemungkinan individu D, E, dan F adalah saudara kandung.

70 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

70.  

Individu B dan C tidak mungkin merupakan saudara kandung.

71 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

71.  

Individu dengan genotipe A tidak berpeluang memiliki hubungan ibu-anak terhadap F.

72 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

72.  

Gen X memiliki minimal 9 buah alel, yang semuanya berasal dari persitiwa insersi atau delesi.

73 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

73.  

Persilangan dua individu berbunga merah tidak mungkin menghasilkan anakan berbunga kuning atau biru.

74 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

74.  

Jika individu-individu bunga kuning biji kecil disilangkan sesamanya, maka biji yang dihasilkan anakannya akan memiliki perbandingan besar : kecil : tanpa biji sebesar 1:2:1.

75 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

75.  

Terdapat efek inhibisi pada proses pengaturan warna bunga.

76 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

76.  

Jumlah gen minimal pengatur fenotip biji sama dengan jumlah gen pengatur warna bunga.

77 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

77.  

Peluang tidak terjadi nondisjunction sama sekali pada satu rangkaian pembelahan meiosis
adalah sebesar pangkat 3 dari pembagian 99 dengan 100

78 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

78.  

Peluang dihasilkan gamet yang memiliki 4 salinan gen adalah sebesar 1/10.000.

79 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

79.  

Populasi gamet bergenotipe A memiliki proporsi yang sama dengan gamet bergenotipe B.

80 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

80.  

Tumbuhan Wadigidaw di atas dapat menghasilkan gamet bergenotipe QQ jika mengalami nondisjunction pada meiosis I.

81 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

81.  

Sel epitel dan tulang di atas berasal dari lapisan embrionik yang berbeda.

82 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

82.  

Potensial aksi membawa stimulus menuju ke sumsum tulang belakang.

83 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

83.  

Olfactory receptor cell termasuk neuron bipolar.

84 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

84.  

Organ sensorik di atas khusus mengenali stimulus kimia.

85 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

85.  

Hormon IV memciu kontraksi uterus selama proses melahirkan.

86 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

86.  

Hormon III dikontrol oleh sekresi gonadotropin

87 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

87. Hormon II dihasilkan oleh pituitari anterior.

88 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

88.  

Hormon I umum digunakan untuk mendeteksi kehamilan lewat tes urine.

89 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

89.  

Pada pelari maraton, otot tibialis anterior lebih berkembang dibandingkan otot soleus.

90 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

90.  

Urutan serabut otot berdasarkan kandungan myoglobin adalah serabut ungu terang > ungu > ungu gelap.

91 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

91.  

Serabut otot dengan kandungan glikogen yang paling tinggi adalah serabut otot yang
berwarna ungu terang.

92 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

92.  

Serabut otot yang berwarna ungu gelap merupakan serabut otot tipe II B.

93 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

93.  

Pemberian cytochalasin B meningkatkan difusi timidin dan uridin ke dalam sel.

94 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

94.  

Pemberian cytochalasin B menghambat anafase pembelahan sel embrio.

95 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

95.  

Tahap awal cleavage tidak memerlukan ekspresi gen baru dari embrio.

96 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

96.  

Fase pembelahan (cleavage) memiliki durasi siklus sel yang lebih panjang dibandingkan fase blastula ataupun setelahnya.

97 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

97. Baik shunt perfusion maupun dead space ventilation akan menggeser kurva disosiasi oksigen di hemoglobin ke arah kanan.

98 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

98.  

COVID-19 menyebabkan infeksi pada bronkiolus dan penumpukan cairan di alveolus. Hal ini merupakan contoh dead space ventilation.

99 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

99.  

Emfisema merupakan penyakit yang menyebabkan alveolus membesar dan tidak bisa mengembang-kempis secara elastis. Hal ini merupakan salah satu contoh shunt perfusion.

100 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

100.  

Dewo suatu ketika terengah-engah setelah dikejar kecoa. Proses terengah-engah tersebut adalah mekanisme untuk meningkatkan perfusi.

101 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

101.  

Urutan kerapatan saluran ion Na+ dan K+ per satuan luas membran dari yang paling tinggi adalah neuron A > B > C.

102 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

102.  

Dalam keadaan istirahat, gradien elektrokimia antara sitosol dan luar sel dengan nilai paling rendah dimiliki oleh neuron C.

103 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

103.  

Stimulus dari neuron B yang diberikan pada membran pos sinaptik bernilai paling kuat dibandingkan dua neuron lain.

104 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

104.  

Akson neuron A paling mungkin memiliki selubung myelin dibandingkan dua neuron lain.

105 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

105.  

Hormon adrenalin dapat menggeser titik C dan D pada kurva di atas ke arah kiri.

106 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

106.  

Titik D menunjukkan dimulainya pengisian atrium.

107 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

107.  

Kontraksi ventrikel dimulai dari titik B dan berakhir pada titik C.

108 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

108.  

Katup semilunar terbuka tertutup pada titik A.

109 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

109.  

Mamalia dengan urin pekat memiliki rasio korteks/medula ginjal yang lebih kecil dari mamalia dengan urin encer.

110 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

110.  

Mamalia dengan urin yang lebih pekat memiliki kepadatan mitokondria di segmen menurun loop of henle yang lebih tinggi daripada mamalia dengan urin yang lebih encer.

111 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

111.  

Mamalia dengan urin yang encer memiliki kepadatan mitokondria yang lebih tinggi di tubulus proksimal daripada mamalia dengan urin pekat.

112 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

112.  

Mamalia dengan urin yang lebih pekat memiliki jumlah nefron yang lebih banyak
dibandingkan mamalia dengan urin yang lebih encer.

113 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

113.  

Di antara beberapa sel darah putih di bawah (1-6), yang jumlahnya meningkat pada pasien Y adalah nomor 1

114 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

114.  

Epinefrin dapat diberikan kepada pasien X untuk mencegah syok sirkulasi.

115 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

115.  

Antihistamin dapat diberikan kepada pasien Y untuk mengurangi respon hipersensitivitas
yang terjadi.

116 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

116.  

Pasien X kemungkinan besar mengalami infeksi bakteri.

117 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

117.  

Feses hewan A paling sedikit mengandung karbohidrat dibandingkan hewan B maupun C.

118 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

118.  

Hewan C tidak mungkin berada di tingkatan trofik II.

119 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

119.  

Sistem pencernaan hewan B lebih terspesialisasi untuk mencerna protein dibandingkan A.

120 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

120.  

Hewan A dan B merupakan karnivora.

121 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

121.  

Peningkatan laju transfer panas lewat evaporasi.

122 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

122.  

Penurunan produksi urine

123 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

123.

Terjadi perubahan aliran darah di organ dalam dari kondisi A ke B

124 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

124.  

Biawak tersebut apabila ia keluar dari air dan berjemur di daratan!

→Peningkatan laju metabolisme.

125 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

125.  

Bagian 4 tersusun oleh jaringan B.

126 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

126.  

Bagian 3 tersusun dari jaringan C.

127 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

127.  

Selama bernafas, udara masuk ke paru-paru melalui saluran 2.

128 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

128.  

Jaringan yang melapisi saluran 1 adalah A.

129 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

129.  

Semua perlakuan cekaman menghambat pemanjangan akar lateral.

130 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

130.

Penampakan anatomi akar perlakuan D kemungkinan akan terlihat seperti gambar di atas.

131 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

131.  

Tingginya salinitas menurunkan aktivitas zona pembelahan akar tetapi tidak mempengaruhi zona pemanjangan.

132 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

132.  

Tumbuhan X adalah monokotil.

133 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

133.  

Jika gejala defisiensi kalium terjadi pada daun-daun tua, maka kalium termasuk dalam unsur/elemen immobile.

134 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

134.  

Defisiensi fosfor dapat menghambat terbentuknya pigmen antosianin.

135 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

135.  

Gejala defisiensi dari ketiga nutrien di atas sama-sama menyebabkan penurunan kadar klorofil daun.

136 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

136.  

Nitrogen, fosfor, dan kalium adalah contoh makronutrien.

137 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

137.  

Jika parameter di sumbu X (mendatar) diubah menjadi tekanan parsial CO2 pada intensitas cahaya yang konstan (abaikan anatomi daunnya), dapat dikatakan padi memiliki afinitas terhadap CO2 yang lebih tinggi dibandingkan gulma X.

138 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

138.  

Padi memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk memenangkan kompetisi terhadap gulma X pada intensitas cahaya yang tinggi.

139 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

139.  

Gulma X cenderung bersifat hidrofit.

140 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

140.  

Padi dan gulma X memiliki tipe jalur fotosintesis yang sama.

141 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

141.  

Data-data di atas mengonfirmasi bahwa transpirasi merupakan faktor utama naiknya air dari akar ke daun.

142 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

142.  

Masuknya air dari tanah ke xylem akar merupakan transport aktif.

143 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

143.  

Nilai potensial osmotik cairan yang diangkut kurang lebih sebesar 0,3 MPa.

144 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

144.  

Kohesi dan adhesi air pada kolom pembuluh xylem bertanggung jawab untuk mencegah adanya embolisme.

145 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

145.  

Gambar B menunjukkan adanya meristem lateral dan pertumbuhan sekunder.

146 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

146.  

Jaringan yang ditunjuk oleh panah putih merupakan salah satu penanda bahwa sayatan ini memang berasal dari modifikasi batang.

147 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

147.  

Bagian atas dan bawah kladodium memiliki jenis stomata yang sama.

148 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

148.  

Tumbuhan genus Ruscus bersifat xerofit.

149 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

149.  

Strukur III dan IV berasal dari ovulum.

150 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

150.  

Ovarium berkembang menjadi struktur II dan V pada buah X dan Y berturut-turut.

151 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

151.  

Struktur I dan VI merupakan sisa-sisa periantium

152 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

152.  

X adalah buah semu, sedangkan Y buah sejati.

153 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

153.  

Perkecambahan Y terjadi karena tumbuhnya epikotil

154 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

154.  

Biji pada perkecambahan X umumnya tidak memiliki endosperma.

155 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

155.  

Perkecambahan X menghasilkan akar tunggang, sedangkan Y menghasilkan akar serabut.

156 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

156.  

Tipe perkecambahan X dan Y berturut-turut umum dimiliki oleh dikotil dan monokotil.

156.  

157 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

157.  

Aktivitas perisikel tumbuhan wildtype cenderung lebih rendah dibandingkan mutan.

158 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

158.  

Keberadaan sitokinin memicu perkembangan akar.

159 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

159.  

Tumbuhan AtCKX2 tidak dapat melakukan perkembangbiakan seksual.

160 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

160.  

Mutasi CKX1 menghambat pertumbuhan pucuk, tetapi dapat memperpanjang usia tembakau.

161 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

161.  

Hasil percobaan di atas belum dapat menyimpulkan berapa jumlah minimal gen yang diperlukan untuk memicu proliferasi sel.

162 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

162.  

Terdapat sebuah gen yang justru menghambat proliferasi sel.

163 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

163.  

MSC akan tumbuh jika gen 7 dan 9 diekspresikan bersama dan 10 gen lainnya di-knock-out.

164 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

164.  

Knock-out gen dapat dilakukan dengan meningkatkan ekspresi silencer.

165 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

165. Laktat dan etanol sama-sama bersifat lebih teroksidasi dibandingkan piruvat.

166 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

166.  

Secara keseluruhan, glikolisis merupakan reaksi endergonik

167 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

167.  

Enzim 6 mengkatalisis reaksi redoks.

168 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

168.  

Molekul B dan C merupakan isomer fungsional.

168.  

169 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

169. Perubahan ekspresi gen akibat perlakuan tertentu dapat dideteksi menggunakan Northern, Southern, maupun Western Blotting.

170 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

170.  

Berikut adalah dua macam mekanisme hibridisasi antibodi pada Western Blotting. Mekanisme I kemungkinan lebih sering digunakan dibandingkan mekanisme II karena tingkat kesulitan dan biaya lebih rendah.

171 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

171.  

Metode Bintang

Probe yang terbuat dari DNA maupun RNA dapat digunakan untuk analisis Northern Blotting.

171.  

172 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

172.  

Metode Bintang

Probe yang terbuat dari DNA maupun RNA dapat digunakan untuk analisis Northern Blotting.

173 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

173. Zat yang bekerja dengan menghentikan sintesis protein kemungkinan termasuk ke dalam
kelas bacteriolytic.

174 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

174.  

Colony forming unit per ml (CFU/ml) dari kultur bakteri yang diberi perlakuan agen bacteriocidal dan bacteriolitic sama-sama memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan kultur tanpa agen penghambat.

175 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

175. Dengan jumlah bakteri awal yang sama, kultur yang diberi perlakuan agen bacteriostatic dan bacteriocidal juga akan menghasilkan OD yang sama.

176 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

176. Selama masih utuh, baik sel hidup maupun yang mati sama-sama berkontribusi dalam menentukan nilai OD.

177 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

177.  

Respons seluler yang lebih mungkin dihasilkan dari endorfin di atas adalah berupa perubahan ekspresi gen.

178 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

178.  

Dengan ukurannya yang lebih kecil, morfin kemungkinan lebih mudah didegradasi tubuh dibandingkan endorfin sehingga pada pecandu narkotika dibutuhkan dosis yang semakin lama semakin tinggi.

179 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

179.  

Mekanisme kerja morfin identik dengan inhibitor kompetitif.

180 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

180.  

Endorfin dan morfin kemungkinan bersifat hidrofilik.

181 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

181.  

Fase siklus sel G1 dan G2 pada Gambar II kemungkinan memiliki durasi yang sangat singkat atau tidak ada sama sekali.

182 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

182.  

Replikasi DNA harus terjadi sebelum pembelahan sel pada Gambar I dilangsungkan.

183 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

183.  

Pembelahan sel pada Gambar I memungkinkan terjadinya peristiwa pindah silang.

184 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

184.  

Gambar I merupakan jenis pembelahan sel yang terjadi pada Gambar II.

185 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

185.  

Sintesis DNA pada bagian IV berjalan dari kiri ke kanan.

186 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

186.  

Bagian III menunjukkan letak primer.

187 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

187.  

Bagian II adalah tempat dimana hasil replikasi memendek.

188 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

188.  

Bagian I merupakan ujung 3’ dari DNA template.

189 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

189.  

CH4 dapat dihasilkan tanpa dibarengi dengan produksi ATP.

190 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

190.  

TCS bekerja dengan membuat membran permeabel terhadap ion sedangkan DCCD menghambat kerja ATP sintase.

191 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

191.  

Hilangnya gradien elektrokimia H+ meningkatkan produksi CH4.

192 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

192.  

Metanol mengalami oksidasi pada proses di atas.

193 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

193.  

Proses yang terjadi antara reaksi akrosomal dan kortikal kemungkinan memerlukan peransecond messenger.

194 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

194.  

Reaksi akrosomal (2) dan kortikal (4) sama-sama diinisiasi oleh peristiwa eksositosis.

195 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

195.  

Peran sentrosom diperlukan untuk memanjangkan apeks sperma (acrosomal process).

196 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

196.  

Pergerakan ekor sperma disebabkan karena putaran protein-protein di basal body.

197 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

197.  

Kolesterol lebih cocok dimiliki organisme yang hidup di tempat dengan suhu berfluktuasi
dibandingkan dengan yang hidup di suhu yang relatif stabil.

198 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

198.  

Kolesterol menyebabkan membran lebih padat di suhu rendah sehingga mengurangi peluang sel mati karena lisis.

199 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

199.  

Pada suhu tinggi, kolesterol menyebabkan membran lebih permeabel terhadap zat terlarut
dibandingkan tanpa kolesterol.

200 / 200

Category: OSN-K BIOLOGI

200.  

Interaksi paling dominan antara molekul kolesterol terhadap fosfolipid adalah van Der Waals.

Exit

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *